aCommerce Umumkan Perolehan Pendanaan yang Dipimpin MDI Ventures

Hari ini (19/7) layanan e-commerce enabler asal Thailand aCommerce mengumumkan telah mendapatkan pendanaan baru yang dipimpin oleh MDI Ventures dengan nilai pendanaan diestimasi mencapai delapan digit dalam dolar Amerika Serikat. Investor sebelumnya, DKSH juga turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini diikuti oleh BlueSky. Dana ini akan digunakan untuk perluasan pasar secara agresif di Singapura, Malaysia, dan Vietnam bersamaan dengan memperkuat posisi di pasar yang sudah beroperasi seperti Thailand, Indonesia, dan Filipina.

Co-Founder dan Grup CEO aCommerce Paul Srivorakul mengatakan, “Bermitra dengan MDI dan Grup Telkom, yang pada dasarnya adalah perpanjangan tangan teknologi pemerintah Indonesia, cocok dengan visi aCommerce untuk memecahkan tantangan e-commerce seperti infrastruktur, logistik, dan sistem pembayaran di pasar terbesar dan tercepat di Asia Tenggara.”

Managing Partner MDI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, “Melalui investasi strategis kami di e-commerce enabler terkemuka Asia Tenggara, kami melihat peluang untuk menawarkan layanan digital dan perdagangan baru di seluruh ekosistem Telkom [dengan] memanfaatkan lebih dari 150 juta pelanggan [yang dimiliki Telkom].”

Di balik kesepakatan investasi

CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro mengungkapkan bahwa kesepakatan investasi ini berlangsung dengan cepat. Pertemuan antara MDI Ventures dan aCommerce yang berujung pada kesepakatan investasi ini diawali dari acara aCommerce yang digelar pada Januari 2016. Dari sana, setelah saling mengenal satu sama lain lebih jauh, kesepakatan pun berhasil dicapai.

Hadi mengatakan, “Dari sisi Telkom sendiri tentu ingin mencari diversifikasi model bisnis [dan] investasi ini fokus awalnya adalah logistik. Tapi ini akan berkembang. Dari sisi aCommerce sendiri, kami melihat Telkom punya infrastruktur yang cukup baik di seluruh Indonesia. Sebagai perpanjangan pemerintah di dunia telekomunikasi, tentu ini menjadi suatu peluang juga bagi aCommerce sendiri untuk membangun eksistensi model bisnis aCommerce dengan network infrastructure yang mereka miliki.”

Sementara itu Senior Associate MDI Ventures Kenneth Li menjelaskan, ”Alasan yang kami lihat [untuk berivestasi] adalah bahwa e-commerce belum melihat tanda-tanda melambat di Indonesia dan bagian dari pertumbuhan ini melibatkan infrastruktur yang mendukung bisnis e-commerce. Cina memiliki sekitar 9% penetrasi e-commerce, tetapi di Indonesia hanya sekitar 1%. Kami percaya bahwa semua infrastruktur pendukung pertumbuhan harus dibangun juga [logistik, pembayaran, dan lainnya].”

“Kami sudah memiliki marketplace [Blanja] yang merupakan perusahaan patungan dengan eBay yang berarti langkah logis selanjutnya adalah berinvestasi di pemain dan untuk mendukung e-commerce Indonesia. Telkom pemain di bidang infrastruktur dan kami fokus pada pembangunan mendukung ekosistem. Dalam hal kemitraan strategis, kami ingin bekerja sama erat dengan aCommerce untuk memperkuat logistik B2C dengan memanfaatkan properti Telkom yang ada dan infrastruktur logistik sekaligus juga mereplikasi model C2C mereka di Indonesia,” lanjutnya.

Rencana ke depan aCommerce Indonesia terkait pendanaan

Dana segar yang baru diterima aCommerce ini menurut Hadi juga akan berdampak pada rencana perluasan wilayah mereka di Indonesia. Di samping itu, Hadi juga mengungkap bahwa mereka akan menambah talenta-talenta baru seiring dengan perluasan wilayah yang dilakukan. Sebagai informasi, belum lama ini aCommerce Indonesia telah membuka fulfillment center baru di Cawang dan berencana untuk memperluas sayap ke 15 kota besar di Indonesia.

Di sisi lain, potensi untuk bersinergi dengan ILCS (Integrasi Logistik Cipta Solusi) juga telah didiskusikan. ILCS sendiri merupakan anak perusahaan Telkom yang bergerak di sektor logistik dan berdiri sejak tahun 2012 silam.

Kenneth mengatakan, “Untuk ILCS, apa yang kami lihat adalah bahwa aCommerce akan menjadi infrastruktur pendukung e-logistik perdagangan lintas batas. Kami berpikir bahwa dalam waktu dekat ini perdagangan lintas batas tidak akan terelakan karena ILCS bekerja sama dengan otoritas pelabuhan dan klien perusahaan besar kami yang lain.”

“Kami juga ingin mengintegrasikan sistem aCommerce dengan semua yang kami tawarkan melalui ILCS. Di sisi lain, kami juga bisa memperkuat aCommerce dengan pengetahuan lokal kami yang mendalam tentang distribusi pelabuhan, armada-pelacakan, optimasi rute, penyelesaian pelabuhan, dan lainnya. Kami melihat pasar yang besar yang bisa dimanfaatkan dalam hal e-logistik di B2B dan kami juga ingin menawarkan pilihan perusahaan klien kami untuk melakukan B2C logistik dengan aCommerce,” tandas Kenneth.