review vivo v7

[Review] Vivo V7, Mengakomodasi Kebutuhan Smartphone Berlayar Lebar Dengan Desain Ringkas

Hampir setiap orang menginginkan ‘lebih’, begitu pula dalam memilih ukuran layar smartphone. Pengguna kini cenderung memilih layar lebih lebar, namun tak mau dibuat repot oleh ukuran body-nya. Satu solusi yang diajukan produsen adalah dengan memangkas bezel, tak cuma bagian sisi kiri dan kanannya tapi juga atas dan bawah, serta menggunakan rasio layar 18:9 yang memanjang, sehingga ukuran smartphone tetap nyaman digenggam satu tangan.

review-vivo-v7-4

Hal tersebut juga diterapkan oleh Vivo di perangkat selfie anyar mereka yang diberi nama V7. Dan kebetulan, pihak Vivo Indonesia memberikan saya kesempatan untuk mengulik secara detail Vivo V7 yang dijual  seharga Rp 3,8 juta. Angka ini tidak terlalu tinggi, tapi tidak bisa juga dikatakan murah. Pertanyaannya, layakkah Vivo V7 Anda miliki? Simak review Vivo V7 berikut.

 

Desain compact

Smartphone Vivo V7 memiliki rasio layar ke body sebesar 77,1 persen. Itu artinya, handset hanya menyisakan area non-display seluas 22,9 persen. Dengan layar 5,7-inci dan dimensi 149,3×72,8×7,9mm, bagi saya rancangan Vivo tak berbeda jauh dari  smartphone 16:9 dengan luas panel yang lebih kecil. Sebagai komparasi, saya adalah pengguna Asus Zenfone 3 ZE520KL. Perangkat ini berukuran 146,9×74 x7,7mm dan memiliki layar 5,2-inci

review-vivo-v7-5

Dalam komparasi itu, Vivo V7 tidak lebih lebar dari Asus Zenfone 3, tapi sedikit lebih tinggi. Untuk menggambarkan betapa compact ukuran Vivo V7, saya juga membandingkannya dengan Huawei Nova 2i dan biarlah foto berikut yang berbicara.

review-vivo-v7-6

Pada bagian depan Vivo V7 terbentang layar seluas 5,7-inci berlapis kaca 2,5D. Di atasnya, bercokol kamera depan 24-megapixel, sensor proximity dan ambient light, dan LED flash. Kemudian di sisi belakang ada kamera 16Mp, ditemani sebuah LED flash, sensor pemindai sidik jari, dan logo Vivo.

Selanjutnya, tombol fisik volume dan power ada di sisi kanan, sedangkan tray kartu SIM diletakkan di sebelah kiri. Bagian bawahnya terlihat sangat ramai, ada jack audio 3,5 mm, mic, port micro USB, dan speaker. Sementara itu, bagian atasnya terlihat ‘sepi’, hanya ada lubang mic kecil.

review-vivo-v7-7

 

Ada empat hal yang perlu dicatat terkait desain Vivo V7:

  • Pertama, penggunaan material aluminum dan konstruksi unibody menonjolkan kesan premium di smartphone ini.
  • Kedua, unit review ini mempunyai warna hitam matte dengan lapisan nano coating, dan dua garis perak yang melintang mendekati bagian sisi atas dan bawah bodi pada bagian belakang Vivo V7 turut menegaskan citra premium yang sudah ada.

review-vivo-v7-12

  • Ketiga, ada tiga buah slot kartu SIM: dua bertugas menampung kartu nano SIM dan satu lagi untuk microSD. Itu artinya, Anda tidak lagi harus mengorbankan salah satu SIM demi memperluas penyimpanan.
  • Lalu yang keempat adalah bagian sudut-sudut bodinya yang agak membulat,  dan lengkungannya ini memastikan Vivo V7 nyaman dikuasai satu tangan.

 

Layar FullView

review-vivo-v7-13

Layar ‘FullView di Vivo V7 inci hanya menyuguhkan resolusi HD+ 720x1440p dan kepadatan 282ppi. Menurut saya, resolusi HD+ adalah standar minimal spesifikasi layar smartphone mid -nd, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan seperti menonton video dan bermain game, walaupun resolusi full-HD pastinya lebih optimal untuk menikmati berbagai konten multimedia.

Aspek resolusi layar inilah kekurangan utama di Vivo V7. Namun ada dampak positif dari hal ini: daya baterai smartphone menjadi lebih awet karena panel HD+ mengonsumsi lebih sedikit energi ketimbang full-HD. Di sana juga ada fitur Eye Protection agar mata  tidak cepat lelah. Saya menyarankan Anda untuk mengaktifkan fitur ini ketika menggunakan smartphone pada malam hari atau di tempat yang gelap.

 

Antarmuka Funtouch OS 3.2

review-vivo-v7-14

Berkat sentuhan Funtouch OS 3.2 di sistem operasi Android 7.1.2 Nougat, tampilan antarmuka Vivo V7 terlihat sangat minimalis. User interface-nya hanya berisi satu lapis menu, lalu ada opsi untuk menambahkan widget dan pengaturan efek transisi slide. Untuk mengganti tema, wallpaper, dan font, Anda hanya tinggal mengunjungi Settings > Wallpapers and Fonts.

review-vivo-v7-15

Bagi saya, ada sejumlah hal menarik di Funtouch OS 3.2. Pertama, tombol navigasi dapat disesuaikan dengan urutan dan pola icon-nya. Kerennya lagi, tombol navigasi juga bisa dihilangkan sepenuhnya, lalu sebagai gantinya Anda diberikan fungsi gesture baru untuk mengoperasikannya.

Kedua adalah fitur pengenalan wajah Face Access untuk membuka kunci smartphone secara singkat. Namun menariknya, pihak Vivo sendiri dengan jelas memperingatkan bahwa Face Access ini kurang aman dibandingkan dengan pemindai sidik jari, pola, PIN, dan password.

review-vivo-v7-16

Anda dipersilakan mencobanya, tapi saya tidak merekomendasikan jika digunakan sebagai metode autentikasi utama pengaman smartphone. Untuk mempercepat pengoperasian, jangan lupa mampir ke Settings > Smart Motion.

Ketiga adalah Game Mode yang memperkenankan Anda dapat menikmati bermain game tanpa gangguan. Fitur ini tidak hanya mencegah panggilan dan notifikasi masuk, tapi juga memungkinkan pengguna menerima panggilan penting dan bahkan membalas chat tanpa perlu menghentikan permainan.

Contohnya dapat Anda lihat di atas. Saya sedang menikmati game Mobile Legends, selanjutnya tinggal buka Control Center seperti pada gambar, pilih ‘Multitugas’ dan tap aplikasi chatting yang didukung – salah satunya WhatsApp.

 

Kamera Depan 24MP

review-vivo-v7-21

Predikat smartphone kamera selfie melekat pada Vivo V7 berkat kamera depan 24Mp dan bukaan lensa f/2.0. Ada empat mode penggunaan utama, yakni Take Photo, Video, Group Selfie, dan Face Beauty.

Pada mode Take Photo, kita bisa mengambil selfie dengan efek bokeh lewat fitur Portrait Mode. Lalu, fitur Live Photo berguna untuk menangkap gambar 1,5 detik sebelum dan 1,5 detik setelah mengambil foto, sehingga hasilnya terlihat lebih ‘hidup’. Beralih ke Video, Anda bisa merekam gambar bergerak di resolusi maksimal 1080p. Dan selanjutnya, Group Selfie disiapkan untuk melakukan selfie bersama-sama.

Vivo telah memperbarui fitur Face Beauty di sana ke versi 7.0 dengan dukungan Smart Beauty yang mampu mengidentifikasi jenis kelamin sehingga efek wajah yang dibubuhkan pada foto pria dan wanita akan berbeda. Uniknya lagi, fitur Face Beauty 7.0 dapat digunakan saat sedang melakukan panggilan video melalui aplikasi WhatsApp, Line, BBM, dan Facebook Messenger.

Berikut ini hasil tangkapan kamera depan Vivo V7.

 

Kamera belakang 16Mp

Di belakang, Vivo menaruh kepercayaan kepada sistem kamera tunggal dengan resolusi 16MP, bukaan lensa f/2.0, sensor 1/3-inci, ukuran piksel 1,0 µm, serta turut mencantumkanphase detection autofocus, touch focus, face detection, HDR, dan sebuah LED flash.

review-vivo-v7-26

Baiklah, sekarang langsung ke fitur unggulannya. Fitur pada kamera depan seperti Face Beauty, Portrait Mode, Live Photo juga tetap tersedia di kamera belakang; ditambah mode Panorama, Ultra HD, dan Professional.

review-vivo-v7-27
Ultra HD

Fitur Ultra HD akan menggabungkan empat gambar 16Mp menjadi satu gambar yang hasilnya setara dengan 64-megapixel. Hasil foto pun jadi semakin detail, cocok untuk foto pemandangan luas atau gedung perkotaan yang menjulang tinggi.

review-vivo-v7-28

Di mode Professional, Anda diberikan kebebasan mengutak-atik exposure, ISO, shutter speed, white balance, dan menentukan fokus secara manual. Sayang, hasil foto belum bisa disimpan dalam format RAW. Soal perekaman video, hanya tersedia sebatas 1080p di 30fps. Anda juga dapat merekam video time-lapse danslow-mo.  Berikut adalah beberapa hasil tangkapan Vivo V7:

 

Skin limited Eudora Mobile Legends, Vivo ‘selfie goddess’

review-vivo-v7-39

Smartphone ini sebetulnya sudah ada di tangan saya sejak acara V7 product review di tanggal 9 November. Peluncuran resmi Vivo V7 sendiri baru diadakan pada 16 November. Namun saya harus bersabar hingga tanggal 22 November untuk bisa menebus skin limited Eudora Mobile Legends, ‘Vivo Selfie Goddess’.

Ya, paket penjualan Vivo V7 dibundel bersama kartu redeem eksklusif skin Vivo V7. Penawaran ini terbatas, hanya untuk Anda yang melakukan pembelian Vivo V7 melalui official online store pada periode 16 sampai 30 November 2017. Waktu redeem-nya dimulai 22 November 2017 dan berakhir pada 28 Februari 2018.

Cara melakukan redeem skin eksklusif Vivo V7 adalah sebagai berikut.

review-vivo-v7-38

  • Kunjungi situs resmi Mobile Legends: Bang Bang dan isi formulirnya.
  • Dalam kolom Redemption Code, isi dengan kode redeem yang Anda dapatkan.
  • Berikutnya, isi Game ID akun Mobile Legends Anda. Jika Anda tidak tahu, buka game Mobile Legends, klik foto profil, lalu akan muncul ‘Personal Information’. Di sana Anda akan menemukan Game ID.
  • Kembali ke situs resmi Mobile Legends, klik ‘Send’, lalu buka lagi game Mobile Legends dan Anda akan mendapatkan pesan di System Mail yang berisi kode verifikasi.
  • Sekarang salin kode verifikasi tersebut ke website Mobile Legends dan klik ‘Redeem’.
  • Cek kembali System Mail, dan selamat, Anda sudah memperoleh skin limited Eudora Mobile Legends, dengan animasi dan efek skill baru.

Saya adalah pemain Mobile Legends dengan rank Epic. Jujur saja, menggunakan Hero ber-skin ialah suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi, jika skin tersebut berlabel Limited, Spesial, Star, dan Epic.

 

Hardware dan performa

Urusan tenaga, Vivo menaruh keyakinan pada chipset Qualcomm terbaru di kelas menengah ke bawah, Qualcomm Snapdragon 450. Kabar gembiranya, Vivo mengombinasikan RAM yang lumayan besar, yaitu 4GB. Berikut susunan hardware perangkat yang menjalankan OS Android 7.1.2 Nougat ini.

  • Sytem-on-chip Qualcomm Snapdragon 450
  • CPU octa-core 1,8GHz Cortex-A53
  • GPU Adreno 506
  • RAM 4GB
  • ROM 32GB
  • Baterai non-removable Li-ion 3.000 mAh

review-vivo-v7-35

Dari hasil benchmark AnTuTu, Vivo V7 mencetak nilai terbaik di 55.035 poin. Menurut AnTuTu, performa gaming smartphone ini berada di mid-level. Saya tidak ragu untuk menjajal berbagai game, mulai dari Mobile Legends, Shadow Fight 3, dan Batman The Enemy Within; sedangkan untuk pemakaian sehari-hari, Vivo V7 berada di level mid to high-End, mendukung penggunaan aplikasi berat dan multitasking.

Selama penggunaan beberapa hari, Vivo V7 mampu berakselerasi dengan cukup baik. Hampir seluruh kegiatan ber-smartphone mampu dilibasnya, namun saat membuka lebih dari satu aplikasi, kadang respon peralihan antar aplikasi cukup berat, tapi tidak sampai lag dan mengganggu. Setidaknya bagi saya, sisi harga smartphone ini masih sebanding dengan performa yang ditawarkan.

Sementara itu, Vivo V7 meraih skor 4.720 poin di PCMark Work 2.0. Kemudian di 3DMark Sling Shot 1.0 (standar), ia mencetak nilai 805. Anda bisa melihat rincian dan kurvanya di bawah ini:

review-vivo-v7-37

review-vivo-v7-36

 

Kesimpulan

Dilego tak terlampau mahal – Rp 3,9 juta – Vivo V7 cukup menarik untuk dilirik, apalagi ia dibekali desain premium yang tampil futuristis dan kamera depan yang apik untuk berfoto selfie. Merujuk kembali ke pertanyaan di awal, apakah  produk ini layak dimiliki? Bagi Anda yang sedang mencari smartphone  berlayar besar dengan desain compact, Vivo V7 sangatlah layak dibeli.

Beberapa kelemahan Vivo V7 yang perlu dicatat: resolusi layar di yang hanya berada kelas di kelas HD+, belum bisa merekam video 4K, kemudian perangkat ini masih menggunakan port micro USB standar. Menakar aspek-aspek ini, Vivo V7 sepertinya disiapkan untuk berduel dengan Oppo F5 (versi RAM 4GB/ROM 32GB) yang dipatok di harga hampir serupa.