Upaya penyetaraan esports dengan olahraga tradisional memang semakin menemukan titik terangnya. Jika sebelumnya esports masuk dalam pertandingan ekshibisi di Asian Games 2018, Jakarta-Palembang, esports akan dimasukkan dalam perebutan medali di SEA Games 2019 di Filipina.
Dalam rilis resmi yang diterbitkan tanggal 27 November 2018, Razer mengatakan bahwa mereka akan menjadi rekanan resmi untuk esports di SEA Games 2019.
Dalam rilis tersebut, Razer dan PhilSGOC (Philippines South East Asian Games Organizing Committee) mengumumkan bahwa Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) merupakan salah satu game yang akan dipertandingkan di pesta olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara ini.
Justin Yuan, CEO dan co-founder dari Moonton Games, mengatakan “SEA Games 2019 adalah platform yang sempurna untuk menaikkan MLBB ke liga-liga besar, karena kami juga punya basis pengguna yang kuat di wilayah yang populasi milenialnya sedang berkembang pesat ini. Kami tidak sabar untuk melihat pemain-pemain MLBB terbaik di Asia Tenggara bertanding.”
Selain dari Moonton, pihak Razer juga sempat mengutarakan pendapatnya dalam rilis tersebut. “Esports telah menjadi esensi dari Razer sejak pertama kali dibentuk, dan kami telah mendukung berbagai event global, turnamen, tim, dan atlit yang tak terhitung jumlahnya selama 1,5 dekade. Jiwa kompetitif dan semangat bertarung yang telah terlihat di esports dapat disejajarkan dengan yang ada di olahraga lainnya, dan kami telah berjuang keras agar esports dapat dimasukkan ke dalam event olahraga internasional seperti SEA Games 2019.” Ujar CEO dan Co-Founder Razer, Min-Liang Tan.
Kami pun menghubungi Rex Regum Qeon (RRQ), mengingat mereka adalah tim MLBB terbaik di Indonesia saat ini, untuk meminta pendapatnya. Andrian Pauline, CEO dari RRQ, mengatakan, “Sangat senang, terlepas dari soal game apa yang dipertandingkan, tetapi lebih ke arah pengakuan dari organisasi resmi international tentang esports. Dan ini bukti bahwa esports akan semakin berkembang ke depannya. Dengan dukungan seperti ini maka ekosistem esports akan terus tumbuh positif di tahun-tahun yang akan datang.
Untuk RRQ, tentunya kami akan mempersiapkan diri entah formatnya kualifikasi untuk mencari tim terbaik atau memang akan diseleksi per individu. Selama itu bagus untuk esports Indonesia, kita pasti akan ikut support.”
Sistem pemilihan perwakilan setiap negara ini menarik untuk dibahas. Apakah formatnya akan seperti timnas layaknya Piala Dunia di sepak bola dan Asian Games kemarin, yaitu satu tim terdiri dari pemain-pemain yang berbeda klub namun satu negara? Atau akan seperti MSC (MLBB South East Asia Championship) yang para pemainnya memang sudah satu klub, seperti Liga Champion di sepak bola?
Pasalnya, di Indonesia sendiri, formasi tim RRQ di MLBB memang sudah nyaris sempurna di semua lini (role). Formasi tim mereka yang jadi juara saat MPL Indonesia Season 2 juga bisa dibilang terdiri dari pemain-pemain terbaik di Indonesia. Tim ini juga sebelumnya menjadi juara MSL Season 1 yang mempertandingkan tim-tim MLBB terbaik di Asia Tenggara, kecuali dari Filipina.
Kami juga sempat menanyakan hal yang sama ke Bren Esports dari Filipina yang merupakan tim terbaik di Asia Tenggara, karena menjuarai MSC 2018 (kala itu, mereka bernama Aether Main).
Menurut Jeff Victoriano, Manager dari Bren Esports, ia mengatakan bahwa MLBB di SEA Games adalah pilihan yang bagus; bukan karena tim mereka yang juara, namun karena fanbase MLBB adalah salah satu yang paling aktif di scene esports sekarang ini.
Namun demikian, soal pemilihan perwakilan negara, ia lebih setuju jika perwakilan di SEA Games nanti mengikuti line-up original tim seperti biasanya (seperti MSC ataupu Liga Champion). Muasalnya, ia berargumen, formasi yang seperti ini telah menemukan chemistry-nya masing-masing. “Cohesive teamplay is a huge factor in every championship.” Ujar Jeff. Maksudnya, kerja sama tim adalah faktor yang sangat signifikan dalam menentukan hasil kejuaraan.
Saya sangat setuju dengan pendapat dari Bren Esports tadi. Kelebihan menggunakan sistem klub memang ada di jam terbang para pemainnya yang sudah terbiasa bermain dengan rekan-rekan yang sama. Namun, hal ini berarti menutup kesempatan buat organisasi esports lainnya untuk berpartisipasi di game yang sama, untuk merasakan kebanggaan berebut medali SEA Games dari esports.
Oh iya, untuk 5 game lainnya, pihak IESPA (Indonesian Esports Association) mengatakan hal tersebut akan diumumkan pada tanggal 13 Desember 2018.