Simposium Esports Oleh KONI Rencanakan Pengurus Besar Esports Indonesia

Pada 3 Oktober 2019 lalu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) telah menyelenggarakan Simposium Esports Indonesia. Gelaran Simposium ini dilaksanakan sebagai sarana pemaparan dari berbagai macam pemangku kepentingan di dalam ekosistem esports kepada KONI sebagai calon payung bersama dari ekosistem esports Indonesia.

Dalam acara Simposium ini, berbagai elemen ekosistem esports Indonesia hadir untuk melakukan pemaparan tersebut. Termasuk di dalamnya ragam Asosiasi Esports mulai dari Indonesia Esports Association (IESPA), Asosiasi Olahraga Video Game Indonesia (AVGI), dan Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Lalu ada juga perwakilan organisasi esports yang juga turut memaparkan soal keadaan ekosistem esports saat ini. Turut hadir di dalamnya termasuk perwakilan dari tim Rex Regum Qeon, Alter Ego, GGWP.ID, Aerowolf, dan EVOS Esports.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Terakhir, elemen lain yang juga turut hadir untuk memaparkan keadaan ekosistem esports saat ini adalah dari elemen penyelenggara liga yang diwakili oleh SEACA, publisher yang diwakili oleh Lyto, dan elemen masyarkat umum.

Tak hanya itu saja, ajang pertemuan KONI dengan ekosistem esports Indonesia ini juga sekaligus memberi penghargaan sebagai apresiasi kepada atlet esports yang telah membanggakan Indonesia di kancah dunia. Dua tim yang mendapat apresiasi tersebut adalah tim RRQ.TCN yang menjadi juara PBWC 2019 dan EVOS Esports yang menjadi juara di Free Fire World Cup 2019.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Dalam Simposium ini, ada beberapa poin yang disampaikan. Pertama adalah soal tantangan esports dalam perkembangannya. Tantangan tersebut, salah satu yang paling besar adalah soal persepsi masyarakat umum mengenai esports , terutama dari sisi orang tua. Terkait soal ini, Eddy Lim selaku ketua IESPA juga kembali menegaskan tentang beda bermain game dengan esports, yang juga terus menerus coba disosialisasikan oleh IESPA.

Poin tantangan selanjutnya adalah soal esports yang belum menjadi cabang olahraga resmi di Indonesia, yang membuat kompetisi esports masih bersifat sporadis atau terpisah-pisah. Terkait ini, KONI juga mencoba kembali menegaskan soal ruang lingkup olahraga yang dijelaskan pada BAB IV Pasal 17 UU Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Pada UU tersebut dijelaskan bahwa ruang lingkup olahraga meliputi 3 kegiatan yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Dalam hal ini esports sebetulnya bisa menjadi bagian dari olahraga prestasi, namun esports sebagai olahraga butuh regulasi yang jelas agar dapat berkembang dengan baik. Regulasi yang dimaksud salah satu contohnya adalah seperti esports perlu membuat kompetisi berjenjang sesuai kelompok umur agar mampu mencetak atlet esports kelas dunia.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, ketua umum KONI Pusat. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Setelah simposium panjang ini, salah satu kesimpulan yang dirumuskan adalah bahwa KONI akan membentuk pengurus besar Esports Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Letjen TNI (Purn) Marciano Norman selaku ketua umum KONI Pusat pada akhir . “KONI bertekad untuk menata persiapan pembentukan Pengurus Besar Esports Indonesia. Kita bekerja sama dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga, Kementrean Komunikasi dan Informatika, Komite Olimpiade Indonesia, dan seluruh stakeholer esports di Indonesia.” ujar Marciano

Secara konsep, satu pengurus besar untuk menaungi berbagai asosiasi yang ada di esports tersebut tentunya diharapkan memberikan hasil yang positif. Harapannya masing-masing asosiasi dan stakeholder bisa bekerja sesuai dengan porsinya masing-masing, dan saling bekerja sama serta kolaborasi untuk memajukan esports di Indonesia.