Sukses mencetak rekor investasi terbesar dalam sejarah industri startup Indonesia beberapa waktu lalu, platform online marketplace, Tokopedia rupanya tengah menyiapkan sebuah rencana besar dalam memanfaatkan dana US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,2 triliun yang telah dikantonginya kini. Seperti apa rencana yang dimiliki startup yang digawangi oleh pengusaha muda William Tanuwijaya tersebut?
Sekilas mengenai tentang apa yang terjadi pada Oktober lalu. Kala itu, tanpa disangka dan tanpa rumor sedikitpun yang beredar, Tokopedia secara mengejutkan resmi mengumumkan telah meraih pendanaan sebesar US$ 100 juta yang dimotori oleh Sequoia Capital dan SoftBank Internet & Media. Sontak, investasi ini menjadikan Tokopedia sebagai satu-satunya perusahaan internet lokal yang berhasil mencetak investasi mencapai angka ratusan juta dollar.
Tak perlu berselang waktu lama, meski saat itu Tokopedia belum memiliki arahan target pemanfaatan modal yang jelas, kali ini Tokopedia secara terang-terangan ingin melaju sebagai perusahaan internet terbesar di Indonesia dengan salah satu caranya yakni dengan membangun kantor layaknya kantor pusat Google, Googleplex. Setidaknya itulah impian yang disampaikan oleh William Tanuwijaya baru-baru ini.
Seperti dalam pemberitaan di Liputan6 hari ini, William Tanuwijaya memiliki mimpi yang cukup besar dalam skala startup lokal. Dirinya berujar, dengan memiliki modal triliunan rupiah tersebut, Tokopedia ingin menggemukkan perusahaannya hingga bisa menampung ribuan karyawan dengan bangunan kantor yang tentu megah.
“Saya ingin Tokopedia bisa menyediakan lapangan kerja sampai ribuan orang nantinya. Sementara ini kami baru punya sekitar 150 pegawai,” ungkap William dikutip dari sumber yang sama.
Langkah ‘mulia’ William dan tim untuk membesarkan tubuh perusahaan yang berarti juga melahirkan lahan pekerjaan baru, tentu patut disambut dengan positif. Mungkin inilah yang bisa disebut dengan keberhasilan konsep wirausaha yang tak hanya bisa sukses berbisnis secara mandiri, tapi juga bisa melahirkan lahan pekerjaan yang bermanfaat bagi banyak orang. Lalu bagaimana dengan strategi bisnis online Tokopedia setelah memiliki modal besar tersebut?
Rupanya, di mata William konsep yang saat ini dijalankan Tokopedia akan dipertahankan untuk beberapa tahun mendatang. Konsep Tokopedia sendiri sedari awal memang mempredikatkan dirinya sebagai ‘Mall Digital’, di mana platform marketplace yang diusungnya diisi oleh berbagai mitra merchant dan menjalankan model bisnis dengan cara memasang fasilitas merchant berbayar dengan fitur Gold Merchant. Meski demikian, dirinya tak menampik akan layanan berbasis internet lain di kemudian hari.
“Mungkin akan fokus selama dua tahun di mall digital dulu. Ke depannya baru akan masuk dalam bentuk lain, terus terang saya terinspirasi dengan Google yang awalnya fokus dengan mesin pencarian kemudian membesar dan memiliki berbagai produk lain yang banyak dipakai orang,” tambah William kembali seperti yang dikutip dari Liputan6.
Dengan rencana yang didukung oleh modal besarnya tersebut, sebagai sesama penggiat startup, tentu kami tak sabar ingin melihat seperti apa kinerja dan performa Tokopedia di tahun-tahun mendatang. Jika menggunakan hitung-hitungan kasar, rencana Tokopedia jika terealisasi seluruhnya akan cukup banyak menghabiskan ‘kas’ Rp 1,2 triliun tersebut. Mudah-mudahan saja dari sekian rencana yang dirancang saat ini maupun yang akan datang tidak menjadi langkah pemborosan yang tak berarti, khususnya bagi industri startup Indonesia.