Februari lalu Salim Group dikabarkan telah menandatangani kesepakatan dengan salah satu raksasa ritel Korea Selatan Lotte Group untuk bersama-sama menggarap pasar e-commerce. Kesepakatan tersebut menghasilkan sebuah perusahaan Join Venture (JV) yang diperkirakan akan segera beroperasi di awal tahun 2017. Dan baru-baru ini dikabarkan perusahaan milik konglomerat Anthoni Salim tersebut telah berhasil mengamankan 50 persen kepemilikan atas perusahaan JV tersebut.
Seperti diberitakan DealStreetAsia, perusahaan JV yang baru akan melibatkan PT Indomarco Prismatama. Dengan keterangan ini tampak jelas bahwa kemungkinan perusahaan e-commerce baru akan mengandalkan jaringan retail yang tersebar di seluruh Indonesia, dan prediksi perusahaan JV ini mengandalkan konsep online-to-offline (O2O) mendekati kebenarannya. Sementara kabar mengenai detil kolaborasi dan nilai investasi keduanya belum dipublikasikan.
“Kami masih berbicara dengan Lotte. Nilai kesepakatan belum diputuskan, tapi saya percaya itu cukup besar, ” ujar Salim.
Kerja sama dengan ini merupakan salah satu dari sejumlah rencana ekspansi yang telah disiapkan pihak Lotte Group. Dengan menyasar salah satu sektor pasar potensial di ranah e-commerce. Perkembangan infrastruktur internet, tingginya tingkat adopsi perangkat mobile seperti smartphone, dan perkembangan pasar e-commerce menjadi beberapa alasan mengapa Salim Group berusaha menghadirkan platform e-commerce.
Dengan kurang lebih gerai 11.000 Indomaret yang ada tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan Lotte yang memiliki department sore, 41 toko ritel, 31 franchise cepat saji dan sejumlah bisnis lainnya perusahaan e-commerce hasil JV ini setidaknya akan mengganggu dominasi pemain yang lebih dulu beroperasi.
Jika melihat pergerakan yang dilakukan MatahariMall, JD dan Blibli akhir-akhir ini gelaran diskon atau perang harga masih menjadi salah satu strategi untuk meraup banyak kunjungan dan pembeli. Tetapi selain itu gerakan MatahariMall dengan memberikan opsi kredit tanpa kartu kredit dan asuransi untuk transaksi juga bisa menjadi cara lain menarik perhatian pengguna.
Kami sempat memprediksikan bahwa melihat bagaimana Elevenia membangun bisnisnya, setidaknya perusahaan JV ini membutuhkan kucuran dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk bisa mengejar ketertinggalan start dari perusahaan-perusahaan yang lebih dulu beroperasi.