Fokus Ku Ka bantu pengrajin lokal / Ku Ka

Rencana Ku Ka Promosikan Produk Lokal ke Mancanegara

Setelah meluncurkan layanannya tahun 2016 lalu, online marketplace yang sarat dengan produk fesyen dan makanan minuman buatan Indonesia Ku Ka, saat ini masih tetap eksis dengan produk buatan asli Indonesia. Melalui Ku Ka, saat ini terdapat 15 ribu variasi produk dengan total jumlah toko sebanyak 3 ribu. Untuk Kedai Ku Ka sendiri terdapat 5 ribu variasi produk kategori makanan dan minuman dengan seribu toko yang sudah bergabung.

Kepada DailySocial General Manager PT Ku Ka Aku Suka Rilia Marina mengungkapkan, untuk memberikan layanan yang menyeluruh kepada pengrajin dan pengusaha lokal, Ku Ka baru saja meluncurkan layanan pinjaman. Pendanaan ini diberikan kepada mereka yang membutuhkan pembiayaan untuk mengembangkan usahanya.

“Dengan proses pengajuan secara online memudahkan para pengusaha untuk dapat mengajukan pembiayaan. Kami telah ditunjuk oleh para mitra UMKM daerah dengan akses ke para anggota UMKM yang berjumlah 57 juta di Indonesia, ke depannya Ku Ka dapat menjadi database terbesar untuk usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia,” kata Rilia.

Ku Ka membentuk sebuah ekosistem yang berkepanjangan untuk mempertemukan para pengrajin serta pengusaha lokal untuk dapat berkolaborasi mempromosikan produk asli buatan Indonesia ke mancanegara.

“Dalam waktu dekat kami akan mempromosikan produk fesyen Indonesia ke Jepang dalam sebuah event bazaar dan ke depannya merambah negara lain,” kata Rilia.

Misi Ku Ka membantu pengrajin di Indonesia

Sejak diluncurkan, Ku Ka tidak memiliki aplikasi. Semua produk bisa diakses melalui situs Kuka dan Kedai Ku Ka. Total pengunjung situs yang aktif hingga kini berjumlah 300 ribu setiap harinya. Ada 800 hingga 1000 pengunjung dengan 100 transaksi per hari. Jumlah pelanggan Ku Ka dan Kedai Ku Ka tersebar di seluruh Indonesia serta di luar negeri seperti Jepang, Malaysia dan Singapura.

“Kami sadar akan maraknya pembuatan aplikasi untuk bisnis online. Ku Ka memang sedang menyiapkan aplikasi dan rencananya akan kami rilis di tahun 2018. Kami ingin Ku Ka dalam bentuk aplikasi ini lahir dengan konsep dan pemikiran yang matang, agar bisa memperluas pasar produk lokal Indonesia,” kata Rilia.

Saat ini Ku Ka masih menjalankan bisnis secara independen mengandalkan model bisnis yang ada. Disinggung apakah ada rencana untuk melakukan fundraising, Rilia mengungkapkan belum memiliki rencana tersebut.

“Kami secara pribadi didanai oleh para pendiri Ku Ka dengan model bisnis yang sangat kuat dan solid. Fokus utama kami adalah untuk memastikan bahwa para pengrajin dan pengusaha yang bekerja sama dengan kami dapat memasarkan produknya kepada masyarakat,” kata Rilia.

Selain memberikan pinjaman kepada pengrajin lokal, Ku Ka juga memiliki organisasi nirlaba independen yang bernama Ku Ka Indonesia Foundation. Yayasan tersebut mempunyai tujuan untuk mengatasi kemiskinan, serta peduli akan isu terkait pendidikan anak, pemberdayaan perempuan dan lingkungan yang bersih melalui berbagai kegiatan yang berkelanjutan di desa-desa terpencil di seluruh Indonesia. Ku Ka Indonesia Foundation di bawah naungan pasar online Ku Ka yang khusus menjual produk karya pengrajin lokal Indonesia.

About Yenny Yusra

Curiosity has always been a part of my life. With my love for technology with all digital entrepreneur aspects and related ecosystems, I hope to be able to provide relevant and insightful information for tech enthusiasts out there.