Indonesia Menyumbang 40 Persen Pertumbuhan Bisnis Shopee di Asia Tenggara

Layanan mobile marketplace C2C Shopee menyebutkan bahwa 40% kontribusi pertumbuhan bisnis di negara-negara Asia Tenggara tempatnya beroperasi saat ini berasal dari Indonesia. Shopee juga mengklaim kini aplikasinya telah diunduh 20 juta kali di seluruh Asia Tenggara dan menerima lebih dari 250 ribu pesanan tiap harinya. Di samping itu, Shopee juga mengumumkan akan menggelar Mobile Shoping Day pada tanggal 10 Oktober 2016 nanti yang rangkaian acaranya akan dimulai sejak tanggal 1 Oktober 2016.

Berdasarkan data Kementrian Komunikasi dan Telekomuniasi, pembelian barang secara daring yang dilakukan melalui perangkat mobile mengalami pertumbuhan hingga 164% dari 2014 hingga 2015. Sedangkan pembelian melalui website atau desktop hanya mengalami peningkatan sebesar 32%.

Shopee yang berada di bawah payung Garena pun mengklaim kini telah mengalami peningkatan bisnis yang signifikan di ketujuh negara tempatnya beroperasi, termasuk Indonesia. Berdasarkan data internal, pada Agustus 2016 Shoppe telah diunduh 20 juta di seluruh Asia Tenggara dan menerima pesanan lebih dari 250 ribu tiap hari.

Indonesia disebut sebagai negara yang memberikan kontribusi paling besar, sebesar 40% dari bisnis Shopee secara keseluruhan. Shopee sendiri saat ini sudah beroperasi di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Taiwan.

CEO Shopee Chris Feng mengatakan, “Dengan pengalaman serta pemahaman yang kami miliki terkait pasar Indoensia, kami percaya dapat bertahan di sini. Kami juga terus mempercepat hubungan dengan rekan bisnis dan memeperbaiki diri agar sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. […] Secara umum kami juga kini tumbuh sekitar 50-60 persen tiap bulannya. Pertumbuhan ini untuk trafik dan transaksi. Saya rasa transaksi akan tumbuh bersamaan dengan trafik.”

Sebagai informasi, Garena, perusahaan induk yang menaungi Shopee juga telah mendapatkan pendanaan seri D sebesar $ 170 juta pada Maret 2016 silam yang dipimpin oleh Khazanah Nasional Berhard. Menurut Chris, pendanaan tersebut juga secara tidak langsung telah memperkuat kemampuan finansial Shopee. Salah satu investasi yang dilakuan adalah di sektor edukasi dengan menggelar program Young Entrepreneur Program dan Shopee University. Melalui kedua program tersebut, Shopee mencoba untuk memberikan edukasi kepada para sellers mereka tentang berbisnis jual beli secara online.

Mobile Shoping Day

Di samping mengumumkan pertumbuhan bisnis, Shopee juga mengumumkan akan menggelar kampanye Mobile Shopping Day, kegiatan belanja online via mobile yang menawarkan berbagai penawaran menarik. Kegiatan ini direncanakan untuk digelar selama 10 hari mulai dari tanggal 1 Oktober 2016 dan puncaknya pada tanggal 10 Oktober 2016 nanti. Harapannya, festival belanja mobile tersebut bisa menjadi festival belanja mobile terbesar yang pernah ada.

“Shopee ingin menandakan tanggal 10 Oktober sebagai sebuah pencapaian penting yang memperlihatkan awal dari sebuah era baru dimana kita dapat berbelanja online secara bebas kapan saja melalui perangkat mobile. Kami juga ingin mengundang semua pihak untuk dapat merayakan hari istimewa ini bersama kami di Shopee,” ujar Chris.

Pun begitu, Chris juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan memasang target untuk kampanye ini. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah edukasi kepada konsumen bahwa kini sudah terjadi pergeseran perilaku di masyarakat untuk berbelanja, yang semula melalui desktop kini sudah bisa dilakukan melalui perangkat mobile.

Berdasarkan survei Criteo di tahun 2015, Indonesia adalah negara penyumbang tren m-commerce tertinggi di Asia Tenggara. Angkanya mencapai 34% yang diikuti oleh Taiwan di posisi kedua dengan 31% dan Singapura di posisi ketiga dengan 29%.

Selain Shopee, konsep serupa juga ditawarkan oleh Carousell yang sama-sama berbasis di Singapura. Lalu masih ada juga Lyke, Tokopoket, dan Coral yang saat ini beroperasi di Indonesia dan meramaikan ranah mobile marketplace.

Application Information Will Show Up Here