Turnamen tahunan Dota 2, The International, adalah salah satu turnamen esports paling bergengsi. Selain itu, total hadiah dari turnamen tersebut juga terus naik. Ketika pertama kali diadakan di Cologne, Jerman pada 2011, total hadiah dari The International hanya mencapai US$1,6 juta. Pada tahun lalu, total hadiah yang ditawarkan mencapai US$34 juta. Selain itu, Valve juga terus memillih kota yang berbeda untuk menjadi tuan rumah dari turnamen tersebut. Kali ini, Valve memutuskan untuk membuka kesempatan bagi pemerintah kota yang ingin menjadi tuan rumah untuk mengirimkan proposal, sama seperti Olimpiade.
Dalam pernyataan resmi, Valve dengan bangga mengatakan bahwa The International telah menjadi salah satu turnamen esports terbesar di dunia. Mereka juga mengklaim, jumlah penonton The International bisa menyaingi berbagai turnamen olahraga tradisional seperti NFL Superbowl atau US Open Golf Championship. Dengan membiarkan pemerintah kota yang tertarik mengirimkan proposal, Valve ingin memilih kota terbaik — dan menawarkan keuntungan terbesar — untuk menyelenggarakan The International.
“Setiap kota tuan rumah selalu kebanjiran turis (sekitar setengah dari total penonton) yang akan mengeluarkan uang untuk menginap di hotel, makan di restoran, dan mengunjungi berbagai tempat wisata,” kata Valve, dikutip dari Polygon. “Selain itu, Valve juga akan menggandeng perusahaan lokal untuk mendapatkan berbagai perlatan seperti lighting, perlengkapan siaran, dan jaringan internet. Valve juga akan mencari pebisnis lokal untuk bertanggung jawab atas makanan, konstruksi panggung, dekorasi, percetakan, marketing, keamanan, transportasi, dan hiburan. Semua ini akan memberikan dampak positif pada perekonomian kota tuan rumah.”
Pada 2018, The International diadakan di Vancouver, Kanada. Tourism Vancouver melaporkan, dampak ekonomi The International mencapai sekitar US$7,8 juta, lapor PC Gamer. Memang, turnamen esports besar seperti The International bisa memberikan dampak positif pada perekonomian kota tuan rumah. Misalnya, turnamen Rainbow Six Siege Major yang diadakan di Raleigh dikabarkan menyumbangkan sekitar US$1,45 juta pada perekonomian lokal.
Tentu saja, tidak sembarangan kota akan terpilih untuk menjadi tuan rumah dari The International. Ada beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh Valve. Salah satunya adalah keberadaan stadion indoor yang dapat menampung 15 ribu sampai 18 ribu orang. Stadion itu juga harus bisa digunakan selama setidaknya 10 hari. Selain itu, stadion ini juga harus memiliki ruang ekstra untuk berbagai kegiatan, seperti zona fans serta tempat bagi para vendor untuk memamerkan produknya. Pada 2019, The International diadakan di Mercedes-Benz Arena di Shanghai, Tiongkok.
Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Valve adalah ketersediaan ruang hotel untuk setidaknya 30 ribu orang. Tak hanya itu, Valve juga ingin memastikan ketersediaan jaringan internet yang memadai. Mereka juga membahas tentang kedekatan lokasi acara dengan bandara internasional serta sistem transportasi di sebuah kota. Jika pemerintah kota ingin kotanya menjadi tuan rumah, mereka juga harus dapat menjamin keselamatan dari para pekerja, fans, dan para atlet esports profesional yang berkompetisi dalam The International.
Valve menetapkan bahwa batas pengajuan proposal adalah pada 31 Maret 2020. Sementara keputusan akhir akan ditentukan pada 15 Juni 2020. Kota yang terpilih untuk menyelenggarakan The International 2021 akan diumumkan pada The International 2020 yang diadakan pada 20-25 Agustus 2020. Keputusan Valve untuk membuka kesempatan bagi sebuah kota untuk menawarkan diri menjadi tuan rumah The International — sama seperti yang dilakukan oleh Olimpiade — menjadi bukti lain bahwa industri esports telah berkembang menjadi industri besar. Newzoo memperkirakan, tahun ini, nilai industri esports mencapai US$1,1 miliar.
Sumber header: Dot Esports