Pemanfaatan Internet di Indonesia Berdasarkan Data APJII Tahun 2014

Internet Menggerakan Berbagai Kebutuhan Masyarakat Indonesia / Shutterstock

Seberapa tahan Anda untuk menahan diri tidak menyentuh perangkat komputasi yang dimiliki untuk mengakses internet? Mungkin akan banyak orang yang menyetujui, jika  saat ini konektivitas internet sudah bergeser, dari yang tadinya masuk ke dalam kebutuhan tersier ke kategori kebutuhan sekunder. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dalam publikasi risetnya yang merangkum lanskap pengguna teknologi di tahun 2014 mengatakan bahwa 84 persen dari responden setiap hari mengakses internet, dan kebanyakan darinya mengakses internet antara 3 hingga 5 jam per hari.

Screen Shot 2015-04-24 at 15.24.55

Menjadi fakta yang menarik bagi sebuah negara berkembang dengan jumlah penduduk melebihi 250 juta orang. Tak mengherankan jika banyak berbagai penyedia layanan teknologi yang memperhitungkan pangsa pasar di Indonesia, sebut saja beberapa media sosial seperti Facebook, Path ataupun perusahaan internet raksasa ala Google. Masih masuk di dalam kategori negara berkembang, tak dipungkiri bahwa persentase tertinggi pengguna teknologi adalah segmentasi konsumen. Mereka menggunakan atau menyewa layanan yang ada untuk memenuhi kebutuhannya.

Didominasi Konsumen, Indonesia Sebagai Penghasil Data Digital

Perhatikan timeline media sosial yang Anda gunakan. Butuh berapa lama informasi yang ada untuk bisa berubah? Apakah 15 menit, 5 menit atau bahkan dalam hitungan detik? Ya, itu adalah salah satu dari fakta melimpahnya data digital yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia setiap harinya. Dan bagi berbagai pihak, data tersebut merupakan komponen berharga yang dapat dikonversi menjadi berbagai hal. Mulai dari analisis pasar, memproyeksi peluang bisnis, hingga untuk menganalisis demografi penduduk secara mendetil. Apakah bisa data yang demikian digunakan untuk kebutuhan tersebut? Jawabannya, sangat mungkin.

Sudah banyak kita dengar tentang konsep big data, data mining, data warehouse dan sebagainya, yang pada intinya memiliki misi untuk mengubah sekumpulan data menjadi sebuah informasi yang lebih penting, atau disebut dengan insight. Mulai banyak pihak yang kini sadar tentang potensi tersebut, hingga banyak yang mulai mengupayakan untuk mengelola melimpahnya data yang dimiliki dan dihasilkan oleh masyarakat Indonesia.

Kesempatan Untuk Bertumbuh

Tingginya penetrasi pengakses internet di Indoneisa menjadi salah satu indikasi transformasi kebiasaan masyarakat di Indoensia. Apakah ini bisa dipandang sebagai sebuah peluang untuk bisa memacu pertumbuhan menuju negara yang lebih maju? Faktanya banyak hal menjadi lebih luas dan lebih efisien dengan pemanfaatan teknologi. Sebut saja sistem komunikasi, yang jelas-jelas sudah membuktikan, bahwa peran serta teknologi meberikan banyak keuntungan dalam hal efisiensi dan efektivitas.

Sektor lain seperti pendidikan juga akan memilki peluang yang besar dengan diinfusnya unsur-unsur teknologi ke dalam aktivitas pendidikan. Pendidikan jarak jauh yang dapat didukung teknologi dapat menjadi salah satu arena siswa untuk berkembang. Dengan teknologi konferensi, kelas jarak jauh dapat dibentuk, siswa dan guru sangat mungkin untuk dapat berkolaborasi dengan civitas akademika dari seluruh penjuru dunia untuk saling berbagi dan bertukar ide.

Di sektor lain, industri pariwisata yang menjadi salah satu penyumbang devisa besar bagi Indonesia. Keberadaan teknologi memungkinkan cara-cara baru untuk memaksimalkan potensi yang ada. Dari sisi persebaran informasi, hingga cara-cara baru yang disuguhkan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan, terutama wisatawan asing yang persentase kunjungannya terus bertumbuh.

Sebagai Medium Pemerataan

Dalam publikasi riset yang sama, APJII mengungkapkan, bahwa pengguna internet di Indonesia di tahun 2014 mencapai 88 juta orang. Jumlah pengguna terbesar masih di area Jawa-Bali, namun yang paling menarik di daerah lain juga berangsur bertumbuh. Sumatera tercatat memiliki 18,5 juta pengguna, Kalimantan 4,2 juta pengguna, Sulawesi 7,3 juta pengguna dan Papua 5,9 juta pengguna.

Screen Shot 2015-04-24 at 15.29.32

Selama ini kita masih terus memikirkan upaya penyelesaian isu pemerataan. Ntah itu terkait dengan persebaran infrastruktur, perhatian pemerintah, persebaran barang/jasa dan sebagainya. Tersebarnya internet ke berbagai penjuru Indonesia memungkinkan mengurangi gap yang ada tersebut. Komunikasi dan kolaborasi yang apik memungkinkan masyarakat di daerah untuk mudah mendapatkan akses untuk senantiasa terhubung dengan kebijakan di pusat.

Terlebih tren persebaran internet tergolong makin mencerdaskan masyarakat. LIhat saja, kini lebih banyak yang berani mengungkapkan pendapatnya, dalam sebuah kritik atuapun opini. Lihat saja keramaian yang terjadi pada pemilu lalu. Keterbukaan informasi dan kemudahan dalam mengaksesnya memberikan kenyamanan bagi masyarakat untuk bersuara lebih lantang.

Kreativitas Yang Terwadahi

Menariknya kini tren tech-startup di Indonesia saat ini juga terlihat bertumbuh signifikan. Beberapa bahkan sudah menunjukkan kepiawaiannya di ranah Internasional. Artinya lambat laun karya lokal akan bertumbuh, tidak saja kuat sebagai konsumen, namun juga mefasilitasi kebutuhan konsumen tersebut sebagai produsen atau pengembang layanan.

Semangat masyarakat Indonesia, terutama pemuda, yang sedang menggelora ini penting untuk diperhatikan oleh pemangku kebijakan. Dlama hal ini pemerintah harus mau memproteksi industri dalam negeri. Dengan memberikan berbagai dukungan dan kemudahan dalam berbagai perijian, dan tidak membebani tuntutan pajak yang terlalu membebani menjadi cara yang cukup efektif bisa dilakukan, di samping dengan terus mengembangkan infrastruktur dan memastikan hadir di berbagai penjuru negeri.

Lalu apa risiko yang ditimbulkan?

Ada keuntungan, dibaliknya seringkali dibarengi dengan sebuah dampak yang kurang menguntungkan. Arus informasi dan data yang begitu besar di internet menjadikan konten yang ada seringkali tidak dapat terfilter. Dan seringkali kita menyadari dampak tersebut saat sudah menelan korban. Terlihat berdampak baru bertindak. Kemudahan persebaran informasi di internet nyata-nyata menggiurkan banyak pihak yang tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksinya. Sebut saja gerakan radikal yang terus menjaring masa melalui medium internet.

Memperkuat tim keamanan cyber adalah jawaban yang paling masuk akal. Indonesia adalah negara yang besar dengan jumlah konsumen internet yang juga terus bertumbuh. Penting untuk selalu menanamkan kepada masyarakat tentang bagaimana menyikapi berbagai hal yang mungkin terjadi sebagai dampak persebaran informasi di internet. Sekolah adalah medium yang paling memungkinkan untuk melakukan edukasi tersebut, dan untuk ini tranformasi kurikulum terkait tata krama yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat saat ini sangat penting untuk kembali diwajibkan di setiap sekolah. Agar generasi yang terus lahir dapat menjadi generasi yang benar-benar tau bagaimana memanfaatkan fasilitas yang ada sebagamana mestinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.