Layanan koneksi Internet Smartfren mengalami gangguan di akhir pekan lalu. Menurut rilis resmi yang diinformasikan oleh pihak Smartfren, penyebabnya adalah putusnya kabel bawah laut oleh jangkar kapal minyak antara pulau Bangka dan Batam. Kabel bawah laut ini merupakan rute utama jaringan Internet Smartfren ke Singapura sebelum menuju lingkup global. Di saat yang hampir bersamaan, backup jaringan yang melalui Sumatra, baik jalur timur maupun barat, juga mengalami gangguan.
Dijelaskan bahwa kombinasi putusnya jaringan di daerah Sumatra menyebabkan Smartfren hanya bisa melayani 10% kapasitas normalnya. Layanan telepon, SMS dan BlackBerry tidak terganggu, tapi terjadi penurunan drastis terhadap kualitas layanan data. Smartfren salah satu dari sedikit operator di dunia yang mengimplementasikan teknologi EV-DO Rev B.
Direktur Smartfren, Merza Fachys, menjelaskan, “Saat ini team Smartfren terus berupaya keras untuk mengembalikan kapasitas jaringan, diharapkan adanya tambahan jaringan pihak ketiga dapat memenuhi 50% dari kapasitas dan dapat segera beroperasi hari ini. Begitu juga satu jalur Sumatra yang putus, dapat kembali beroperasi malam ini. Kami meminta maaf atas gangguan layanan yang terjadi. Namun kami senantiasa berkomitmen untuk terus memberikan layanan yang cepat, berkualitas terbaik dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia.”
Di sejumlah negara, gangguan terhadap layanan seperti ini biasanya akan diikuti oleh kompensasi khusus untuk pelanggan. Ini mencegah kemungkinan class action melalui pengadilan yang berpotensi untuk memberikan kerugian lebih besar untuk operator. Bagaimana dengan Indonesia? Sejauh ini belum ada ketentuan yang mengatur soal kompensasi ini, tapi tentunya operator seperti Smartfren yang masih ingin meningkatkan loyalitas pelanggannya bisa memberikan kompensasi menarik untuk mempertahankan konsumennya.