Pemerintah Siapkan Marketplace Khusus Industri Pariwisata

Kementerian Pariwisata berencana untuk mendirikan marketplace pariwisata dengan nama Travel Exchange Indonesia (TXI). Inisiasi ini merupakan upaya dorongan dari pemerintah dalam mengadopsi sistem pemasaran ke digital seiring dengan geliat perkembangan era digital.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata, menjelaskan bursa perdagangan pariwisata tersebut nantinya akan menjadi pertemuan antara online travel agent (OTA) dengan calon pelancong. Produk yang akan dijual bervariasi, mulai dari tiket pesawat domestik maupun internasional, hotel, restoran, transportasi untuk taksi, penyewaan kendaraan, atraksi, pertunjukan, hingga paket wisata.

Semangat pemerintah dalam membentuk platform ini adalah untuk menyokong pelaku usaha pariwisata yang masih berskala UKM, sehingga sulit bersaing dengan OTA skala besar. “Bulan Oktober akan selesai dan segera kita setup. Travel agent konvensional akan kita ‘paksa’ ikut, nanti mereka akan kami ajari,” ujar Arief.

Menurutnya, pelaku usaha yang tidak menerapkan digital marketing tourism akan cenderung lebih sulit bersaing, lambat laun akan ditinggalkan konsumen. Pasalnya, saat ini pelancong sudah lebih sering mencari, memesan, dan membeli paket perjalanan secara online tanpa perlu datang ke travel agent konvensional.

Kementerian mencatat sudah menggandeng sejumlah perusahaan di bidang pencarian seperti Google, Baidu, dan Tripadvisor, maupun dengan perusahaan pemesanan seperti Traveloka, Alitrip, C-Trip, dan lainnya. Menurut Arief, dari segi biaya promosi di digital empat kali lipat lebih efektif dan efisien.

Arief berharap kerja sama ini sekaligus dapat membantu mempromosikan Wonderful Indonesia secara global. Jadi, pelancong yang masuk ke situs tersebut akan dihubungkan dengan TXI agar dapat melakukan transaksi dengan travel agent nasional.

“Nanti yang akan lakukan selling adalah para pelaku travel agent. Pemerintah menyediakan promosi lewat Tripadvisor, jadinya materi yang mau dipromosikan dapat ditaruh ke dalam platform itu.”

Pemerintah menentukan 10 daerah yang menjadi destinasi utama, yaitu Jakarta, Batam dan Kepri, Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat, Makassar, Medan, Lombok, Bandung, Banyuwangi, Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), dan Pulau Bali.

Promosi akan digencarkan ke 16 negara yang menjadi pasar wisatawan mancanegara ke tanah air, seperti Singapura, Tiongkok, Malaysia, Australia, Jepang, dan Korea.