Generasi ketiga smartphone lipat dari Samsung akhirnya tiba di Indonesia. Saat ini, Samsung sedang mengadakan pre-order untuk Samsung Galaxy Z Fold2. Perangkat yang satu ini ternyata membawa teknologi layar yang lebih baru lagi dibandingkan dengan Fold generasi pertama.
Smartphone baru ini ditujukan bagi mereka yang disebut Samsung sebagai luxury tech. Golongan Luxury Tech yaitu mereka yang mengapresiasi inovasi dan kerap menjadi yang pertama dalam mengadopsi teknologi mutakhir, serta memandangnya sebagai sebuah kemewahan untuk mendukung hidup yang lebih baik. Jadi memang pangsa pasar yang dituju sudah berbeda dari Galaxy S dan Note.
Perubahan yang cukup bisa saya rasakan adalah pada saat membuka Samsung Galaxy Z Fold2 menjadi tablet. Layarnya tidak lagi kenyal seperti yang ada pada Samsung Galaxy Z Fold pertama. Layar ini bernama Samsung Ultra Thin Glass dengan teknologi DynamicAMOLED 2x, membuatnya menjadi lebih kokoh jika dibandingkan dengan pendahulunya. Di atas layar tersebut sudah ditambahkan sebuah lapisan tahan goresan yang melindungi lapisan utamanya.
Saat tertutup, Z Fold2 terlihat seperti sebuah smartphone dengan layar panjang. Layar Super AMOLED tersebut ternyata sudah menggunakan Gorilla Glass Victus terbaru yang diklaim lebih tahan terhadap benturan. Engsel yang ada pada Z Fold2 juga didesain tersembunyi dan telah diuji sampai 200.000 kali buka tutup.
Samsung Galaxy Z Fold2 juga membawa kemampuan untuk melakukan multi tasking. Dengan menggunakan menu yang ada pada sebelah kanan, membuat pengguna bisa membuka tiga aplikasi sekaligus. Saya beberapa kali mencoba menggunakan Chrome, Gmail, dan Gallery dan tanpa masalah sekalipun.
Kameranya juga membawa setting yang baru. Pada perangkat ini, Samsung tidak menyematkan kamera dengan resolusi 108MP. Namun, tiga buah kamera dengan resolusi 12 MP ada pada bagian belakangnya. Dua kamera selfie juga terpasang dengan resolusi 10 MP yang terdapat pada bagian depan dan bagian dalamnya.
Samsung Galaxy Z Fold2 memiliki spesifikasi sebagai berikut
SoC | Qualcomm Snapdragon 865 |
CPU | Kryo 585 Gold 3.09 GHz + 3x Kryo 585 Gold 2.40 GHz + Kryo 585 Silver 1.80 GHz |
GPU | Adreno 650 |
Layar Depan | 6.2″ Super AMOLED 2260×816 Gorilla Glass Victus |
Layar Dalam | 7.6” QXGA+ Dynamic AMOLED 2X Display Infinity Flex Display 2208 x 1768 120 Hz |
RAM | 12 GB |
Penyimpanan internal | 256 GB UFS 3.1 |
Dimensi Tertutup | 68.0 x 159.2 x 16.8mm |
Dimensi Terbuka | 128.2 x 159.2 x 6.9mm |
Kamera Belakang | 12 MP (utama) + 12 MP (Ultrawide) + 12 MP (Telephoto) |
Kamera Depan | 10 MP |
Kamera Dalam | 10 MP |
Bobot | 282 gram |
Baterai | 4500 mAh |
Di Indonesia, Galaxy Z Fold2 dijual dengan harga Rp33.888.000, serta tersedia dalam 2 pilihan warna, Mystic Black dan Mystic Bronze.
Layar Lebih Baik: Tidak lagi was-was
Pada Samsung Galaxy Z Fold pertama, kita mendengar bahwa layar dari smartphone ini sangat mudah rusak. Apalagi, setelah salah satu kanal Youtube memperlihatkan lapisan yang ada pada layar Z Fold justru membuat rusak saat dicabut. Padahal, goresan pada layar kerap terjadi pada saat penggunaan.
Hal tersebut pun saya tanyakan langsung kepada Taufik Furqan selaku Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pada layar dalamnya, sudah terpasang sebuah lapisan anti gores. Dan saat sudah banyak goresan, apakah aman untuk menggantinya sendiri dengan lapisan lain seperti hydrogel.
Taufik mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada layar yang diproduksi dengan standar seperti Gorilla Glass untuk yang foldable. Namun, kekuatan layarnya sudah diuji hingga 200 ribu kali buka tutup dan lebih baik dari generasi pertamanya.
Untuk lapisan anti gores yang terpasang, ternyata memang khusus dibuat untuk Samsung UltraThin Glass tersebut. Jadi pada saat ingin menggantinya, Samsung menyarankan untuk menggantinya di service center. Taufik sendiri tidak menyarankan untuk mencabut lapisan tersebut sendiri karena memang sudah disesuaikan dengan ultra thin glass-nya.
Mengapa tidak menggunakan 108 MP?
Samsung memiliki sebuah kebanggaan tersendiri terhadap sensor kamera yang mereka ciptakan. Dengan resolusi sangat tinggi, yaitu 108 MP, kameranya dapat menangkap gambar dengan detail yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Namun ternyata, pada Samsung Galaxy Z Fold2 resolusi kameranya hanya 12 MP saja.
Taufik mengatakan bahwa Fold memang ditujukan kepada para luxury tech dimana yang paling utama adalah penggunaan layar yang lebar. Yang kedua adalah penggunaan multi windows experience yang mampu menampilkan tiga aplikasi sekaligus. Dua faktor ini merupakan yang utama Samsung kembangkan pada Fold.
Selanjutnya adalah hal-hal lain seperti kamera. Walaupun sama-sama menggunakan 12 MP, namun sensor dan hasil gambarnya sudah lebih baik dibandingkan dengan generasi pertamanya. Samsung pun juga membuat kamera ultra wideangle dan telephoto-nya memiliki resolusi yang sama, sehingga membuat kameranya memiliki kelas yang sama dengan lini Galaxy S20.
Hands-On
Saat menerima Samsung Galaxy Z Fold2, saya diberitahukan bahwa smartphone ini hanya untuk demo saja. Dengan aturan IMEI yang diberlakukan, membuat perangkat yang saya dapatkan tidak bisa dipakai untuk melakukan panggilan melalui jaringan seluler.
Sayang memang, waktu yang diberikan oleh Samsung untuk mencoba smartphone ini kurang lama karena pada akhir pekan saya harus mempersiapkan kebutuhan keluarga karena ada acara. Jadi, saya tidak bisa mencobanya dengan mendalam.
Hal pertama yang saya coba tentu saja layar dalamnya yang sebesar tablet. Saat menyentuhnya, memang yang terasa bukanlah bahan seperti plastik yang ada pada Fold pertama. Kali ini layarnya sudah lebih keras sehingga tidak perlu berhati-hati saat menekannya. Selain itu, saya juga melihat lapisan anti gores pada layar dalamnya tersebut.
Seperti yang sudah dikatakan oleh Taufik, lapisan anti gores ini sudah dibuat khusus untuk Samsung Galaxy Z Fold2. Jika saya memiliki smartphone ini, tentu saja layar dalamnya tidak akan lepas dari lapisan hydrogel yang lebih baik dalam menahan goresan.
Lapisan anti gores yang terpasang di bagian dalamnya ternyata harus sering dilap. Pasalnya, lapisan anti goresnya sangat ramah terhadap sidik jari. Saya harus membersihkannya berkali-kali saat menggunakannya untuk memainkan beberapa game ringan.
Dengan resolusi layarnya yang 22,5:18, membuat tidak semua aplikasi dapat berjalan sesuai dengan dimensi layarnya. Contohnya Instagram, aplikasi ini akan menampilkan dua ruang kosong pada kiri dan kanannya. Jadi, gambar yang ditampilkan sama seperti sebuah smartphone pada posisi portrait.
Hal kedua yang saya coba tentu saja kameranya. Saat mengambil beberapa gambar, saya melihat hasilnya cukup mengesankan pada layar Fold2. Warna serta ketajamannya cukup baik saat dilihat. Namun, saat gambarnya saya pindah ke laptop, lain lagi ceritanya.
Gambar yang ada terasa sedikit washed out saat di zoom 100%. Hasil seperti ini tentu saja cukup terasa jika dibandingkan dengan hasil dari Galaxy S20. Namun, hari ini (tanggal 29 September 2020) saya mendengar dari seorang rekan media bahwa ada system update yang sepertinya memperbaiki hasil kameranya. Sayang memang, saya tidak sempat mencobanya karena harus dikembalikan.
Mode pengambilan gambar pada Galaxy Z Fold2 juga beragam. Yang pasti, kamera terbaik pada smartphone ini terletak pada bagian belakangnya. Jadi, gunakanlah kamera pada bagian belakangnya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hal tersebut termasuk mengambil swafoto.
Jika mengambil gambar dengan posisi Z Fold2 ditutup, maka pengoperasiannya dilakukan pada layar luarnya. Saat dibuka, pengoperasian akan dilaksanakan pada layar bagian dalamnya. Dan jika layarnya ditekuk 90 derajat, maka bagian yang berdiri akan menjadi viewfinder dan bagian yang tertidur akan menjadi ruang untuk tombol dan galeri foto.
Satu hal yang menurut saya menarik adalah pengambilan gambar swafoto dengan kamera belakang. Yang saya lakukan adalah menekan tombol pada bagian kiri atas yang hanya bertuliskan off. Klik tombol tersebut dan baliklah Z Fold2 tersebut, maka layar depan akan menampilkan gambar dari kamera utamanya. Hasilnya? Sebuah foto selfie berukuran 12 MP terbaik yang bisa diberikan oleh Galaxy Z Fold2.
Hal ketiga adalah melakukan benchmarking. Pada Galaxy Z Fold2, saya sudah melakukan benchmark dengan dua aplikasi, yaitu Antutu dan GeekBench 5. Hasilnya pun menakjubkan dan bahkan lebih cepat dari seri Galaxy S dan Note yang dikeluarkan di Indonesia. Berikut adalah hasilnya
Sayang memang, waktu yang diberikan oleh Samsung cukup sempit sehingga saya tidak bisa melakukan pengujian lain seperti bermain game. Mungkin suatu saat nanti, Samsung bakal meminjamkan kembali Galaxy Z Fold2 untuk diuji secara mendalam. Overall, saya puas bisa menjadi sultan dalam waktu tiga hari.