Bila generasi sebelumnya sudah sangat bagus, Samsung memang memikul tugas yang amat berat untuk memenuhi antusiasme dan ekspektasi para gadget reviewer dan penggemarnya, terutama pengguna Galaxy Note series.
Kalau dilihat dari kaca mata saya sebagai gadget reviewer, menurut saya Samsung Galaxy Note 9 layak menyandang predikat sebagai salah satu smartphone flagship premium terbaik saat ini. Namun, memang tidak mempunyai unsur kejutan dari Galaxy Note 8.
Hanya ada perbaikan di sana-sini dan sejumlah peningkatan yang kurang signifikan. Dalam hal ini yang saya maksud ialah memang sudah semestinya dimiliki, seperti peningkatan kualitas kamera, performa lebih cepat, dan baterai lebih tahan lama. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kelebihan dan kekurangannya, berikut review Samsung Galaxy Note 9 selengkapnya.
Unboxing Samsung Galaxy Note 9
Unit Samsung Galaxy Note 9 yang mendarat di meja redaksi Dailysocial lifestyle berwarna metallic copper, varian RAM 6GB dan storage 128GB. Samsung menjualnya dengan harga Rp13.499.000, sementara untuk versi RAM 8GB dan storage 512GB dibanderol Rp17.999.000. Berikut isi dalam kotak ritel Samsung Galaxy Note 9?
- Unit Samsung Galaxy Note 9 dengan S Pen
- Adaptive fast charging AC adapter (5V/2A)
- Kabel data USB Type-C
- USB Connector
- Headset AKG EO-IG955
- Silicon case
- SIM ejector
- Buku panduan dan garansi
Desain ‘Mewah’
Dari rupanya, mungkin banyak yang merasa sedikit kecewa karena Samsung masih mempertahankan garis desain Galaxy Note 8. Bukan jelek, detail desain Galaxy Note 9 sangat mengesankan, material premium kaca bertemu logam, dan tepian layar melengkung di kedua sisinya.
Tetapi tahun ini kita sudah kedatangan Oppo Find X yang tampil futuristik dengan desain inovatif yakni sistem kamera mekanisme slider dan balutan warna yang lebih fresh. Ketika dibandingkan, Galaxy Note 9 memang terlihat sedikit kuno. Tapi Find X belum mengusung desain water proof, sementara Galaxy Note 9 sudah dilengkapi sertifikasi IP68.
Dengan dimensi 161.9×76.4×8.8 mm dan bobot 201 gram, ukuran Galaxy Note 9 sedikit lebih lebar, tebal, dan berat dibanding pendahulunya. Karena mengusung layar dan kapasitas baterai lebih besar, dari 6,3 inci menjadi 6,4 inci dan dari 3.300 mAh menjadi 4.000 mAh.
Samsung telah menata ulang posisi fingerprint sensor agar lebih mudah dijangkau. Bila sebelumnya berada persis di sebelah kamera, Samsung mengubah letaknya ke bawah kamera. Sayangnya, posisinya masih terlalu tinggi dan bentuknya horizontal – mengingatkan saya pada tombol home khas Samsung dulu.
Selain tombol power di sisi kanan, Samsung menempatkan tombol volume dan tombol Bixby di sisi kiri. Tombol Bixby ini terasa sangat sensitif dan kadang aktif tanpa sengaja. Namun saat ini, kita tidak bisa menonaktifkan atau menyesuaikan tombol Bixby.
Lanjut ke sisi atas, terdapat mic sekunder dan SIM tray dengan slot hybrid (nano dan micro). Lalu, di sisi bawah masih ada jack audio 3.5mm, port USB Type-C, mic, speaker, dan rumah bagi stylus S Pen.
S Pen Remote
Stylus S Pen selalu menjadi keistimewaan utama Galaxy Note series dari Samsung, Anda tidak akan menemukannya di vendor lain. Tak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tapi juga kreativitas penggunanya.
S Pen di Samsung Galaxy Note 9 dilengkapi Bluetooth Low-Energy (BLE) dan menggunakan transistor untuk menyimpan daya. Cukup dengan menekan ke dalam untuk mengeluarkan S Pen dari sarangnya.
Fitur terbarunya ialah S Pen remote, di mana kita bisa mengontrol sejumlah aplikasi dari jarak jauh dengan S Pen. Misalnya, kita bisa membuka aplikasi kamera dengan menekan tombol S Pen. Kemudian tekan sekali tombol S Pen untuk mengambil gambar dan tekan dua kali dengan cepat untuk berpindah dari kamera belakang ke kamera belakang atau sebaliknya.
Selain kamera, fungsi ini juga tersedia untuk aplikasi galeri, perekam suara, pemutar musik (bekerja di Spotify), Chrome, dan Powerpoint. Aplikasi yang didukung akan terus bertambah, karena Samsung akan mengeluarkan Application Programming Interface (API) agar fitur S Pen remote dapat diperluas dan dimanfaatkan oleh para pengembang aplikasi.
Screen off memo juga masih menjadi fitur andalan, di mana kita bisa langsung menulis sesaat setelah mencabut S Pen. Entah itu ide yang terlintas atau hal-hal penting yang harus diingat, tanpa perlu repot meng-unlock smartphone dan membuka aplikasi note terlebih dahulu.
Layar Super AMOLED 6,4 Inci
Layar Samsung Galaxy Note 9 berukuran 6,4 inci beresolusi 1440×2960 piksel (516 ppi) dalam aspek rasio 18.5:9. Dengan panel Super AMOLED, mendukung format HDR 10, dan telah diproteksi Corning Gorilla Glass 5.
Secara default resolusi layar yang digunakan berada di Full HD+, mungkin alasannya untuk menjaga daya tahan baterainya. Tetapi saya mengubahnya ke resolusi maksimal WQHD+ di pengaturan, karena memang itulah resolusi sebenarnya yang ditawarkan.
Untuk kualitas tampilan layarnya, tak perlu diragukan lagi. Kaya akan warna, sudut pandang yang luas, dan mampu menampilkan warna hitam lebih pekat.
Di sini, Samsung menyediakan tiga mode layar. Pertama dan diterapkan secara default ialah adaptive display yang mengoptimalkan rentang warna, saturasi, dan ketajaman layar secara otomatis. Mode lainnya adalah AMOLED cinema, AMOLED photo, dan basic.
UI Samsung Experience
Samsung Galaxy Note 9 yang saya review menjalankan Android 8.1 Oreo dengan patch keamanan tanggal 1 Agustus 2018. Diselimuti user interface Samsung Experience versi 9.5 yang tampil minimalis, dengan pengaturan yang disederhanakan, tapi tetap menyuguhkan banyak sekali fitur.
Di area lockscreen, selain menampil
kan waktu dan tanggal, terdapat shortcut menuju aplikasi panggilan telepon dan kamera. Kemudian, area homescreen-nya bisa ditambah sesuai kebutuhan dan di sebelah paling kiri ada Bixby Home.
Untuk membuka menu utama, cukup mengusap dari bawah ke atas. Aplikasi di dalam smartphone bisa disembunyikan dan diurutkan sesuai alphabet atau kustom. Selain aplikasi dari Samsung dan Google, terdapat juga sejumlah aplikasi dari Microsoft.
Soal Bixby, Samsung memang terkesan memaksa kita untuk menggunakan personal assistant buatannya itu. Selain lewat tombol khusus, kita bisa memanggil Bixby dengan suara – cukup bilang ‘hi Bixby’.
Meski awalnya merepotkan, butuh dipelajari, dan membiasakan diri – Bixby sebenarnya bisa cukup berguna. Tetapi tergantung para penggunanya, ingin memaksimalkannya atau tidak. Saat ini Bixby juga belum mampu berbahasa Indonesia.
Untuk kemudahan pengoperasian, Samsung juga memiliki fitur Edge Screen yang menyuguhkan beragam fungsi, seperti apps edge, people edge, task edge, reminder, dan banyak lagi dengan menggeser bagian tepi smartphone.
Untuk bermain game dengan nyaman, Samsung melengkapi Galaxy Note 9 dengan sistem pendingin water carbon dan juga game launcher. Semua game terkumpul di sana, serta memastikan CPU dan GPU bekerja maksimal.
Game tools sendiri bisa diakses di area tombol navigasi. Di mana kita bisa merekam gameplay dari game yang sedang dimainkan, mengambil screenshot, ataupun memblokir notifikasi.
Kamera – Copy Paste dari Galaxy S9+
Secara teknis, kamera Galaxy Note 9 sepertinya hanya copy paste dari Galaxy S9+. Dengan konfigurasi dual camera dan dual OIS di bagian belakang. Memiliki sensor kamera utama berukuran 1/2.55 inci, lensa wide-angle 26mm resolusi 12-megapixel, pixel ukuran 1.4µm, aperture f1.5-f2.4, dual pixel PDAF, dan OIS.
Satu lagi menggunakan sensor berukuran 1/3.4 inci, lensa telephoto 52mm dengan resolusi 12-megapixel, pixel ukuran 1µm, aperture f2.4, AF, dan OIS. Kombinasi keduanya menyuguhkan fungsi optical zoom 2x dan digital zoom hingga 10x.
Sementara bagian depan, mengandalkan sensor berukuran 1/3.6 inci, lensa 25mm dengan resolusi 8-megapixel, pixel ukuran 1.22µm, aperture f/1.7, dan sudah dilengkapi sistem AF.
Antarmuka aplikasi kamera Galaxy Note 9 cukup simpel. Di posisi landscape, tombol rana dan perekam video berada di sisi kiri. Lalu, ada shortcut untuk memilih aspek rasio foto 4:3 (12-megapixel) dan full view 18:5:9 (7,9-megapixel).
Di mode auto-nya, Samsung telah melengkapi fitur scene optimizer untuk mengidentifikasi elemen foto seperti scene dan subjek pada 20 kategori. Ada juga flaw detection, di mana kita akan mendapatkan notifikasi bila ada sesuatu yang salah di foto.
Bila ingin kontrol penuh, geser saja ke mode pro. Kita bisa leluasa mengatur ISO (50-800), shutter speed (1/4000s-10s), efek, manual fokus, white balance, dan exposure. Mode lain yang tersedia, ada panorama, live focus, super slow-mo, AR emoji, dan hyperlapse.
Ya, kamera Galaxy Note 9 bisa diandalkan di berbagai kondisi cahaya. Dalam kondisi cahaya melimpah, aperture yang digunakan ialah f/2.4. Hasil foto terlihat sangat detail dan tajam, dengan warna yang cerah, serta dynamic range luas.
Sementara di malam hari, menggunakan aperture yang lebih besar yakni f/1.5. Shutter speed akan terasa lebih lambat, tapi berkat fitur stabilization – blur karena goyangan bisa diminimalisir. Hasilnya fotonya terlihat cerah dan minim noise.
Untuk perekaman videonya, kamera belakang bisa merekam video UHD (60 fps), UHD, QHD, FHD (60 fps), FHD, 18.5:9, 1:1, dan HD. Catatannya, tracking AF dan efek video tidak bekerja di UHD (60 fps), UHD, QHD, dan FHD (60 fps). Lalu, video stabilization juga tidak bekerja di UHD (60 fps) dan 1:1.
Sementara, untuk kamera depan bisa merekam video dalam QHD, FHD, 18.5:9, 1:1, dan HD. Fitur efek video tidak bekerja di QHD dan video stabilization tidak bekerja di QHD dan 1:1.
Video juga bisa disimpan dalam format HEVC yang lebih ramah memori. Untuk hasil perekaman yang maksimal, baik di kamera depan dan belakang ada di FHD saja.
Lalu, untuk video slow-motion kita bisa memilih antara 1080p pada 240fps atau 720p pada 960fps.
Berikut sejumlah bidikan dari Samsung Galaxy Note 9:
Hardware – Exynos 9810 Octa
Seperti biasa, di Indonesia kita kebagian versi Exynos 9810 Octa. Chipset ini terdiri dari CPU octa-core (4×2.7 GHz Mongoose M3 dan 4×1.8 GHz Cortex-A55), serta GPU Mali-G72 MP18. Unit yang saya review merupakan varian RAM 6GB dan storage 128GB.
Di aplikasi benchmark Antutu, Galaxy Note 9 mencetak skor 238.983 poin, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 5.122 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 3.997 poin, serta di GeekBench 4 single-core 2.790 poin dan multi-core 9.118 poin.
Sejauh yang saya tahu, untuk performa CPU, Exynos 9810 Octa dan Snapdragon 845 bisa dibilang sebanding. Sementara, kinerja GPU Adreno 630 dikatakan relatif lebih baik. Tapi, yang paling dikeluhkan ialah daya tahan baterainya – Galaxy Note 9 versi Exynos 9810 Octa cenderung lebih boros.
Saya juga merasakan demikian, padahal kapasitas baterainya sudah meningkat menjadi 4.000 mAh. Meski saat pengujian saya tidak menggunakannya secara intens, tapi tak mampu bertahan seharian.
Game Fortnite masih dalam tahap beta, kinerjanya masih belum diukur. Untuk PUBG Mobile, mendukung level grafis HDR dan frame rate level ultra.
Verdict
Saat ini, memang ada beberapa smartphone flagship berspesifikasi tinggi yang ditawarkan dengan harga relatif terjangkau. Sebut saja Asus Zenfone 5Z dan Xiaomi Pocophone F1, namun pasti ada yang dikorbankan – misalnya desain dan kualitas kamera.
Sementara, Samsung Galaxy Note 9 menyuguhkan desain dengan material premium dan build quality yang sangat baik, feel-nya benar-benar ‘mewah sungguhan’. Kemampuan kameranya juga sudah pasti bisa diandalkan dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Lalu, keberadaan S Pen – membuatnya menjadi ‘asisten pribadi’ yang cerdas dan cekatan – terutama sebagai penunjang produktivitas. Namun smartphone ini tak cuma maksimal untuk bekerja, tapi juga sangat mumpuni untuk kegiatan gaming dan aktivitas multimedia lainnya.
Sparks
- Fitur S Pen remote yang sangat berguna
- Kemampuan kamera sangat bisa diandalkan
- Perekaman video juga mumpuni, fitur video stabilization sangat membantu menstabilkan hasil video
Slacks
- Daya tahan baterai standar, cenderung boros
- Desain masih sama seperti pendahulunya