Sebagai Perusahaan Teknologi Kartuku Kembangkan Solusi End-to-End Pembayaran Elektronik

FullSizeRender (2)

Tidak banyak perusahaan di industri teknologi Indonesia yang berusaha membangun sistem dan kapabilitasnya sendiri. Kartuku adalah salah satu pengecualian. Dengan visi CTO-nya, Rama Notowidigdo, yang ingin perusahaan lokal tidak cuma sekedar menjadi “system integrator”, Kartuku berusaha membangun solusi pembayaran elektronik end-to-end yang berbasis cloud. Kartuku saat ini menguasai 31 persen dari total 800 ribu EDC yang tersebar di Indonesia.

Kartuku membangun solusi pembayaran elektronik dari hulu ke hilir, dari perakitan sendiri EDC multibank yang compliance dengan berbagai standar keamanan, kerja sama dengan mayoritas bank acquirer, dan membangun sistem berbasis cloud dan layanan pelanggan yang dapat diakses 24/7 bagi kliennya. Saat dibangun pertama kali tahun 2001, Kartuku termasuk kategori “system integrator”. Kini Kartuku membangun semuanya sendiri.

Meskipun menitikberatkan layanan yang menggunakan kartu (debit, kredit, prabayar), bukan berarti Kartuku tidak melayani transaksi pembayaran untuk layanan berbasis Internet. Kartuku juga membangun sistem pembayaran elektronik untuk layanan Internet, misalnya McDelivery Indonesia, sebagai bagian sistem pembayaran terintegrasi untuk McDonald’s. Startup yang dibantu oleh Kartuku di antaranya adalah Ruma yang menyasar konsumen tradisional.

Seperti diungkapkan oleh Rama dalam kesempatan media interview di kantor Kartuku di bilangan Kuningan, layanan yang disajikan oleh Kartuku adalah:

  • membangun software as a service (SaaS) – layanan manajemen transaksi, mini ATM, e-commerce, Bill Payment, Rewards Management, penyebaran dana
    pensiun, prepaid dan top-up.
  • membangun platform as a service (PaaS) – layanan antrian, rekonsiliasi, akun virtual, manajemen akun, manajemen akses identitas, remote software downloadterminal data store
  • membangun infrastructure as a service (IaaS) – jaringan terdepan dengan visual dan sumo logic

12 Kartuku - NFC at McD

Rama menginginkan tim teknisnya menjadi engineer, tak cuma sekedar programmer supaya bisa memiliki pemahaman secara utuh apa yang dikerjakannya. Kartuku sendiri sedang ekspansi besar-besaran, termasuk membangun kantor teknis di Bandung yang lebih dekat ke kampus-kampus. Saat ini mereka sudah memiliki 110 pegawai yang berada di bawah tim IT dan pengembangan sistem dan masih merekrut lebih banyak engineer untuk sistemnya yang scalable.

Klien Kartuku selama ini adalah korporasi (B2B) dan ke depannya Rama menyatakan pihaknya bakal membidik pasar UKM yang potensial. Secara teknologi pihaknya menyatakan sudah siap, tetapi mereka harus lebih mengenal kondisi pasar dan strategi apa untuk mengedukasi pasar. Langkah ini selaras dengan visi Bank Indonesia untuk menciptakan cashless society yang memungkinkan semua transaksi dilakukan tanpa melibatkan uang tunai.

Terkait teknologi terkini yang sedang ramai diperbincangkan, misalnya mPOS dan Apple Pay, Rama menjawab bahwa sesungguhnya teknologi tidak masalah dan mereka memiliki kapabilitas untuk mengimplementasikannya, tetapi yang lebih penting bagaimana membangun sistem yang handal dan bagaimana orang mau memanfaatkan dan mengadopsi hal ini. Kartuku sekarang lebih fokus untuk membangun jaringan sistem dengan membangun end point di berbagai titik sehingga memudahkan penggunaannya dan lebih reliable.

Leave a Reply

Your email address will not be published.