Peran Besar Data Science bagi Industri Penerbangan

Peran Besar Data Science bagi Industri Penerbangan

Data science atau dikenal pula sebagai data-driven science saat ini merupakan hal yang cukup “seksi” dan sedang ramai diperbincangkan, terutama di kalangan pelaku bisnis teknologi. Penggunaan data science memberikan dampak dan manfaat yang sangat besar bagi sebuah perusahaan, terutama dalam upaya melaksanakan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih tepat. Jadi bukan hanya menggunakan intuisi semata, tetapi juga berdasarkan data yang ada.

Big data memang merupakan hal yang menjadi booming sejak adanya internet. Dahulu, kita terbiasa bekerja dengan data yang terstruktur rapi dan dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Namun sejak era dot com dimulai, masyarakat dapat semakin mudah mengakses dan mengirimkan informasi, sehingga jumlah dan ukuran data yang tersedia pun semakin besar.

Sayangnya, data tersebut belum tersusun dan terstruktur secara rapi. Padahal, di dalam kumpulan data sebesar itu terdapat banyak sekali informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi yang mampu menggali, menganalisis, menyusun, dan mengolah data tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Dalam kondisi inilah data science memiliki peran yang besar.

Pemanfaatan data science juga dapat dilakukan oleh banyak perusahaan dengan berbagai bidang. Salah satunya adalah dalam dunia penerbangan atau aviasi. Dengan data analytics, sebuah maskapai dapat meningkatkan kualitas pelayanannya menjadi lebih baik. Selain itu, perusahaan penerbangan saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mengoptimalkan upaya mereka dalam menjaga lingkungan hidup. Salah satu maskapai yang telah memanfaatkan data science untuk kedua hal tersebut adalah Qantas dari Australia.

Kualitas pelayanan dengan aplikasi

Dalam peningkatkan kualitas pelayanan, Qantas telah menggunakan aplikasi canggih bernama FlightPulse. Aplikasi ini digunakan oleh pilot untuk mengetahui data pesawat dan data penerbangan secara lengkap dan akurat. Mulai dari mengakses metrik, tren efisiensi, sampai keamanan terkait operasional penerbangan dapat dilakukan dengan cara yang praktis, hanya lewat iPad. Sehingga pilot dapat menyusun perencanaan dan eksekusi penerbangan yang efisien, aman, dan irit bahan bakar.

Qantas berkolaborasi dengan General Electric (GE) untuk mengembangkan aplikasi FlightPulse sejak akhir tahun 2016 lalu. Aplikasi ini dikembangkan untuk layanan mobile dari platform Predix, yang telah lebih dulu dibuat oleh GE. Aplikasi ini menggunakan data pesawat yang direkam dan dianalisa secara ringkas, sehingga pilot dapat mengakses data digital terkait operasional penerbangan. Kini, aplikasi FlightPulse telah digunakan oleh lebih dari 1.500 pilot Qantas.

Data dan keberlanjutan lingkungan hidup

Kolaborasi antara GE dan Qantas juga dilakukan dalam upaya menjaga lingkungan hidup. GE ikut berperan serta dalam program bernama Qantas Future Planet Partnership sejak tahun 2007. Tujuan program ini adalah mengurangi emisi gas buang dari perjalanan maskapai tersebut, dengan mengembangkan teknologi pesawat hemat bahan bakar dan rendah emisi gas karbon.

Selain lewat proyek lingkungan, kolaborasi antara GE dan Qantas juga menghasilkan GE Required Navigation Performance (RNP) untuk efisiensi bahan bakar dan optimalisasi jalur operasi penerbangan. Seperti halnya FlightPulse, sistem ini juga dikembangkan dari platform Predix milik GE. Predix sendiri merupakan Paas (Platform as a Software) yang diluncurkan GE sebagai Operating System (OS) berbasis cloud untuk implementasi di sektor industri. Predix mampu menghasilkan analisis dan membuat operasional industri menjadi lebih efisien.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh General Electric.