Plug and Play Indonesia akan Menanamkan Investasi kepada Entrepreneur “Sangat Muda”

​Hari ini, akselerator startup teknologi terkemuka Plug and Play Indonesia mengumumkan bahwa pihaknya akan menanamkan investasi kepada wirausahawan ‘sangat muda’ di Nusantara, bahkan perusahaan tersebut juga akan mempertimbangkan mereka yang masih berusia 5 tahun.

Akselerator startup yang berbasis di Silicon Valley tersebut sering menjadi perbincangan karena metode inovatif yang digunakannya dalam menemukan dan membina orang-orang yang berbakat dalam bidang teknologi. Namun, Nayoko Wicaksono, selaku direktur program lokal mengatakan bahwa Plug and Play Indonesia harus menciptakan terobosan terbaru jika pihaknya ingin menghasilkan produk-produk dan entrepreneur yang akan berpengaruh nantinya.

“Jenjang wirausahawan dimulai sejak dini. Rentang usia ini – mulai dari usia sekitar lima tahun – merupakan usia terbaik untuk menyerap pengetahuan serta melakukan pembelajaran,” terang Nayoko.

“Membangun sebuah bisnis akan memberikan pengalaman berharga yang akan membantu mengembangkan kepercayaan diri, keterampilan berorganisasi, manajemen, serta komunikasi. Anak-anak ini dapat dibina sedini mungkin untuk menjadi entrepreneur ulung di masa depan. Lagipula, kami merupakan investor yang menawarkan investasi jangka panjang yang melihat prospek hingga 30 tahun ke depan.”

Nayoko juga mengatakan bahwa misi Plug and Play di Jakarta tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan. ”Kami sangat passionate untuk membina entrepreneur terbaik 30 tahun lebih cepat daripada kompetitor. Kami ingin wirausahawan muda bisa mengejar impian mereka. Ketika Anda memiliki passion untuk melakukan sesuatu, kami percaya bahwa Anda sudah menempuh setengah jalan menuju kesuksesan.”

Di samping menanamkan investasi di startup yang dikelola anak-anak, Plug and Play Indonesia juga menawarkan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengenai investasi. “Kami juga memiliki koneksi dengan beberapa investor muda sukses berumur 10-15 tahun, yang menanamkan modal bersama dengan orang tua mereka yang kaya untuk membantu sesama entrepreneur,” tambah Nayoko.

Ketika ditanya apakah konsep ini akan membuahkan hasil di Indonesia, Wicaksono mengatakan:

“Mereka tidak takut gagal. Justru, sebagai pakar teknologi inheren, mereka penuh dengan rasa penasaran. Mereka mengenal teknologi sejak lahir. Fasilitas tempat belajar yang kami sediakan bagi anak-anak tersebut dipenuhi dengan berbagai tools startup dalam bentuk mainan yang akan membantu mengembangkan ketertarikan serta pembangunan usaha mereka. Kami juga memiliki koneksi mentor yang luas yang dapat menjadi guru serta pengasuh yang baik bagi wirausahawan muda tersebut.”