Ketika smartphone sudah diadopsi oleh hampir semua orang, muncul sebuah pertanyaan besar besar selanjutnya: Produk seperti apa yang paling ideal buat mayoritas masyarakat di negara berkembang? Bermain cukup lama di industri ini dan sangat terampil di ranah OEM, ZTE kembali menyerbu pasar Indonesia dengan beragam produk mid-range dan entry level.
Satu model saya uji adalah ZTE Blade V5 V993W. Melihat paket secara keseluruhan, Ia sengaja diramu untuk menghadang langkah Motorola Moto G generasi kedua, dan mau tak mau akan berduel melawan Xiaomi Redmi 2 dan Lenovo A6000. ZTE mencoba memampatkan hardware berspesifikasi tinggi di kelasnya, disuguhkan dengan harga seekonomis mungkin.
Namun secanggih apapun komponen internal, kinerja smartphone dijamin tidak optimal tanpa dukungan software memadai serta pernak-pernik pelengkap lain. Hal ini betul-betul saya rasakan saat menggunakan ZTE Blade V5. Dan dalam artikel ulasan ini, saya akan menjelaskan alasannya secara terperinci. Silakan menikmati.
Appearance & feel
Model-model budget phone dan handset tingkat menengah sebenarnya bukanlah tempat terbaik untuk mencari smartphone berdesain cantik. Meski demikian, penampilan luar yang sedap dipandang belum tentu mempunyai build quality tinggi. Rancangan ZTE Blade V5 memberikan kesan bahwa sang produsen asal Shenzhen itu rela mengorbankan satu faktor demi memastikan elemen lainnya terpenuhi.
Dengan kombinasi ukuran 139x71x8,9 mm dan bobot 165 gram, tubuh Blade V5 terlihat tebal, bulky dan berat. Di sisi positifnya, struktur smartphone terasa kokoh, bahkan lebih meyakinkan dari produk kompetitor yang lebih mahal. Unit review ini mempunyai punggung berwarna putih. Layar dikelilingi frame dan bezel glossy hitam. Saat back cover dibuka, warna biru mendominasi bagian interiornya.
Info menarik: ZTE Q519T, Smartphone Rp 1 Juta-an dengan Baterai Super Besar Diluncurkan
Tombol fisik power dan volume berada di sisi yang bersebelahan. Pendekatan ini memudahkan kita mengambil screenshot. Kemudian terdapat port audio 3.5 di kanan atas serta slot Micro USB di kiri bawah. Saya menyukai sentuhan LED biru melingkar sebagai tombol home, serasi dengan warna biru di dalam. Modul kamera tampak cukup besar (berdiameter 1,2 cm) dan sedikit menonjol.
Display
Jendela akses konten mobile di ZTE Blade V5 bisa dilakukan melalui layar LCD 5-inci beresolusi 720×1280 294ppi. Display ini cukup memadai, kaya warna dan cerah. Sudut pengelihatannya juga luas. Masalah akan datang sewaktu ia harus berhadapan dengan teriknya sinar matahari siang – level pantulan sangat tinggi. Namun demikian, layar perangkat ini dilindungi oleh lapisan kaca Dragontrail, mengusung teknologi one glass solution (OGS).
Camera
Mungkin premis performa fotografi ialah salah satu pertimbangan konsumen ingin memiliki Blade V5. Sewaktu smartphone di tingkatannya masih mengunggulkan sensor 8-Mp, Blade V5 sudah dibekali image sensor 13-megapixel, menghasilkan gambar 4096×3072.
Perpaduan kemampuan kamera dan aplikasi di smartphone ini juga cukup memuaskan. Aplikasi ini simpel tapi memberi kemudahan jalan ke konfigurasi manual semisal white balance dan ISO (maksimal 1600), lalu respons tombol shutter terbukti cepat.
Pada keadaan cukup cahaya, hasil foto memang baik. Namun detail permukaan akan ‘menghilang’ begitu pengambilan gambar diterapkan di dalam ruangan, tidak harus di kondisi temaram. Sayang sekali.
Anda bisa bermain-main dengan mode Live Photo, face beauty, panorama, dan multi-angle (pada dasarnya cuma beberapa foto dijadikan satu). Fitur video 1080p-nya terbilang standar, di mana warna tidak akurat dan tekstur tidak tajam.
Untuk keperluan video chat, terdapat kamera sekunder 5-megapixel di depan.
Software, hardware & performance
Anda akan kecewa jika berharap memperoleh handset ber-platform paling baru. ZTE masih beroperasi di Android 4.4.2 Jelly Bean, dan tidak ada yang spesial dari interface-nya. Ia tersusun atas satu layer, jadi walaupun berpotensi gampang berantakan sesudah menginstal ini-itu, navigasi yang dihadirkan tidak terlalu rumit. Bisa jadi cocok untuk mereka yang menginginkan kemudahan penyusunan tampilan antar muka.
Problem utama bagi saya ialah software ZTE Blade V5. Ketika baru di-charge penuh dan diaktifkan, butuh waktu cukup lama bagi handset buat merespons tap serta masuk ke aplikasi. PlayStore beberapa kali mengalami crash. Tanggapan swipe terkadang suka terlambat, dan slow down di dalam app bukanlah pengalaman langka, termasuk waktu load yang lama. Tapi menariknya, performa gaming Blade V5 tidak seburuk asumsi saya.
Terlepas dari masalah penurunan frame rate tiba-tiba, GT Racing 2 berjalan lancar dalam balapan berisi sembilan mobil. Visual memang kurang mengesankan, tapi kapabilitasnya melebihi ekspektasi saya. Beralih ke Asphalt 8, permainan juga tersaji mulus, dengan pemangkasan cukup banyak di segi fitur grafis – efek pantulan objek di-body mobilnya minim.
Game racing tidak menarik bagi Anda? ZTE Blade V5 sanggup menangani Galaxy On Fire 2 HD. Lens flare, bloom, debu luar angkasa serta efek cahaya meriam laser mampu dihidangkan. Dan saya tidak mengeluhkan loudspeaker-nya. Meskipun dentuman bass kurang menendang, ia tetap ‘kondusif’ untuk ber-gaming. Via software benchmark AnTuTu, Blade V5 mendapatkan skor 17073, kira-kira cuma 3/4 nilai Asus Zenfone 5.
Info menarik: [Review] Asus Zenfone 2 ZE551ML
ZTE Blade V5 memanfaatkan system-on-chip MediaTek MT6582, dengan prosesor quad-core Cortex-A7 1,3GHz, GPU Mali-400MP, memori RAM 1GB, penyimpanan internal 4GB (bisa diperluas via Micro SD) dan mengambil tenaga dari unit baterai 2.400mAh.
Perangkat ini hanya sanggup bertahan kurang dari sehari dalam pemakaian standar, berupakan komponen paling lemah di handset. Buat tes gaming, saya meyambungkannya terus ke sumber listrik.
Kehadiran slot dual SIM card boleh dijadikan pertimbangan lain sebelum membeli. Konektivitas ini dibantu Bluetooth, Wi-Fi, GPS, sensor proximity, gyroscope, accelerometer dan gravitasi. Oh jangan lupa, Blade V5 mempunyai fitur televisi analog, tidak butuh sambungan internet. Sungguh apik.
Bundle
ZTE membundel Blade V5 dengan paket sederhana, berisi unit smartphone, buku panduan, kabel converter USB ke MicroUSB dan charger.
TRL’ verdict
ZTE Blade V5 V993W masih belum menjadi jawaban smartphone ekonomis nan ideal yang selama ini kita cari-cari. Di tingkatan sama, ia belum bisa keluar dari bayang-bayang Lenovo A6000 atau Xiaomi Redmi 2. Dan seandainya Anda berkenan mengeluarkan uang sedikit lebih banyak, tersedia pilihan Asus Zenfone 5 atau Redmi Note.
Namun Blade V5 sendiri tidaklah berada di jenjang terbawah daftar produk rekomendasi, hanya saja banyak hal yang perlu ditingkatkan lagi oleh ZTE, terutama di bidang kinerja software. Ia merupakan satu dari sedikit handset ekonomis bersenjata kamera 13-megapixel. Kemudian Anda juga dapat mengubah handset jadi televisi darurat kapanpun, dimanapun.
Smartphone dibanderol seharga Rp 1,6 juta.