Sejarah Splinter Cell: Aksi Spionase Penuh Inovasi

Pengumuman remake untuk game original Splinter Cell beberapa waktu lalu mungkin menjadi kabar paling menggembirakan yang pernah diumumkan oleh Ubisoft akhir-akhir ini. Apalagi seri game spionase ikonik ini telah tertidur selama delapan tahun.

Bagi Anda yang masih asing dengan franchise yang satu ini, game yang berjudul lengkap Tom Clancy’s Splinter Cell ini merupakan salah satu judul klasik Ubisoft yang telah ada sejak tahun 2002 lalu. Game ini telah melewati banyak pengembangan dan juga perubahan selama perilisan serinya. Namun semua kembali ke awal tahun 2000-an ketika Ubisoft ingin membuat sebuah seri game baru.

Awal Mula Pengembangan Splinter Cell (2000)

Ubisoft E3 2002

Pada awal pengembangannya, game ini dikembangkan sebagai game agen rahasia bergaya James Bond dengan dunia fiksi ilmiah dengan kode nama “The Drift”. Dibuat dengan tujuan sebagai rival dari seri Metal Gear Solid milik Konami, Ubisoft perlahan meninggalkan tema fiksi ilmiahnya dan menggantinya dengan tema perang spionase yang lebih gelap dan serius.

Apalagi Ubisoft juga menjalin kerja sama dengan novelis militer dan spionase, Tom Clancy, meskipun Clancy tidak memberikan arahan apapun ke dalam game-nya. Ubisoft Montreal menjadi studio yang bertanggung jawab untuk membuat game pertama dari seri legendaris ini dengan mengambil inspirasi elemen stealth dari Metal Gear Solid dan Thief.

Tom Clancy’s Splinter Cell (2002)

Setelah masa pengembangan kurang lebih 2 tahun, Ubisoft akhirnya merilis game pertamanya pada 2002 secara eksklusif untuk Xbox. Baru di tahun 2003, mereka merilis versi port dari game-nya ke PC, PlayStation 2, GameCube, dan Mac OS X. Ada juga versi 2D-nya untuk Game Boy Advance dan Nokia N-Gage.

Game ini mendapat respon yang sangat positif dan bahkan masuk ke dalam daftar game terbaik yang pernah dibuat. Hampir semua aspek dari game ini mendapat pujian dari para kritikus mulai dari grafis mengagumkan Unreal Engine 2, voice acting karakter Sam Fisher yang menjiwai dari Michael Ironside, hingga ke mekanisme stealth yang dianggap revolusioner untuk genre stealth-action. Game pertama Splinter Cell ini langsung menjadi pondasi yang kuat untuk seri Splinter Cell berkembang menjadi besar.

Tom Clancy’s Splinter Cell: Pandora Tomorrow (2004)

Kesuksesan seri original Splinter Cell tentunya langsung membuat Ubisoft mengunci sekuel dan bahkan game-game berikutnya. Ubisoft bahkan menugaskan dua studio lain mereka, yaitu Ubisoft Shanghai dan Ubisoft Milan untuk menggarap sekuel game ini. Sedangkan developer aslinya, Ubisoft Montreal tengah mengembangkan Chaos Theory yang akan jadi game ketiganya.

Dalam game keduanya, Ubisoft memberikan fokus lebih ke pengalaman naratif dan juga musuh yang lebih cerdas. Game ini juga memperkenalkan fitur pilihan aksi yang akan memengaruhi narasi game-nya. Dengan berbagai perkembangan tersebut, Ubisoft sekali lagi mendapat kesuksesan lewat sekuel Splinter Cell ini.

Tom Clancy’s Splinter Cell: Chaos Theory (2005)

Developer original Splinter Cell, Ubisoft Montreal kini dibantu oleh Ubisoft Milan untuk memastikan game ketiganya dapat menandingi Pandora Tomorrow. Game ini pun dibuat lebih gelap dengan gerakan pertarungan serta cara membunuh yang lebih bervariasi. Hasilnya game ini menjadi judul pertama yang mendapat rating M (dewasa) dari ESRB.

Membuat aksi Sam Fisher lebih sadis dengan NPC yang lebih cerdas sehingga setiap misinya jadi lebih menantang ternyata merupakan resep yang tepat untuk membuat Chaos Theory sukses. Apalagi cerita Sam Fisher juga semakin kompleks dengan menjadi Third Echelon yang harus menghalau berbagai rencana militer berbahaya dari seluruh dunia.

Tom Clancy’s Splinter Cell: Double Agent (2006)

Untuk seri keempatnya Ubisoft cukup ambisius dengan membuat dua versi dari game-nya. Hal tersebut dilakukan karena Ubisoft ingin memberikan pengalaman yang maksimal di setiap platform untuk game ini. Sehingga, Ubisoft Milan dan Shanghai mengembangkan game-nya untuk generasi next gen yaitu Xbox 360, PlayStation 3, dan PC Windows yang disebut versi 01. Sedangkan Ubisoft Montreal mengerjakan untuk konsol generasi sebelumnya yaitu Xbox, PlayStation 2, Nintendo GameCube, dan Wii yang disebut versi 02.

Keduanya memiliki premis cerita yang kurang lebih sama, namun kedua versi tersebut diinterpretasikan berbeda oleh kedua studio. Versi 01 yang dibangun di platform yang lebih kuat mendapat berbagai keuntungan untuk berinovasi mulai dari grafis hingga fitur gameplay. Sedangkan versi 02 harus memperhitungkan keterbatasan kekuatan dari platform lamanya.

Kedua versi dari game ini tetap mendapatkan respon yang cukup positif dari para gamer saat dirilis. Namun karena adanya perbedaan yang cukup membuat kedua game seperti dua game berbeda, fans pun mulai terpecah dengan sebagian menyukai pendekatan baru dari versi next-gen dan sebagian lainnya lebih menyukai versi old-gen yang lebih mendekati game original Splinter Cell.

Tom Clancy’s Splinter Cell: Essentials (2006)

Sekian lama menjadi franchise emas milik Xbox, Splinter Cell akhirnya menjadi game eksklusif dalam PSP lewat Splinter Cell: Essentials. Meskipun game ini memiliki kemiripan cover dengan Double Agent namun Essentials membawa latar waktu dan cerita yang benar-benar berbeda. Game ini akan membawa pemain menyelami masa lalu Sam Fisher sebelum game pertamanya.

Sayangnya, perjalanan pertama Splinter Cell ke PSP tidak berjalan mulus karena game-nya mendapat rating yang kurang bagus karena game-nya disebut dirasa terlalu terburu-buru, dan bahkan banyak kekurangan di beberapa aspek. Ditambah lagi, mekanisme kontrolnya yang sedikit berantakan saat dibawa ke PSP juga menjadi masalah besar untuk game ini.

Tom Clancy’s Splinter Cell: Conviction (2010)

Setelah menyadari bahwa praktik siklus pengembangan tahunan dengan melibatkan banyak studio membuat serinya menjadi kacau, Ubisoft akhirnya memutuskan untuk benar-benar mengambil arah yang berbeda untuk Splinter Cell: Conviction yang diperkenalkan pada 2007, namun mendapat beberapa kali penundaan bahkan resmi ditahan pada 2008 untuk dirombak ulang. Game ini akhirnya dirilis pada 2010 dengan tampilan dan gameplay yang benar-benar baru.

Dalam Conviction, Sam diceritakan telah keluar dari Third Echelon dan kini tengah menginvestigasi kematian anaknya yang diduga bukan sekadar kecelakaan. Dalam petualangannya, Sam digambarkan lebih brutal dan juga kuat yang membuat gameplay Conviction memiliki lebih banyak aspek meskipun elemen stealth tetap ada. Namun ternyata arah ini disukai oleh para gamer yang membuat Conviction mendapat respon cukup positif dan sukses. Meski begitu, tidak sedikit gamer lainnya juga menyayangkan kenapa game Splinter Cell jadi terasa seperti Max Payne di Conviction.

Tom Clancy’s Splinter Cell: Blacklist (2013)

Merasa berhasil melahirkan kembali seri Splinter Cell lewat Conviction, Ubisoft percaya diri untuk melanjutkan seri ini. Bahkan mereka memberikan proyek keenam ini kepada studio baru mereka Ubisoft Toronto. Ubisoft Toronto tersebut ingin mengembalikan aspek stealth serta ciri khas yang dimiliki oleh Splinter Cell sebelumnya.

Kembalinya Splinter Cell menjadi sebuah game yang lebih berfokus ke stealth memang disambut positif oleh para pemain. Namun campaign yang singkat ketimbang seri-seri sebelumnya dan juga absennya pengisi suara Sam, Michael Ironside, membuat para fans veteran merasa kecewa. Hasilnya, meskipun mendapat respon positif, penjualan dari Blacklist disebut gagal memenuhi ekspektasi Ubisoft yang sekaligus menjadi penutup untuk Splinter Cell kala itu

Tom Clancy’s Splinter Cell Remake (TBA)

8 tahun berselang setelah seri terakhirnya, Ubisoft memberikan kejutan bagi para fans dengan mengumumkan proyek remake dari game original Splinter Cell. Game ini akan dikembangkan oleh Ubisoft Toronto yang mengerjakan Blacklist dan akan memodernisasi pengalaman dari game originalnya,

Game ini akan menggunakan engine milik Ubisoft, Snowdrop Engine yang juga digunakan pada game Ubisoft lainnya seperti The Division. Ubisoft juga mengatakan bahwa versi remake ini tidak akan mengadopsi sistem open world dan akan linear seperti game originalnya.