Laba, keuntungan, atau profit mungkin bukan istilah asing yang sering kamu temukan dalam proses keuangan sebuah usaha. Nah, selain istilah laba, keuntungan, atau profit, ternyata ada satu istilah yang memiliki makna hampir sama di antara ketiganya yaitu rasio profitabilitas.
Biasanya istilah rasio profitabilitas digunakan dalam ilmu akuntansi, mungkin bagi kamu yang baru terjun ke dunia keuangan belum terlalu familiar dengan istilah rasio profitabilitas,
Namun, jangan khawatir karena DailySocial akan membagikan ringkasan terkait rasio profitabilitas. Yuk, cari tahu lebih dalam tentang rasio profitabilitas sekarang juga!
Apa itu rasio profitabilitas?
Dikutip dari laman investopedia, rasio profitabilitas adalah ukuran metrik keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah bisnis untuk menghasilkan pendapatan yang relatif terhadap aktivitas dana operasional, neraca aset, ekuitas pemegang saham dari waktu ke waktu menggunakan data dari periode yang ditentukan.
Rasio profitabilitas juga biasanya digunakan oleh analisis keuangan dan investor sebagai bahan evaluasi, karena investor biasanya akan mencari perusahaan yang memiliki rasio tinggi. Sebab dengan tingginya sebuah laba, arus kas, atau pendapatan sebuah perusahaan artinya kinerja keuangannya juga berjalan dengan baik.
Pengertian rasio profitabilitas menurut para ahli
Para ahli atau pakar juga sudah memiliki definisi khusus untuk rasio profitabilitas, di antaranya adalah:
Susan Irawati (2006)
Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.
Agus Sartono (2010)
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Kasmir (2011)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Manfaat rasio profitabilitas
Setelah mengetahui definisi rasio profitabilitas, maka kamu juga wajib tahu apa saja manfaat dan fungsi dari rasio profitabilitas selain sebagai bahan evaluasi untuk investor.
- Sebagai bahan evaluasi perusahaan terkait keuangan dari waktu ke waktu, untuk melihat perkembangan laba perusahaan.
- Digunakan investor sebagai bahan penilaian perusahaan.
- Untuk mengetahui seberapa besar laba atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
- Bisa juga sebagai bentuk pembanding keuangan terutama laporan laba dengan periode sebelumnya.
- Untuk mengetahui berapa jumlah laba bersih setelah dikurangi pajak dan modal.
- Sebagai bahan untuk menilai produktivitas perusahaan melalui pengelolaan dana untuk modal.
- Sebagai pengukur untuk mengetahui laba kotor atas penjualan bersih.
- Mengukur laba bersih yang dihasilkan dari dana total aset dan ekuitas.
- Menjadi tolak ukur dalam penilaian yang akan dilakukan bank terhadap perusahaan.
- Menjadi tolak ukur penilaian bagi trader saham, untuk melihat apakah saham perusahaan kamu layak dibeli atau tidak.
Jenis-jenis rasio profitabilitas dan cara menghitungnya
Rasio profitabilitas memiliki berbagai jenis dan tentunya setiap jenisnya juga memiliki rasio profitabilitas rumus yang berbeda. Berikut jenis-jenis rasio profitabilitas dalam keuangan perusahaan:
1. Rasio Pengembalian Aset
Rasio pengembalian aset atau return on assets ratio adalah rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba yang dihasilkan oleh perusahaan terkait total aset agar efisien. Sebuah perusahaan yang bisa mengelola asetnya dengan baik dapat dilihat dari rasio pengembalian aset.
Rumus rasio pengembalian aset:
ROA = Laba Bersih : Total Aset
Contoh sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp150 juta dengan total aset Rp50 juta. Maka, ROA perusahaan ini adalah:
ROA = 150 juta : 50 juta = 3%
2. Rasio Pengembalian Penjualan
Rasio pengembalian penjualan atau return on sales ratio adalah rasio profitabilitas yang menampilkan laba perusahaan setelah dikurangi upah pekerja, bahan baku, sebelum dikurangi bunga atau pajak.
Rumus rasio pengembalian penjualan atau ROS adalah:
ROS = (Laba sebelum pajak dan bunga : Penjualan) x 100%
Contoh perhitungan ROS adalah sebagai berikut:
PT ABC menghasilkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp200 juta dengan penjualan sebesar Rp2 miliar.
ROS = (Rp200 juta : Rp2 miliar) x 100% = 0,1%
3. Margin laba bersih
Margin laba bersih atau juga net profit margin adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba bersih sebelum dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan. Margin laba bersih juga terkadang disebut sebagai profit margin ratio.
Untuk menghitung net profit margin adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak : Penjualan
Contoh untuk menghitung net profit margin:
Laba bersih setelah pajak adalah Rp750 juta dengan pendapatan penjualan bersih adalah Rp980 juta.
Net profit margin = Rp750 juta : Rp980 juta = 0,76%
4. Margin Laba Kotor
Selain margin laba bersih, margin laba kotor atau gross profit margin juga masuk ke dalam rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba kotor terhadap pendapatan yang telah dihasilkan dari penjualan.
Rumus menghitung margin laba kotor:
Gross profit margin = (Laba kotor : total pendapatan) x 100%
Contoh:
Laba kotor Perusahaan ABC adalah Rp56juta dengan total pendapatan Rp78 juta. Maka gross profit margin perusahaan tersebut adalah:
Gross profit margin = (Rp56 juta : Rp78 juta) x 100% = 71%
5. Rasio Pengembalian Ekuitas
Return on Equity Ratio (ROE) adalah rasio profitabilitas dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba hasil dari investasi pemegang saham yang dibuat dalam bentuk persentase.
Rumus rasio pengembalian ekuitas:
ROE = Laba bersih setelah pajak : Ekuitas pemegang saham
Contoh perhitungan rasio pengembalian ekuitas:
Berdasarkan laporan keuangan Desember 2021, PT ABC memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp700 juta dengan total ekuitas pemegang saham adalah Rp900 juta. Maka rasio pengembalian ekuitasnya sebagai berikut:
ROE = Rp700 juta : Rp900 juta = 77,7%
6. Pengembalian Modal yang Digunakan
Pengembalian modal yang digunakan atau return on capital employed (ROCE) adalah rasio profitabilitas yang berguna untuk menilai keuntungan perusahaan dari modal yang digunakan dalam bentuk persen.
Rumus pengembalian modal yang digunakan ada dua jenis yaitu:
ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga : Modal Kerja
ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga : (Total aset – Kewajiban)
7. Earning Per Share (EPS)
Earning per share adalah jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk melakukan penilaian tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan yang kamu kelola, EPS juga digunakan sebagai indikator keberhasilan sebuah perusahaan.
Rumus EPS adalah sebagai berikut:
EPS = (Laba bersih setelah pajak – Dividen Saham Preferen) : Jumlah saham biasa yang beredar
8. Return on Investment (ROI)
ROI atau return on investment adalah jenis rasio profitabilitas yang penghitungnya dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total dana aktiva. Semakin tinggi ROI sebuah perusahan, maka semakin baik kondisi keuangannya.
Rumus ROI adalah sebagai berikut:
ROI = ((Laba atas investasi – investasi awal) : Investasi) x 100%
Contoh perhitungan ROI, sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp500 juta dan mendapatkan penjualan sebesar 500 unit. Kemudian, dari penjualan tersebut perusahaan itu mendapatkan keuntungan sebesar Rp650 juta. Diketahui juga keuntungan investasi adalah Rp150 juta dan modal investasi awal adalah Rp500 juta.\
ROI = ((Rp650 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 30%
ROI yang diperoleh adalah 30%.
Nah, itu adalah manfaat, jenis, rumus, dan contoh menghitung rasio profitabilitas. Untuk memantau rasio profitabilitas kamu juga bisa menggunakan software akuntansi online.