[TEAM PROFILE] Alter Ego: Tim Ambisius yang Haus Akan Prestasi

Nama Alter Ego mungkin sudah cukup lama malang melintang di dunia esports, tetapi sebagian dari Anda bisa jadi belum terlalu kenal dengan organisasi yang satu ini. Kali ini, Hybrid akan mencoba membahas tim yang satu ini. Namun, kita akan membahas Alter Ego dari sisi divisi Dota mereka yang sedang bertanding di ESL Indonesia Championship Season 2.

Sebelum membahasnya lebih lanjut, mari kita lihat sepak terjang divisi Dota Alter Ego di ESL Indonesia Championship Season 2. Jika dibahas secara performa, tim ini adalah salah satu tim papan tengah yang cukup kuat.

Saat ini, mereka menempati posisi ketiga dengan perolehan sebesar 27 poin, dan hanya terpaut 3 poin dari tim peringkat 2, EVOS Esports. Tim ini memiliki performa yang cukup stabil. Hasil-hasil pertandingan dari Alter Ego kerap kali sesuai dengan apa yang diharapkan.

Ketika harus melawan tim-tim papan bawah, mereka hampir selalu berhasil mengamankan poin. Seperti saat melawan The Prime di pekan kelima atau melawan Hans Pro Gaming di pekan keempat.

Performa stabil ini bisa dibilang didapatkan berkat kehadiran salah satu pemain senior di kancah kompetitif Dota, Farand “Koala” Kowara, ke dalam tim. Hal ini juga diakui sendiri oleh Ramzi “Ramz” Bayhaki, midlaner tim Dota Alter Ego.

Menurutnya sosok Koala betul-betul seperti menjadi penengah bagi tim. Peran Koala saat ini sangat membantu kawan-kawan Alter Ego baik dari sisi in-game maupun out-game.

“Dari out-game sendiri Koala banyak bantu ketika team meeting. Jadi sebelum bermain biasanya kita bahas strategi dan segala macam. Terus juga bantu memberi insight kalau lagi bahas replay segala macam. Kalau di luar teknis, Koala juga sering bantu menengahi tim kalau lagi konflik, menyemangati tim kalau lagi kalah. Hal-hal itu betul-betul sangat membantu bagi tim kami untuk berkembang lebih.” ujar Ramzi.

Kendati demikian, bukan berarti Alter Ego sudah puas hanya dengan kehadiran Koala saja. “Buat roster yang sekarang, menurut saya hanya butuh waktu latihan yang cukup buat bersaing dengan tim-tim papan atas Indonesia, kurang lebih sih begitu.” Ramzi melanjutkan

Sumber: Instagram @Alter Ego e-sports
Sumber: Instagram @Alter Ego e-sports

Dota 2 sendiri yang bisa dibilang menjadi akar bagi organisasi esports yang satu ini. Menariknya, terbentuknya Alter Ego justru berawal dari ketidaksengajaan. Indra “DRA” Hadiyanto, Co-Founder & COO Alter Ego menceritakan terbentuknya Alter Ego kepada redaksi Hybrid. Awal mula Alter Ego adalah dari tim The Watcher, sebuah tim yang berisikan: Spaceman, Feuru, KelThuzard, Ars, dan Huppey.

Potensi mereka terlihat saat mereka bertanding di salah satu kompetisi dan berhasil menjadi juara. Merasa ada peluang, akhirnya pada roster ini diakuisisi dan mereka maju dengan membawa nama Alter Ego pada Januari 2017.

“Berselang kurang lebih dua bulan, tim ini berhasil menunjukkan potensinya. Dapat peringkat 3 di Acer Predator League 2017 dan juga menjadi runner-up di kualifikasi Indonesia untuk GESC Indonesia Minor 2018.” Indra menceritakan.

Dota 2 menjadi game pertama yang dilirik oleh Alter Ego, karena Dota yang kala itu memang sedang berjaya di ekosistem esports Indonesia. “Apalagi ketika itu kami melihat KelThuzard, SpaceMan dan kawan-kawan yang memang pemain berbakat.” Tambah Indra, memperkuat alasannya mengambil tim Dota 2 sebagai divisi pertama Alter Ego.

Sumber: DRA Official Page
DRA, sosok COO dan CoFounder tim Alter Ego yang juga sempat malang melintang sebagai caster di kancah kompetitif Dota 2. Sumber: DRA Official Page

Mengikuti perkembangan zaman, kini Alter Ego berkembang menjadi organisasi esports multi-divisi. Saat ini, sudah ada total 8 divisi Alter Ego, yaitu: Dota 2, MLBB, Point Blank, Fortnite, PUBG Mobile, Tekken 7, Free Fire, dan Apex Legends.

Indra juga sempat cerita soal tantangan mengelola tim Dota, terutama di masa ini, ketika tren esports Indonesia mulai beralih ke arah mobile games. “Untuk sampai saat ini, yang terberat masihlah dalam membentuk tim solid tanpa harus ganti-ganti roster.” ujar Indra.

Memang, roster shuffle masih jadi momok bagi sebuah organisasi esports. Dalam scene Dota internasional, roster shuffle bahkan sudah dianggap lumrah, terutama setelah gelaran dota Dota 2 The International selesai digelar. Padahal OG sudah mencontohkan perjuangan mempertahankan roster, yang berbuah dua trofi Aegis of Champion. Nyatanya mempertahankan roster tetap menjadi hal yang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Terkait tren Dota sebagai esports yang sudah menurun, Ramzi juga terbilang tak terlalu mendengarkan opini-opini tersebut. “Gue sih nggak terlalu peduli dengan hal itu, karena gue cinta sama game Dota itu sendiri.” Ramzi mengatakan.

Lanjut soal tantangan di kancah kompetitifnya tersendiri, Indra terbilang masih mencari cara yang tepat untuk bisa menumbangkan BOOM.ID di kompetisi lokal. Ramzi juga turut mengakui hal ini, tapi lebih ke arah mencoba melakukan intropeksi terhadap posisi tim Alter Ego itu sendiri apda saat ini. “Menurut gue, hal yang harus dihadapi oleh tim Alter Ego untuk saat ini adalah kenyataan bahwa posisi kami masih jauh buat bersaing sama tim Indonesia lainnya.” Ramzi menjelaskan.

Menariknya, scene Indonesia justru bukan menjadi tujuan bagi Ramzi untuk saat ini. “Gue sih nggak terlalu mikirin harus mengalahkan tim Indonesia tertentu, lebih mikirin gimana bisa compete di scene SEA aja. Jadi kita fokus untuk lebih giat lagi dalam segi latihan. Nanti bertahap, kalau di SEA kita udah bisa compete, lanjut ke tahap berikutnya. Bisa sampai tahap minor atau major gue anggap sebagai bonus atau rejeki aja.”

Sumber: Instagram @alteregoesports
Sumber: Instagram @alteregoesports

Lalu berlanjut membahas tim peserta ESL Indonesia Championship Season 2 ini, Ramzi juga memberikan beberapa pendapatnya. Untuk tim terkuat, tentunya tak lain dan tak bukan adalah BOOM.ID. Menariknya, menurut Ramzi, kehadiran Muhammad “InYourDream” Rizky bukan merupakan hal yang besar bagi tim ini.

“Menurut gue BOOM.ID sebetulnya udah cukup kuat dengan Jhocam dulu ya. Apakah kehadiran IYD akan membuat BOOM.ID jadi lebih kuat atau sama aja? Kita lihat saja nanti deh……hahaha.” ujar Ramzi sembari sedikit bercanda.

Lalu kalau tim yang paling potensial, Ramzi berpendapat bahwa setidaknya ada dua tim, yaitu EVOS dan PG.Barracx. “Kalau PG.Barracx bisa kita lihat mereka bisa lolos ke SEA Games untuk mewakili Indonesia. Sementara untuk EVOS, menurut gue lebih soal pengalaman bermain ya. Apalagi roster mereka saat ini juga jadi cukup kuat dengan kehadiran Carry asal Laos (Jaccky).”

Terakhir, ia juga memberi pendapat terhadap tim yang sebetulnya kuat di atas kertas, namun masih belum bisa menunjukkan performa sesungguhnya. Tim tersebut adalah PG.Orca. Menurutnya, tim tersebut adalah tim yang performanya masih naik-turun sejauh ini. “Menurut gue kurangnya PG.Orca adalah dari sisi carry-nya. Mungkin karena mereka masih muda, jadi ya cukup wajar juga. Tapi mereka nggak perlu banyak khawatir, karena masih punya banyak waktu untuk berkembang menurut gue.”

Untuk saat ini, Alter Ego kembali menyajikan roster yang cukup menjanjikan. Berikut daftar pemain divisi Dota 2 Alter Ego untuk ESL Indonesia Championship Season 2:

Sumber: ESL Official Site
Sumber: ESL Official Site
  • Brizio “Hyde-“ Adiputra
  • Rudy “MyDearest” Lucky (dulu bernama Barbie-Usagi)
  • Farand “Koala” Kowara
  • Michael “KelThuzard” Samsir
  • Ramzi “Ramz” bayhaki

Selain dari Ramzi dan Koala, KelThuzard sendiri juga merupakan salah satu nama yang sudah cukup lama malang melintang di kancah kompetitif Dota. Tetapi bagamana dengan MyDearest dan Hyde-? Mereka sendiri ternyata sudah ada di tim Alter Ego selama satu musim belakangan.

Sebelumnya mereka bermain untuk tim Pandora pada tahun lalu. Ramzi juga membagikan sedikit pendapatnya soal dua pemain ini “Kalau in-game, yang gue suka mereka selalu fokus dan punya mental haus akan kemenangan. Out-game-nya mereka gampang bergaul dan juga anak yang asik sih.”

Terakhir, Indra juga menyampaikan komentarnya seputar ESL Indonesia Championship Season 2. “Harapannya sih event ini jadi sesuatu yang rutin. Karena sebenarnya dari TI 9  kemarin, kita bisa lihat bahwa Dota masih punya penggemarnya tersendiri.

Saat ini Alter Ego masih sedang berjuang di Week 7 gelaran ESL Indonesia Championship Season 2. Dengan poin yang diperoleh, Alter Ego sudah hampir bisa dipastikan lolos ke jenjang berikutnya, yaitu ESL Clash of Nations Bangkok 2019 (25-27 Oktober 2019).

Akankah Alter Ego mencapai tujuannya menjadi tim yang dipandang di tingkat Asia Tenggara? Semoga ajang ESL Clash of Nations bisa menjadi pembuktikan bagi Ramzi, Koala dan kawan-kawan.