Seiring perkembangan di kancah global, pertumbuhan positif dari tahun ke tahun mengiringi perjalanan ekosistem digital di Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan jika pada periode 2021-2022, terdapat lebih dari 210 juta pengguna internet di Indonesia, dengan perbandingan pada satu dekade lalu di mana masih “hanya” menyentuh 55 juta pengguna. Hal itu mengindikasikan teknologi internet telah menjangkau hampir seluruh penduduk Indonesia. Dampaknya,bisnis internet mengalami pertumbuhan secara eksponensial.
Berbicara angka, laporan dari Google, Temasek dan Bain mencatat, nilai ekonomi digital tanah air yang diukur berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) memiliki nilai sebesar, US$77 miliar pada 2022, dan diproyeksikan akan melesat hingga US$130 miliar di 2025 mendatang. Hal apa yang mendorong pertumbuhan perekonomian digital kita? Selain bertumbuh suburnya ekosistem startup digital, sektor eCommerce dan pembayaran digital diklaim menjadi akselerator utama, terlebih saat pandemi lalu yang mendorong masyarakat melakukan transformasi digital di segala aspek.
Tak berlebihan jika beberapa riset mencatat, nilai transaksi pembayaran digital pada tahun 2022 mencapai US$ 72.09 miliar. Seakan serasi dengan pertumbuhan tersebut, nilai transaksi digital commerce pada tahun yang sama berada di angka US$ 67.31 miliar dengan proyeksi pada 2027 mendatang diharapkan bisa mencapai US$ 115.50 miliar.
Besarnya potensi ekonomi digital Indonesia direfleksikan oleh populasi penduduk terbesar di Asia Tenggara dengan bonus demografi dimana terdapat kurang lebih 50 juta penduduk berpendapatan menengah dengan daya beli yang lebih tinggi. Selain itu,pasar Indonesia juga disesaki oleh pelaku bisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang sejak lama ditahbiskan menjadi salah satu pilar penyangga utama ekonomi bangsa.
Situasi tersebut kemudian dimanfaatkan secara apik oleh pelaku ekosistem startup digital Indonesia, yang memotori dukungan terhadap UMKM melalui solusi digital, demi mewujudkan perekonomian digital berkelanjutan. Para pelaku startup berlomba-lomba untuk menciptakan solusi digital yang dapat mempermudah dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas UMKM. Sehingga, akses terhadap permodalan, rantai pasok, dan pemasaran menjadi lebih mudah didapatkan oleh para pelaku UMKM dengan adanya solusi digital yang ditawarkan oleh para startup di Indonesia.
Tak pelak, kondisi di atas juga memberikan dampak pemerataan pertumbuhan ekosistem digital di berbagai wilayah Indonesia. Menurut laporan Statistik E-Commerce 2021 terdapat 1.774.589 usaha e-commerce (75,15%) dari total usaha e-commerce di Indonesia (2.361.423 usaha). Hingga Juni 2021, sebanyak 42.6% usaha e-commerce terdapat di DKI Jakarta. Sedangkan di selain Pulau Jawa, persentase usaha e-commerce paling banyak di provinsi Kepulauan Riau (33.88%) dan Kalimantan Timur (30.57%). Hal ini disebabkan oleh lokasi yang dekat dengan pusat perekonomian dan tersedianya akses internet yang memadai.
Di luar aspek perniagaan digital, pemerataan digital di Indonesia juga dipandang telah berada di jalur yang tepat, meski tentu saja hingga kini masih memiliki sejumlah tantangan, seperti misalnya pemerataan infrastruktur, sumber daya manusia, akses pasar, dan akses permodalan. dan lain sebagainya.
Dalam laporan DSInnovate teranyar seputar ekosistem startup digital Indonesia tahun 2022 yang dirilis bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Menteri Kemenkominfo, Johnny G. Plate mengatakan, mempersempit kesenjangan digital wilayah menjadi salah satu komitmen utama pemerintah selaku salah satu pemangku kepentingan perihal ini.
”Apa yang telah saya lakukan sebagai menteri adalah menggelar infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh negeri melalui jaringan telekomunikasi serta menyediakan High throughput Satellite dengan kapasitas 300 gigabit per detik yang akan diluncurkan ke orbit tahun depan untuk mendukung kebutuhan digital Indonesia. Kami juga telah membangun setengah juta base transceiver station. Dengan transportasi dan sarana logistik yang sangat terbatas di wilayah archipelago, sehingga kita harapkan pembangunan infrastruktur TIK di seluruh negeri untuk menutup kesenjangan digital.” ujarnya.
Selain dukungan regulator, dukungan dari para pelaku bisnis internet juga patut diapresiasi. Menjamurnya startup digital tidak hanya sekedar menjadi “tren” belaka, namun dinilai mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan, dalam rangka mempercepat transformasi digital.
”Para startup ini berpeluang menghadirkan nilai ekonomi baru dalam beberapa dekade mendatang. Terutama, mengingat peran startup digital yang telah membantu berbagai pihak dalam menjembatani kesenjangan digital dan menghadirkan solusi atas permasalahan yang banyak ditemui masyarakat . Tidak hanya itu saja, para startup digital juga telah banyak membantu korporasi mengadopsi teknologi baru untuk mengakselerasi bisnisnya, seperti misalnya teknologi blockchain, big data, Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), cloud computing, dan Internet of Things (IoT).” papar M. Fajrin Rasyid, Direktur Digital Bisnis Telkom yang dikutip dari sumber yang sama.
Peran startup digital bagi bangsa ini sesungguhnya sangat menarik untuk dikaji bersama. Bagi Anda pelaku bisnis, praktisi, atau pun pemerhati industri terkait, dapat memperoleh insight serta gambaran menarik terkait cakrawala ekosistem digital tanah air dalam laporan DSInnovate terbaru yang bertajuk “Membangun Ekosistem Startup Digital Indonesia 2022”.
Dalam laporan ini Anda juga dapat menemukan penerapan aspek People, Program, Place, Policy, dan Platform racikan Kemenkominfo untuk kemajuan perekonomian digital Indonesia. Dapatkan laporannya sekarang.