Dalam rangkaian trial atau uji coba jaringan 4G LTE di Bali, Munir Syahda Prabowo – VP Network Smartfren Telecom menyebutkan bahwa mereka akan melayani pelanggan, baik yang lama (CDMA) atau yang kini sedang disiapkan yaitu di jaringan 4G LTE.
Pelanggan yang sudah ada, mereka yang menggunakan layanan CDMA akan tetap di-support sampai ‘selesai’ atau pindah ke LTE secara natural, karena layanan 4G LTE lebih baik.
Dijelaskan dalam wawancara terpisah, Djoko Tata Ibrahim – deputi CEO PT Smartfren Telecom Tbk menyebutkan bahwa saat ini voice masih menggunakan CDMA termasuk saat uji coba 4G LTE sampai saat peluncuran jika sesuai rencana, sampai perkiraan akhir tahun. Jadi teknologi ini masih akan tetap digunakan.
Meski pada awalnya CDMA merupakan teknologi yang cukup mumpuni, namun kini sudah tidak bisa lagi menjadi tulang punggung. Smartfren menyiapkan jalan agar para pelanggan pindah ke layanan baru, saat nantinya resmi dirilis.
Berbagai fasilitas untuk data, salah satunya terkait kecepatan adalah keuntungan yang bisa dinikmati oleh pelanggan nantinya. Smartfren mencoba untuk menyiapkan berbagai kelengkapan sebelum resmi menghadirkan layanan 4G LTE. Sambil tentu menunggu kebijakan terkait izin frekuensi yang akan dipakai.
Untuk frekuensi sendiri, dijelaskan Smartfren rencananya saat rilis komersil akan menggunakan frekuensi 2.300Mhz serta 850Mhz. Saat ini izin untuk menggelar 4G LTE memang belum dimiliki Smartfren, uji seperti yang dilakukan di Bali ini adalah untuk menyiapkan uji laik operasi.
Smartfren sendiri merencanakan untuk menggelar layanan komersil untuk 4G LTE ini semester kedua tahun ini. Kesiapan selain uji jaringan, ketersediaan handset yang telah dirilis beberapa waktu lalu serta kelengkapan lain termasuk kesiapan migrasi pelanggan juga tengah mereka siapkan (kartu SIM khusus 4G LTE seperti yang dipakai diuji jaringan). Targetnya punya network yang cukup kapasitasnya serta stabil jadi bisa digunakan secara baik oleh konsumen.
Dalam percakapan casual dengan para awak media, disebutkan bahwa niat Smartfren untuk menggelar layanan komersil tidak hanya kota tertentu tetapi secara nasional.
Bali sendiri dipilih sebagai lokasi drive test salah satunya merupakan wilayah wisata, selain itu di Bali hampir end to end untuk kesiapan mendukung uji jaringan dan paling ideal untuk coverage Smartfren. Saat uji jaringan dilakukan frekuensi yang digunakan adalah 2.300Mhz dan 850Mhz.
Strategi penyediaan produk harga murah tetapi dengan dukungan untuk jaringan 4G LTE juga sepertinya menjadi salah satu senjata dari Smartfren memberikan ancang-ancang bagi konsumen ketika semua sudah siap, baik dari kesiapan jaringan serta tentunya izin dari pemerintah untuk layanan 4G LTE.
Drive test kali ini pun dikatakan bukan akhir dari pembangunan untuk mendukung kesiapan Smartfren dalam menghadirkan layanan 4G LTE. Masih terus dilakukan sampai kesiapan menyeluruh.
Saat ini perangkat 4G LTE Smartfren diadakan bekerja sama dengan Haier serta Hisense, ditanya kemungkinan kerja sama dengan produsen handset lain, termasuk yang lokal, Munir mengatakan pada Trenologi bahwa kemungkinannya tetap terbuka lebar, tinggal kecocokkan dari sisi bisnis antar kedua pihak.
Saat mencoba sendiri dengan perangkat Andromax Q yang telah mendukung 4G LTE, pengalaman yang didapatkan cukup baik. Hampir semua jalur yang dilalui bisa menghadirkan 4G LTE, meski bar tidak selalu penuh dan di beberapa area jaringan sempat hilang (saya juga sempat mereset ponsel agak sinyal kembali muncul) namun secara keseluruhan pengalamannya baik.
Saat menguji, saya mengakses media sosial, YouTube, email, notifikasi dinyalakan serta mengunduh aplikasi dari Play Store. Seperti yang sudah-sudah, Uji lebih lengkap akan dipublikasikan di artikel terpisah di TRL.
Satu hal yang menjadi ‘highlight’ saat penutupan pemaparan uji jaringan, Munir menyebutkan bahwa uji kali ini tidak di-set, apa adanya dan tidak direkayasa. Laporan pemaparan hasil juga akan dituliskan di artikel terpisah.
Anda pelanggan Smartfren? Sudah siap menyambut layanan 4G LTE?