Sepanjang Q3 2022, investasi ke startup di Indonesia, berdasarkan data yang diumumkan ke publik, bisa dibilang masih stabil jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya, ada penurunan di sisi jumlah transaksi dan nilai pendanaan.
Kondisi pasar
Tahun 2022 ini bisa dibilang sebagai tahun yang menantang bagi pelaku startup digital. Sejumlah startup harus mengganti strateginya, dengan memfokuskan kekuatan penuh pada sustainabilitas dan arah profitabilitas. Metrik sebelumnya terpaku ke pertumbuhan dan traksi yang setinggi-tingginya. Hal ini karena adanya pergeseran paradigma investasi startup. Investor menjadi “konservatif” dan menginginkan angka-angka yang lebih masuk akal, ketimbang banyak “bermain-main di valuasi”.
Beberapa startup di Indonesia terdampak langsung. Mereka harus mengerem pengeluaran yang berakibat pada pengurangan jumlah pegawai, efisiensi bisnis (dengan mematikan sub-unit yang tidak signifikan traksinya), sampai pilihan pivot. Di sisi lain, ekosistem yang sudah tergolong “tahan banting” membuat perputaran uang di sektor digital ini masih tetap kencang, terlebih untuk pendanaan di tahapan early stage.
Pendanaan startup
Pada Q1 2022, ekosistem startup di Indonesia membukukan 76 transaksi pendanaan. Dari 50 putaran yang disebutkan nilainya, terkumpul $1,22 miliar. Jumlah ini meningkat 2x lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu.
Sementara itu, sepanjang Q2 2022 terdapat 71 transaksi yang membukukan dana lebih dari $1,4 miliar. Jumlahnya tidak sebanyak perolehan Q1 2022, namun di sisi nominal terdapat peningkatan hampir $300 juta.
Di Q3 2022 ini terjadi penurunan di sisi jumlah transaksi dan nominal yang dibukukan. Terdapat 62 transaksi pendanaan dengan nilai yang diumumkan sebesar $983 juta. Jumlah ini sebenarnya tidak berbeda jika dibandingkan dengan Q3 tahun 2021, yakni 68 transaksi bernilai $974 juta.
Dilihat lebih dalam, tren tahapan pendanaan masih relatif sama. Secara jumlah pendanaan awal (pre-seed sampai seri A) mendapati jumlah transaksi paling tinggi.
Lalu jika ditinjau dari jenis bisnis yang mendapatkan pendanaan, trennya juga masih relatif sama. Fintech memimpin perolehan terkait jumlah dan nilai transaksi. Sektor berikutnya yang bisa di-highlight adalah logistik dan agritech. Keduanya mendapati minat yang meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Investor paling aktif
Dari pendanaan di atas, 128 pemodal institusi berkontribusi, selain juga melibatkan puluhan pemodal individu di 12 transaksi pendanaan. Berikut ini daftar pemodal ventura paling aktif selama periode Q3 2022:
Venture Capital | Jumlah Pendanaan |
East Ventures | 15 |
AC Ventures | 9 |
Alpha JWC Ventures | 3 |
Go-Ventures | 3 |
Teja Ventures | 3 |
BRI Ventures | 3 |
Di rentang periode tersebut, East Ventures berinvestasi di berbagai sektor, mulai dari startup wellness, SaaS, web3, beauty-tech, wealthtech, D2C, F&B, hingga beberapa sektor lainnya. Satu hal yang menarik, September lalu East Ventures memimpin pendanaan seri A Gokomodo senilai $26 juta yang memecahkan rekor pendanaan seri A terbesar di startup Indonesia hingga saat ini.