Shopback, startup agregator cashback asal Singapura, mengumumkan akan segera ekspansi ke Australia sebagai negara ketujuh wilayah operasinya, pasca mendapatkan kucuran dana segar senilai Rp338 miliar dipimpin oleh Credit Saiso. Kantor barunya tersebut direncanakan beroperasi pada kuartal kedua tahun 2018.
“Kami pilih Australia karena sudah cukup mature dan pemahamannya terhadap e-commerce sudah sangat baik. Di sana, jumlah transaksinya sudah tiga kali lipat dari Indonesia meski jumlah penduduknya hanya 25 juta orang,” terang Co-Founder dan Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan, Rabu (24/1).
Selain ekspansi ke Australia, Shopback juga menambah dua lokasi R&D terbaru di Vietnam dan Taiwan. Kantor tersebut akan mendukung pusat R&D Shopback di Singapura dalam pengembangan teknologi dan produk secara grup ke depannya.
Menurut Yonathan, pihaknya memilih kedua negara tersebut sebagai kantor R&D lantaran secara demografis memiliki talenta di bidang engineering-nya yang sudah mumpuni. Kondisi tersebut dinilai belum terjadi di Indonesia. Nantinya tenaga senior tersebut diharapkan bisa mentransfer ilmu ke para talenta lokal.
“Dari hasil funding yang kami dapat, tidak akan kami pakai untuk marketing gila-gilaan. Kami ingin kembangkan pasar dengan menghadirkan banyak produk baru. Untuk itu butuh tim engineering yang banyak. Kalau bisa, tim-nya bisa tambah dua sampai tiga kali lipat.”
Secara grup, Shopback telah beroperasi di enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, Taiwan, dan Thailand. Indonesia menjadi kontributor terbesar dengan sumbangsih sekitar 30%-40% secara grup.
Secara total, Shopback telah bermitra dengan 1.300 perusahaan e-commerce. Penggunanya mencapai lebih dari 3,2 juta orang, sementara total penjualannya sebesar SG$22 juta per bulannya. Situs Shopback sendiri telah dikunjungi lebih dari lima juta kali dalam sebulannya dan aplikasinya sudah diunduh lebih dari 1,5 juta kali.
Target bisnis Shopback Indonesia
Yonathan melanjutkan sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis Shopback Indonesia secara keseluruhan dapat tumbuh hingga tiga kali lipat. Untuk itu, perusahaan akan melakukan sejumlah kegiatan marketing yang lebih agresif dengan memberikan sejumlah insentif kepada para pengguna yang berhasil memberikan referensi ke pengguna baru.
Strategi referral seperti ini dinilai lebih efektif. Pasalnya, menurut hasil riset yang dilakukan perusahaan, selama ini strategi pemasaran Shopback lebih ke arah word-of-mouth. Tak hanya itu, Shopback juga akan memperbanyak kerja sama dengan brand dan mulai menyasar UMKM yang telah berjualan di platform e-commerce sebagai mitra.
“Kami ingin menggaet sekitar 1000 UKM yang berjualan online untuk masuk sebagai mitra kami.”
Fitur terbaru yang dihadirkan Shopback Indonesia diantaranya pembandingan harga, mulai dari transportasi online, agregasi kupon diskon, dan harga pulsa.
Dua tahun Shopback Indonesia beroperasi, pertumbuhan bisnisnya diklaim mencapai 300% dan telah memberikan cashback sekitar Rp60 miliar kepada penggunanya. Adapun total pengguna Shopback mencapai 1,8 juta orang dan 180 mitra e-commerce.