Cara bekerja konvensional dengan datang jam 9 pagi dan pulang jam 5 sore, perlahan-lahan mulai bergeser sejak kehadiran konsep baru bekerja remote dari rumah. Bekerja remote lambat laun menjadi suatu gaya hidup baru yang dinilai lebih fleksibel, tidak membuat seseorang jadi begitu terikat dengan kehadirannya di kantor.
Faktor pendukung lainnya, kehadiran generasi muda yang mulai merambah ke dunia kerja, menuntut perubahan gaya kerja yang harus disesuaikan dengan gaya mereka.
Kendati demikianĀ ada beberapa tantangan yang pasti dihadapi ketika suatu perusahaan memutuskan untuk memperbolehkan karyawannya untuk bekerja remote. Mulai dari penyesuaian ritme kerja yang harus selesai online, komunikasi yang harus selalu terjaga, mengadakan rapat secara rutin.
Dalam tulisan ini akan dibahas pertimbangan seperti apa yang perlu Anda pikirkan ketika ingin merekrut pekerja remote. Berikut rangkumannya:
Bekerja remote itu dapat membuat pekerja jadi lebih bahagia
Apabila Anda menemukan pekerja remote yang bertalenta tinggi namun berlokasi jauh dari kantor, sebaiknya perkerjakan mereka daripada memperkerjakan talenta lokal yang kurang sesuai dengan semangat perusahaan. Sebab hal ini akan berdampak pada tingkat kebahagiaan karyawan itu sendiri.
Bila mereka bahagia dengan kebebasan yang diberikan perusahaan, akan berdampak pada kinerja yang produktif, mereka lebih rela bekerja lebih lama. Mungkin kondisi yang berbeda akan ditemukan bila pekerja dipaksa bekerja di kantor dan terus diawasi oleh rekan kerjanya.
Bekerja remote pun akan menguntungkan perusahaan karena mereka tidak perlu memperluas area kantor. Sehingga, dapat menekan seluruh biaya pengeluaran.
Akan tetapi perhatikan komunikasinya
Telecommuting yang dilakukan dengan tepat akan menghasilkan proses bisnis yang lebih baik dan efisien. Bila pekerja sesekali absen dalam rapat tim, bisa menyebabkan telecommuting jadi bermasalah.
Masalah terbesar dari telecommuting adalah komunikasi. Teknologi seperti internet dan Skype telah membuat komunikasi jadi lebih mudah, tapi pertemuan tatap muka langsung adalah sarana komunikasi yang paling efektif.
Masalah komunikasi akan terjadi ketika Anda memiliki pekerja dengan zona waktu yang berbeda. Hal ini akan membuat proses komunikasi jadi terhambat. Namun, hal terbesar yang kemungkinan bakal terjadi dari komunikasi adalah tidak membangun ikatan emosional dibandingkan bertemu tatap muka.
Sebab, umumnya pekerja remote bakal jarang sekali bertemu dengan rekan tim lainnya membicarakan hal lain di luar pekerjaan. Mereka tidak bisa bertukar pikiran, bercerita tentang pengalaman pribadi dengan satu sama lainnya.
Masalah lainnya yang kemungkinan terjadi dari telecommuting adalah pekerja remote terkadang terlupakan tentang manajemen perusahaan, misalnya terkait promosi jabatan bila mereka tidak ada di kantor.
Pada akhirnya, merekrut pekerja remote itu sangat penting
Telecommuting umumnya sangat bermanfaat bagi karyawan, tapi membutuhkan manajemen komunikasi yang serius dan tekun agar hasilnya terasa bagi kinerja perusahaan. Anda selaku pemimpin harus memastikan bahwa karyawan tidak terisolasi oleh teknologi dan tidak diasingkan, buat mereka merasa bagian dari perusahaan bukan tentara bayaran belaka.
Untuk mengelola pekerja remote, Anda harus melakukan banyak pendekatan untuk membangun persahabatan, dengan rajin berkomunikasi baik dalam topik pekerjaan ataupun soal pribadi. Lalu ajak mereka sesekali mengunjungi kantor, untuk mengetahui bagaimana suasananya dan beri aspirasi tentang karier mereka pada masa mendatang.
Telecommuting memaksa Anda untuk benar-benar mengelola tim dan melacak kinerja pekerja remote, sambil memastikan mereka tetap merasa bagian dari tim kerja. Meski telecomutting terlihat sangat berat dan menantang, namun Anda harus percaya manfaat yang diberikan sangatlah banyak. Jika Anda belum menerapkan telecommuting, mulailah segera.