Apakah Area Rural di Indonesia Merupakan Pasar Internet/Mobile Yang Potensial?

Dewasa ini, kebanyakan startup Indonesia hanya berfokus pada Jakarta dan mungkin 2 kota besar lain dalam meluncurkan layanan mereka. Beberapa pilihan kota yang menjadi sasaran utama antara lain Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya dan Bali, sedangkan kota lainnya terlupakan. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa area selain kota besar memiliki tingkat adopsi internet yang rendah, meskipun demikian ada fakta bahwa sebagian besar pendapatan mobile dihasilkan dari daerah di luar Jakarta.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Marketeers, menunjukkan fakta yang menarik tentang daerah pedesaan (non-kota besar) dan hubungannya dengan internet. Mereka merilis sebuah grafik yang menunjukkan betapa pentingnya media bagi orang di kota-kota tertentu. Mereka mewawancarai 2100 orang dari 10 kota di seluruh Indonesia, 14-35 tahun dari SES A, B dan C. Dan hasilnya cukup mengejutkan!

Seperti yang Anda lihat dalam tabel, orang di Jakarta lebih memilih internet daripada televisi. Normal.

Tetapi jika Anda melihat data lain pada tabel tersebut, dapat terlihat bahwa Denpasar dan Pekanbaru memiliki perilaku yang sama dengan Jakarta, mereka lebih memilih internet daripada TV. Untuk Denpasar, tidak aneh, area ini menjadi tujuan wisata dan mungkin menjadi area paling ‘barat’ yang ada di Indonesia, memiliki perpaduan modernisasi budaya barat dan budaya lokal Bali.

Tapi Pekanbaru? Ini baru mengejutkan.

Ternyata Pekanbaru lebih modern dari perkiraan saya. Saya tidak akan pernah menduga bahwa orang di Pekanbaru lebih memilih Internet daripada TV, koran dan media offline lainnya. Fakta menunjukkan bahwa menemukan koneksi internet di Pekanbaru sangat mudah, beberapa orang bahkan mengatakan lebih mudah untuk menemukan internet di Pekanbaru daripada Jakarta dan Surabaya. Infrastruktur di beberapa kota di Sumatera ternyata sudah disiapkan oleh pemerintah, dan saya kira tidak ada yang benar-benar memanfaatkannya, kecuali Pekanbaru.

Hal ini menjadi bukti kuat bahwa tidak hanya Jakarta, Bandung dan Yogyakarta yang merupakan pasar potensial di Indonesia tetapi masih ada begitu banyak potensi pasar yang tidak tersentuh. Dan ini juga berarti, ada begitu banyak peluang bagi perusahaan teknologi dan atau startup untuk menggarap area non-kota besar di Indonesia.

Sebagai contoh, mig33 yang memiliki 24 juta pengguna di Indonesia, sebagian besar pengguna mereka tinggal di luar Jakarta. Layanan seperti Facebook, Friendster, Multiply, Mig33 dan bahkan penyedia konten mobile yang menyediakan layanan berlangganan untuk update kegiatan sehari-hari para selebriti, mendapatkan pemasukan dari para pengguna di luar Jakarta. Konsumen potensial ini tidak selalu berasal dari SES AB, mungkin kelas ekonomi yang lebih rendah, tetapi itu tidak berarti mereka menghabiskan uang/pengeluaran yang lebih sedikit. Konsumen potensial ini adalah mereka yang bersedia membayar biaya kecil untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi jumlahnya ada jutaan dan dengan perilaku yang sama.

Pasar yang sangat menggiurkan dan perlu dieksplorasi!

About Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net. Contact me : rama@dailysocial.net

3 thoughts on “Apakah Area Rural di Indonesia Merupakan Pasar Internet/Mobile Yang Potensial?

  1. Betul sekali hehe, tapi ya menurut saya pribadi untuk meraih pasar ini lebih berat dari sisi bisnisnya daripada teknikalnya, karena kita tidak bisa memakai mindset orang yang sudah terbiasa di kota besar dan terbiasa menggunakan gadget canggih dan aplikasi wah untuk menembus pasar ini,

  2. Ente tidak akan tahu, kecuali hidup bersama mereka. Untuk tau user butuh apa, anda harus ada dia antara meraka, bersama mereka dan tahu kehidupan mereka.

    Pertanyaannya, sama waktu dulu GOAT Jogja-Bandung bersama Rama. Itu petani-petani dan orang-orang dusun yang terlihat dari kereta. Adakah kita solusi untuk kebutuhan mereka.

    Consumer di sini lebih pragmatis, kalau untuk gegayaan atau fashion, mereka tidak peduli. Yang penting problem mereka solve.

    Dan bukankah revenue stream akan datang sendiri selama kita memberikan value add ke user?

Leave a Reply

Your email address will not be published.