Siramin dan Visi Mengubah Wajah Pertanian Indonesia dengan Teknologi

Salah satu gagasan utama teknologi diciptakan adalah untuk meringankan tugas manusia. Di sini teknologi memegang peranan penting dalam mengoptimalkan waktu kerja, manajemen dan hal-hal lain. Satu dari banyak bentuk teknologi tersebut adalah teknologi otomatis. Di Yogyakarta sekumpulan mahasiswa UGM mengimplementasikan konsep otomatis ini ke dalam perangkat penyiraman. mengusung teknologi dan konsep internet of things (IoT), layanan yang diberi nama Siramin ini bisa menggerakkan alat penyiraman dengan kontrol menggunakan aplikasi mobile, baik Windows Phone, Android, maupun via situs.

Siramin dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Co-Founder Siramin Andreas Gandhi kepada DailySocial mengaku saat ini mereka belum bisa mengkomersilkan layanan Siramin. Tapi toh ketika saat itu tiba Gandhi lebih memilih untuk menjualnya dalam bentuk layanan.

Menurut Gandhi mereka saat ini juga masih mempertimbangkan apakah akan menjadi perusahaan komersil atau tetap mengusung konsep sociopreneurship, atau bahkan menjadi NGO dengan mewadahi program CSR dari perusahaan-perusahaan lain. Keputusan-keputusan itu masih dipikirkan tim Siramin sambil terus melakukan riset dan membenahi layanan mereka agar lebih sempurna.

Siramin yang dikembangkan pada pertengahan tahun 2015 silam ini awalnya dirancang untuk bisa mengendalikan alat penyiraman menggunakan layanan pesan singkat atau sms. Namun seiring dengan perkembangan teknologi akhirnya tim Siramin mengembangkannya sehingga saat ini perangkat penyiraman bisa dikontrol melalui perangkat mobile maupun situs.

Teknologi IoT di tangan tim Siramin berusaha dioptimalkan untuk membantu pertanian di Indonesia. Karena dengan alat dan layanan yang mereka kembangkan beban kerja petani bisa berkurang karena alat-alat penyiraman bisa dikendalikan melalui perangkat mobile.

Gandhi menjelaskan, apa yang mereka lakukan saat ini adalah upaya bersama untuk mencoba membangun wajah baru pertanian Indonesia melalui teknologi terapan. Sebuah gagasan yang cukup menarik mengingat belum banyak teknologi digital yang mengarah ke sektor pertanian secara praktis di lapangan seperti apa yang dilakukan Siramin saat ini.

Saat ini, meski belum bisa digunakan untuk umum karena riset dan pengembangan masih terus dilakukan, Siramin memiliki lahan riset mini di daerah Banguntapan Yogyakarta. Di sana lah tim Siramin melakukan uji coba layanan mereka ini. Bahkan seperti diungkapkan Gandhi pihaknya pernah menjalin kerja sama dengan BP3K Playen Gunungkidul untuk suatu saat bisa menerapkan secara penuh layanan Siramin ini.