PicMix, startup Indonesia yang bergerak sebagai platform content discovery dan social commerce hari ini mengumumkan perolehan pendanaan Seri A sebesar $3 juta (sekitar mendekati 40 miliar Rupiah) dari dua investor yang berbeda. Yang pertama didapat dari Gobi Partners sebesar $1 juta dan sisanya berasal dari investor strategis yang belum disebutkan namanya.
Dengan pendanaan ini PicMix berencana untuk meningkatkan aplikasi dan pengalaman pengguna dengan berbagai fitur dan kemampuan dan juga ekspansi ke pasar baru di Asia Tenggara. Untuk membantu mengembangkan fitur baru dan untuk memahami kebutuhan dan kebiasaan dari pengguna PicMix juga akan fokus pada pengembangan teknologi machine learning dan big data.
CEO dan Founder PicMix Calvin Kizana kepada DailySocial memastikan bahwa investasi yang diperoleh akan digunakan untuk secara agresif menambah talenta pengembang dan budget pemasaran. Calvin mengakui bahwa selama ini layanannya sudah cukup self-funded dengan monetisasi berbasis kontes dan konten bersponsor. Dengan layanannya merambah sektor e-commerce, pembiayaan operasional secara organik tidak lagi mencukupi untuk bersaing.
PicMix memperoleh pendanaan awal di akhir tahun 2012 dari Erajaya.
Calvin mengungkapkan ada tiga hal utama yang membuat mereka menyambut dengan gembira pendanaan dari Gobi kali ini, yaitu jaringan, pengetahuan dan integrasi dengan portofolio Gobi yang lainnya.
“Sinergi dan integrasi di antara portofolio Gobi adalah aset yang paling berhaga bagi PicMix. Berbagai portofolio dari Gobi startup untuk startup dengan konten seperti BaBe, Qraved akan dipastikan beritergrasi dengan baik dengan PicMix content discovery. Integrasi dengan Camera360 [juga] masih dalam pembahasan untuk memperkaya fitur PicMix,” jelas Calvin.
Didirikan tahun 2012, PicMix sejauh ini mengklaim telah mendapatkan jumlah download lebih dari 100 juta dari semua platform yang disediakan dan juga telah memiliki 27 juga pengguna terdaftar dengan 50% diklaim adalah pengguna aktif. 35% pengguna disebutkan berasal dari Indonesia, diikuti oleh Afrika Selatan, Nigeria, dan Venezuela. Yang menarik, Calvin mengakui pengguna layanannya masih banyak yang menggunakan platform BlackBerry versi lama (10 dan ke sebelumnya). Oleh karena itu PicMix akan terus mempertahankan dukungan bagi sistem operasi tersebut.
Beberapa waktu lalu dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Dailysocial Calvin mengungkapkan bahwa tahun ini PicMix berinovasi dengan fitur social commerce. Untuk mendukung hal itu PicMix telah menggandeng lebih dari 15 e-commerce teratas di Indonesia, termasuk Blibli dan Rakuten (yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi) untuk mengisi item di menu PicMix Mall, sebuah layanan yang mirip dengan LINE Shopping ini ke depan akan ditargetkan untuk pengguna UKM.
Cerita pivot
Berdasarkan perbincangan DailySocial dengan Calvin, satu setengah tahun terakhir ini PicMix telah banyak melakukan perubahan dan bisa dibilang melakukan pivot dari sekedar sebuah aplikasi berbagi foto. Ia mengakui PicMix tidak akan mungkin bisa bertahan jika tidak berkembang seperti saat ini.
Calvin menyebutkan PicMix saat ini telah menambah fitur machine learning untuk memahami dan memberikan rekomendasi berdasarkan perilaku pengguna dan mencoba mengadopsi tren e-commerce di layanan media sosial dengan mengembangkan PicMix Mall, yang mirip dengan LINE Shopping, selama 8 bulan terakhir. Sebagai pilot project, PicMix menggandeng 18 marketplace besar dan dalam jangka panjang ingin menjadi rumah bagi para pedagang online yang bersifat UKM ini.
Hal terpenting dari pivot PicMix adalah menjadi platform content discovery yang tak hanya mengakomodasi konten foto, tetapi juga konten video dan bahkan artikel. Calvin menyebutkan PicMix saat ini sudah memiliki 30 vertikal konten. Konten-konten tersebut ditampilkan sesuai dengan minat dan perilaku pengguna yang dipelajari oleh mesin.