Echelon Indonesia 2015 Roadshow Bandung Berlangsung Seru

Setelah Jakarta (4/3), Bandung (5/3) mendapat kesempatan mengikuti rangkaian diskusi Echelon Indonesia 2015 Roadshow. Acara yang bertempat di Bandung Digital Valley (BDV) ini menghadirkan empat pembicara, yaitu Executive Director Bandung Digital Valley Indra Purnama, Pendiri e-Fishery Gibran Huzaifah, CEO Urbanindo Arip Tirta, dan Pendiri Revasi Suriafur Ken.

Presentasi pertama dibuka oleh Indra mengulas tentang program inkubator dan akselerator yang tersedia di Bandung. Sebelum meluncurkan sebuah produk atau layanan ke pasar, semua startup harus melakukan validasi terlebih dahulu. Memastikan bahwa problem yang coba diselesaikan oleh startup adalah masalah nyata yang dihadapi banyak orang.

Mulai tahun ini, Bandung Digital Valley memasukkan program validasi justru pada saat proses seleksi. Di tahun sebelumnya, setelah lulus seleksi dan diterima di inkubator BDV, tim baru melakukan validasi pasar.

Indra mengatakan, tahun ini akan dibuka dengan program pra-inkubasi. Ini merupakan proses sebelum memasuki seleksi inkubasi. Pada tahap ini akan melihat efektivitas dan dinamika sebuah tim startup dalam menjalankan serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Biar bagaimanapun hal pertama yang dilihat oleh VC adalah tim yang solid.

Dalam sesi selanjutnya yang dibawakan oleh Pendiri e-Fishery Gibran Huzaifah, ia menekankan untuk melihat sebuah masalah sosial yang nyata, namun belum dipecahkan atau ada solusinya melalui teknologi.

Sebagai sarjana lulusan biologi, ia melihat masalah efisiensi pemberian pakan belum ada yang memikirkan solusinya. Dari sinilah ide awal e-Fishery bermula. e-Fishery membuat hardware hingga aplikasi yang memudahkan petani ikan mengontrol pemberian pakan dari ponsel mereka.

Saat ini sedang banyak pendanaan yang masuk ke Indonesia, DailySocial sendiri dalam seminggu ini menyiarkan beberapa startup yang mendapatkan pendanaan. CEO Urbanindo Arip Tirta mencoba menyentil soal pendanaan. Ia mengatakan bahwa benar investor akan melihat tim manajemen yang solid, market size, dan produk. Namun sebagai startup, seharusnya pendiri bisa berpikir seperti VC.

“Investor menaruh uangnya berharap akan kembali berlipat-lipat. Yang ditawarkan, selain market size, termasuk di dalamnya potensi pertumbuhan hingga lima kali lipat. Jadi kita harus mempunyai mimpi besar, tanpa tujuan dan mimpi besar ke depannya, tidak mungkin sebuah startup bisa besar,” ujar Arip.

Di sesi keempat, Pendiri Revasi Suriafur Ken membagi pengalamannya mendapatkan investor dari event Echelon. Ken menjelaskan perbedaan menjadi pengunjung dan membuka booth untuk ajang startup. Tak ketinggalan ia memberikan tips agar startup aktif membangun komunikasi dengan penggunjung dan startup lain, melakukan follow up, dan membangun kerja sama dengan sesama startup lainya.

“Jangan pergi ke event tanpa persiapan dan tidak lupa menyediakan cohort. Saya banyak bertemu dan berbicara dengan investor, (mereka mengatakan) kekurangan dari startup Indonesia, (adalah) jarang yang menyediakan cohort, statistik perusahaannya.”

Sesi Roadshow ditutup dengan presentasi yang dibawakan oleh Product Manager Mobomarket Edo Suryo Pamungkas. Edo sebagai perwakilan Baidu, melalui toko aplikasi MoboMarket, memberikan wadah bagi para pengembang lokal dapat berperan serta mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.

Antusiasme peserta yang hadir dalam acara roadshow ini, tidak kalah dengan roadshow Jakarta. Bandung menutup rangkaian Echelon Indonesia 2015 Roadshow. Acara ini merupakan acara pembuka menuju acara puncak Echelon Indonesia 2015 dengan tema Smashing Indonesia’s Growth Barrier tanggal 14-15 April 2015 nanti. Sampai ketemu di sana!

Leave a Reply

Your email address will not be published.