Menginjak usia 1 tahun, Foody Indonesia mengklaim telah memiliki 500 ribu pengguna aktif, lebih dari 52 ribu data tempat makan serta 15 ribu lebih ulasan restoran. Startup yang berbasis di Vietnam ini sejak awal kehadirannya tahun 2015 silam memang sengaja tidak melancarkan kegiatan promosi yang masif. Hal tersebut dilakukan oleh Foody Indonesia untuk menambah jumlah pengguna, data tempat makan dan ulasan restoran.
“Kami menyadari meskipun sudah satu tahun berada di Indonesia, Foody tidak terlalu banyak menggelar kegiatan promosi, dengan harapan kami bisa membangun tim secara internal, data base dan lainnya,” kata CEO Foody Minh Dang.
Selama ini Foody Indonesia yang berusaha tampil untuk membantu penggguna memanfaatkan fitur ulasan dan informasi tempat makan lengkap di Jabodetabek dan kota-kota lainnya, menjalankan strategi bisnis yang cukup berbeda dengan kompetitor langsungnya, Zomato. Dengan mengedepankan konten video sebagai informasi tempat makan, Foody lebih memilih untuk memanjakan pengguna dengan ragam manfaat seperti reward voucher restoran, diskon hingga promo istimewa di tempat makan.
“Foody ingin menjadi lebih dari sekedar layanan direktori tempat makan, yaitu dengan memberikan point system dan reedem voucher untuk pengguna yang menuliskan ulasan di situs dan aplikasi Foody,” kata Minh.
Dalam kesempatan temu media hari ini, Foody mengumumkan fitur baru yang rencananya akan segera dirilis, yaitu kartu keanggotaan dari Foody Mobile Apps.
Layanan terbaru dan ekspansi
Saat ini Foody Indonesia sudah memiliki data tempat makan yang diklaim cukup lengkap di kawasan Jabodetabek, Bandung dan Surabaya. Untuk memperluas informasi tempat makan yang ada Foody juga berencana untuk melebarkan layanannya ke Yogyakarta dan Bali pada tahun 2016 ini.
“Selain memperluas wilayah di Indonesia yang targetnya akan bisa diwujudkan hingga akhir tahun 2016 ini, kami juga berencana untuk melakukan ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara, negara selanjutnya yang akan kami targetkan adalah Filipina,” kata Minh.
Indonesia merupakan negara pertama yang disambangi oleh Foody, setelah sukses menjadi layanan direktori kuliner di negara asalnya Vietnam. Saat ini Foody Vietnam mengklaim telah memiliki 39 juta pengguna, lebih dari 15 juta pageview per bulan dan 7 juta session per bulan.
Salah satu layanan yang saat ini telah tersedia di Vietnam dan rencananya akan segera diluncurkan di Indonesia adalah layanan on-demand food delivery. Di Vietnam sendiri layanan ini sudah menjadi pilihan favorit berbagai kalangan masyarakat yang enggan untuk keluar rumah dan memanfaatkan layanan on-demand delivery service dari Foody.
“Kami memiliki pilihan berbeda untuk pengguna dan pemilik restoran. Dengan memanfaatkan fitur food delivery di aplikasi Foody, nantinya pengguna bisa memilih restoran sendiri di lokasi sekitar (nearby) dengan menu lengkap, sementara untuk restoran tidak perlu melakukan kerja sama untuk menjadi mitra layanan on-demand food delivery Foody,” kata Minh.
Foody menawarkan kerja sama kepada pihak restoran yang ingin bergabung menjadi mitra dari Foody untuk layanan food delivery. Dengan sistem pembayaran yang langsung dibebankan kepada pengguna, restoran yang belum bergabung menjadi mitra Foody pun bisa juga memanfaatkan layanan on-demand food delivery Foody.
“Pada dasarnya kami ingin memberikan kebebasan bukan hanya kepada pengguna namun juga restoran yang saat ini mungkin belum memiliki layanan delivery atau yang telah memilikinya, fleksibel dan mudah adalah pilihan yang kami utamakan,” kata Minh.
Saat ini Minh masih enggan untuk menyebutkan kapan rencananya layanan on-demand food delivery ini akan diluncurkan. Fokus utama Foody Indonesia adalah melakukan pemasaran untuk menambah jumlah pengguna, data restoran, dan kemitraan dengan pihak restoran.
“Kami masih memiliki banyak rencana yang menarik untuk diluncurkan dari sisi kuliner hingga lainnya seperti perjalanan wisata dan hiburan, untuk itu tim kami akan terus berinovasi mempersiapkan beberapa produk dan layanan baru selanjutnya,” kata Minh.
Enggan menggalang dana lanjutan
Setelah mendapatkan pendanaan seri C tahun lalu, hingga kini Foody masih enggan untuk melakukan penggalangan dana dan masih bisa menjalankan kegiatan oprasionalnya menggunakan uang yang ada, meskipun saat ini Foody Indonesia masih belum melancarkan kegiatan monetisasi di Indonesia.
“Saat ini kami memang belum mengenakan biaya kepada restoran atau pengguna untuk memanfaatkan layanan kami, namun untuk kedepannya kami harapkan layanan serta fitur yang akan kami luncurkan bisa mendapatkan keuntungan khususnya untuk Foody Indonesia,” kata Minh.
Minh menambahkan saat ini sudah banyak investor yang berniat untuk memberikan investasi untuk mendukung rencana Foody melakukan ekspansi, mengembangkan teknologi dan menambah fitur serta layanan, namun untuk saat ini proses tersebut bukanlah fokus utama Foody Corp.
“Kami berharap bisa menjadi platform yang terpercaya untuk pengguna memberikan ulasan dan memanfaatkan data yang kami miliki, di sisi lain kedepannya pihak restoran juga bisa menikmati layanan bermanfaat yang akan kami luncurkan,” tuntas Minh.