Setelah mengetahui apa itu ROI, seharusnya kamu sudah tidak asing lagi dengan ROE atau return of equity. Biasanya ROE ini digunakan untuk menunjukkan kepada investor seberapa efisiennya bisnis yang kita jalani.
Selain ROE, ada juga yang disebut sebagai ROA yaitu return of assets. Mungkin kamu masih bingung apa sih perbedaan ROE dan ROA? Lalu, apa itu ROE (return of equality)?
Yuk, simak penjelasan berikut!
Apa itu Return of Equity?
ROE atau return of equity adalah jenis return perusahaan yang mencerminkan kinerja perusahaan yang sedang kamu jalani. Namun, berbeda dengan jenis return lainnya, ROE akan berisi data perolehan laba bersih dengan modal yang sudah ditetapkan.
Pada ilmu ekonomi, return of equity adalah sebuah ukuran untuk membandingkan pendapatan bersih perusahaan dengan jumlah total modal investor.
Sementara dalam istilah saham ROE memiliki definisi sebagai jumlah pendapatan bisnis bersih per dana investor yang masuk.
Dikutip dari Investopedia, ROE disebut juga sebagai pengembalian aset bersih karena ekuitas pemegang saham dengan aset perusahaan dikurangi dengan utang. Selain itu ROE juga dianggap sebagai ukuran profitabilitas perusahaan dan seberapa efisiennya dalam menghasilkan keuntungan.
Definisi ROE menurut para ahli
Hery (2015: 230)
ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan.
Kasmir (2014:202)
Return On Equity adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan ROE sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham.
Fahmi (2012:99)
Berpendapat bahwa “Rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri digunakan untuk mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham”.
Ryan (2016: 113)
Untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) ekuitas, para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi ROE yang dihasilkan perusahaan, maka semakin tinggi harga sahamnya
Kegunaan ROE dalam bisnis
ROE ini memiliki banyak manfaat atau kegunaan terutama untuk investor, apa saja kegunaan ROE? Berikut ringkasannya!
1. Sebagai ukuran profitabilitas perusahaan
Sebelum melakukan investasi, biasanya para investor akan melihat seberapa tinggi perusahaan tersebut menghasilkan profit. Sehingga dengan adanya return of equity , investor visa melihat dan mengambil keputusan terkait investasi saham dengan lebih mudha.
2. Menggambarkan perusahaan setiap tahunnya
Perusahaan yang memiliki ROE stabil dan terus berkembang adalah perusahaan yang ideal. Hal ini juga bisa menjadi salah satu poin bagi investor untuk melihat profil bisnis perusahaan di waktu yang akan datang apakah bisa terus berkembang dan terus mendatangkan profit atau justru akan merosot.
3. Sebagai dasar tolak ukur keuntungan bisnis di masa yang akan datang
ROE juga sering digunakan sebagai tolak ukur untuk memprediksi prospek bisnis di masa yang akan datang. Mungkin kamu bertanya-tanya ROE yang bagus untuk saham atau ROE yang bagus berapa persen? Nah, apabila perusahaan kamu memiliki ROE minimal 1.0 atau lebih, maka bisa diprediksi kemungkinan tingkat ROE selanjutnya akan meningkat dan apabila hasil ROE mendekati angka 0 artinya perusahaan tersebut tidak bisa mengelola modal secara efisien untuk menghasilkan pendapatan.
Lau berapa standar ROE menurut Bank Indonesia? Menurut standar BI, return of equity yang baik adalah bisa mencapai angka 12%.
4. Faktor utama perusahaan dalam mengelola aset
Kegunaan ROE yang terakhir adalah sebagai tolak ukur perusahaan dalam mengelola modal, seperti yang disebutkan di atas apabila nilai ROE di bawah 0 atau ROE minus artinya perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan profit sesuai ekspektasi, bahkan jika sudah mendapatkan investasi dari investor sekalipun.
Perbedaan ROE dan ROA
Seperti yang kamu ketahui sebelumnya ROE digunakan sebagai tolak ukur perusahaan dalam mengelola modal menjadi pendapatan. Hal ini tentunya berbeda dengan ROA atau return of assets.
ROA adalah sebuah metrik yang diukur dari nilai aset yang dimiliki sebuah perusahaan. Jadi secara tidak langsung, ROA digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam mengelola aset untuk bisa menghasilkan profit atau keuntungan dalam bentuk persentase.
Faktor yang mempengaruhi ROE
Tidak hanya modal saja yang bisa mempengaruhi nilai ROE, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
Laba bersih
Laba bersih juga sering digunakan sebagai dasar ukuran ROE, biasanya unsur-unsur yang memiliki hubungan dengan pengukuran laba adalah penghasilan atau beban.
Ekuitas
Ekuitas sering ditemui dalam laporan keuangan neraca yang merupakan jumlah modal hak kepemilikan seseorang atas aset perusahaan. Jenis ekuitas yang sering ditemui adalah modal yang diterima, saham, dividen, dan laba ditahan.
Utang
Utang juga memiliki pengaruh terhadap nilai ROE, karena semakin tinggi utang perusahaan biasanya ROE yang dihasilkan juga akan semakin kecil.
Rasio likuiditas
Faktor terakhir yang mempengaruhi ROE adalah likuiditas berupa piutang yang diberikan perusahaan kepada pihak lain, apabila likuiditas ini tidak lancar juga bisa menyebabkan nilai ROE berpengaruh buruk.
Rumus menghitung ROE
Untuk menghitung ROE kamu bisa menggunakan rumusnya sebagai berikut:
Rumus ROE = Pendapatan Bersih : Modal
Atau juga bisa menggunakan rumus seperti berikut,
Rumus ROE = (Omzet – Biaya) : Modal
Contoh soal ROE dan penyelesaiannya
Pada tahun 2020, PT. ABC mendapatkan penghasilan bersih sebesar Rp300 juta, dan memiliki modal pribadi Rp450 juta. Maka ROE PT. ABC adalah?
Rumus ROE
= Rp300 juta : Rp450 juta
= 0,75
Artinya ROE PT. ABC adalah 0,75, dan angka ini masih tergolong kecil karena masih di bawah angka 1 dan PT.ABC belum bisa melakukan balik modal pada tahun tersebut.
Itulah definisi dan cara menghitung ROE (return of equity) yang wajib kamu ketahui, apalagi jika kamu juga merupakan pelaku usaha.