[Review] Huawei Band 6: Smartband Rasa Smartwatch, Layar Lebar dan Fitur Lengkap

Selama ini, desain sebuah smartband tidak luput dari bentuknya yang mungil dan minimalis. Sayangnya, desain tersebut akan membuat layar yang terpasang memiliki dimensi yang kecil sehingga akan menyulitkan beberapa orang untuk melihat. Beda halnya dengan solusi yang ditawarkan oleh Huawei pada smartband terbarunya yang diberi nama Huawei Band 6.

Huawei Band 6 menawarkan perangkat gelang pintar yang utamanya digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan dengan layar yang lebih lebar. Hal tersebut membuatnya terlihat seperti sebuah smartwatch. Tidak hanya itu saja, Huawei juga melengkapi smartband mereka dengan fitur yang lebih lengkap serta animasi serta widget yang tidak berbeda dengan sebuah smartwatch.

Smartband Huawei Band 6 memiliki spesifikasi sebagai berikut ini

Layar AMOLED 1.47 inci 194 x 368 touch
Baterai Tahan hingga 14 hari, Li-Poly
Konektivitas Bluetooth 5.0 BLE
Dimensi 43×25.4×11.45mm
Bobot 29 gram, 18 gram tanpa strap
Sensor Accelerometer, heart rate, SpO2, Gyroscope
OS LiteOS
Sertifikasi 5 ATM
Bahan strap Karet silikon

Sayang memang, Huawei tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai prosesor yang digunakan, kapasitas RAM dan penyimpanan internal, dan bahkan kapasitas baterai yang ditanamkan. Akan tetapi yang pasti, perangkat ini menggunakan prosesor satu inti saja. Tebakan saya, Huawei menggunakan prosesor ARM Cortex M4 atau M7 pada smartband yang satu ini.

Charger

Perangkat ini datang dengan sebuah charger yang desainnya khusus hanya untuk Huawei Band 6 saja. Sama seperti kebanyakan smartwatch, Huawei Band 6 juga menggunakan sistem magnet untuk menempelkan konektor pengisian baterai. Padahal biasanya sebuah smartband sangat jarang ditemukan dengan desain pengisian baterai seperti ini.

Desain

Jika desain smartband lain memiliki dimensi yang kecil, beda dengan apa yang digunakan pada Huawei Band 6. Huawei Band 6 tampil seperti sebuah smartwatch yang memiliki dimensi mungil. Apalagi, saat ini model kotak pada sebuah smartwatch sedang naik daun. Bahan dari perangkatnya sendiri terbuat dari plastik polikarbonat dan strap-nya terbuat dari bahan karet.

Layar dari Huawei Band 6 menggunakan tipe AMOLED atau Active Matrix Organic Light Emitting Diode. Dimensi dari layar tersebut adalah 1,47 inci dengan resolusi 192 × 368 piksel. Walaupun terbuat dari plastik, layarnya sendiri cukup tahan terhadap benturan-benturan ringan. Namun, hindarkan layar tersebut dari debu dan pasir karena pasti akan membuatnya tergores dan sebisa mungkin gunakan lapisan anti gores.

Layar AMOLED yang digunakan memiliki fungsi sentuh, sehingga pengguna bisa menekan atau menggeser untuk memilih dan berpindah menu. Selain itu, pada bagian kanannya terdapat sebuah tombol yang memiliki multifungsi. Saat perangkat mati, tombol ini berguna untuk menyalakan dan mematikan perangkat. Saat perangkat sedang menyala, tombol ini berfungsi sebagai tombol pembuka app drawer dan home.

Jika Anda bosan, perangkat ini ternyata juga bisa diganti strap-nya. Sampai sekarang, sudah banyak yang menjual strap pada ecommerce yang ada di Indonesia. Mengganti strap-nya juga cukup mudah, tinggal mencongkel bagian ujung strap yang tersambung dengan band-nya. Setelah itu, geser strap tersebut ke atas dengan pelan dan akan segera terlepas.

Di bagian bawah dari perangkat ini juga terdapat beberapa sensor. Hal tersebut seperti sensor pendeteksi detak jantung serta kadar oksigen dalam darah. Selain itu, terdapat dua konektor untuk mengisi ulang baterainya. Huawei Band 6 juga memiliki sensor akselerometer dan juga gyroscope.

Perangkat ini dapat dihubungkan ke smartphone dengan menggunakan aplikasi Huawei Health. Aplikasi ini akan melakukan sinkronisasi data yang ada pada smartband sehingga pengguna dapat melihat data-datanya dengan nyaman. Aplikasi ini juga menyediakan update firmware, berbagai macam koleksi watch face, serta setting lainnya.

Pengalaman Menggunakan

Gelang pintar ( atau jam tangan pintar? ) ini datang saat pandemi COVID-19 datang. Oleh karena itu, saya tidak bisa menggunakannya setiap hari untuk berolah raga. Jika ada waktu untuk berbelanja atau pergi ke sebuah tempat, saya pun menggunakan perangkat ini walaupun tidak ekstrim.

Saya menggunakan smartband yang satu ini dalam waktu sekitar tiga mingguan. Tentunya saat perangkat ini datang ke rumah saya, saat itu juga perangkat ini diisi ulang baterainya sampai penuh. Charger-nya sendiri memiliki model magnet, sehingga pengguna tidak akan kebalik saat menghubungkannya. Karena kabelnya cukup pendek, saya sangat menyarankan agar pengguna untuk menyimpannya dengan benar agar tidak hilang.

Seperti biasa, saya langsung menghubungkan perangkat ini ke aplikasi Huawei Health. Yang cukup aneh adalah aplikasi ini harus di-download dari Huawei App Gallery atau toko aplikasi lain selain Google Play. Setelah melakukan pemasangan aplikasi, barulah Huawei Health bisa mendeteksi Huawei Band 6. Bahkan aplikasi ini langsung melakukan update firmware sebanyak dua kali.

Seperti halnya sebuah jam tangan pintar, Huawei Band 6 memiliki fitur-fitur seperti pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, SpO2, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. Fitur-fitur yang sudah umum ditemukan pada hampir setiap jam tangan pintar yang sudah beredar di pasaran. Semua itu juga disajikan dengan animasi yang sama dengan yang ada pada smartwatch.

Jika Anda pengguna sebuah smartband, tentu saja watch face yang ada cukup membosankan karena terlihat sangat kecil. Oleh karena dimensi layar dari Huawei Band 6 yang cukup besar, tentu saja membuat watch face-nya bisa terlihat dengan jelas. Untuk menambah watch face, aplikasi Huawei Health bisa digunakan untuk melakukan download dan langsung memasangkannya pada Band 6. Beberapa watch face bahkan bisa diubah warnanya pada saat kita menyentuh layarnya.

Huawei Band 6 juga mampu memberikan informasi notifikasi yang datang dari aplikasi tukar pesan seperti Whatsapp dan Telegram. Semua pesan bisa langsung dilihat jika kita menggeser layarnya ke atas. Sayangnya, ada bug di mana satu pesan Whatsapp bisa ditampilkan dua kali pada layar Huawei Band 6. Bahkan kadang pesan tersebut telat masuk dari smartphone ke smartband.

Lalu bagaimana dengan notifikasi panggilan suara dan video dari Whatsapp dan Telegram? Sama seperti sebuah smartwatch dari Huawei, semua notifikasi tersebut akan muncul di layar gelang pintar ini hanya pada saat smartband-nya terpasang di tangan. Hal ini tentu membuat baterai yang ada pada smartband tersebut akan menjadi lebih irit. Dan pengguna tidak akan melewatkan satu pun panggilan baik dari seluler mau pun dari aplikasi pihak ketiga.

Smartband ini ternyata mendukung banyak mode olah raga. Dan tidak tanggung-tanggung, Huawei Band 6 bisa mendukung hingga 96 mode olah raga sekaligus. Hal yang sama juga ditemukan pada perangkat smartwatch dari Huawei sendiri. Jadi dengan menggunakan gelang pintar ini, hampir semua olah raga yang kita lakukan sudah bisa terdeteksi dengan baik.

Terakhir yang ingin saya ceritakan adalah pemakaian baterainya. Selama tiga minggu, pemakaian saya memang cukup minimal, seperti hanya bepergian hari sabtu dan minggu saja. Hasilnya sampai hari terakhir artikel ini terbit, baterainya masih tersisa sekitar 35%. Cukup panjang, bukan?

Verdict

Huawei yang memiliki strategi 1+8+N sepertinya sedang gencar memasarkan bagian “8”-nya. Hal tersebut berarti mereka sedang gencar mendorong pasar AIoT. Salah satunya dengan perangkat-perangkat smartband seperti Huawei Band 6 yang memiliki bentuk seperti sebuah smartwatch.

Kinerja dari gelang pintar yang satu ini memang cukup baik untuk digunakan sehari-hari. Saya tidak merasakan adanya lag saat menggunakannya serta bernavigasi pada menu yang ada. Semua fungsi yang ada bisa diakses dan dijalankan tanpa adanya masalah. Hanya saja, saya sering mendapatkan dua notifikasi yang sama pada perangkat ini.

Harga yang ditawarkan oleh Huawei juga termasuk terjangkau untuk ukuran sebuah smartband dan smartwatch. Dengan Rp. 699.000 perangkat ini sudah bisa dimiliki. Pengguna bisa mendapatkan semua fungsi-fungsi canggih seperti perekaman olah raga, detak jantung, serta pengukuran SpO2 seperti sebuah smartwatch biasa.

Sparks

  • Antarmuka yang responsif
  • Gelang pintar dengan layar yang lebar
  • Fitur yang cukup lengkap, seperti SpO2, detak jantung, dll
  • Daya tahan baterai yang cukup baik
  • Ringan saat digunakan
  • 5 ATM

Slacks

  • Masih terdapat bug, seperti notifikasi ganda pada sebuah pesan teks
  • Layar mudah tergores saat terbentur
  • Tanpa GPS