Poster Xiaomi Poxo

Smartphone Perdana Poco Bakal Diumumkan Pekan Depan?

Sejak secara resmi membeberkan sub-brand barunya pekan lalu, Xiaomi India melalui akun Poco India gencar memposting teaser-teaser yang berkaitan dengannya. Dua di antaranya adalah konfirmasi soal penggunaan chipset dari Qualcomm, dan klaim soal performa yang lebih dari sekadar barisan angka.

Yang paling baru, Poco India juga memposting sebuah poster yang lebih mirip dengan undangan, di mana terdapat informasi tempat dan tanggal. Nah, karena poster inilah kemudian banyak orang meyakini bahwa smartphone perdana Poco yang santer diberitakan bernama Pocophone F1 bakal diresmikan di tanggal itu. Sayangnya, poster di atas tak disertai dengan bocoran spesifikasi perangkat bersangkutan.

Spekulasi dan bocoran terkait Pocophone F1 menjadi sulit dibendung pasca konfirmasi yang diumumkan oleh Jani Mani, Manajer Produk Lead Xiaomi India pekan lalu. Tak hanya spekulasi sebatas tulisan, dua bocoran lain yang juga berkaitan dengan perangkat yang sama digulirkan dalam bentuk video.

 

Pocophone F1 disebut akan memulai debut dalam dua varian penyimpanan yang berbeda, 64GB dan 128GB. Snapdragon 845 santer disebut bakal menghuni ruang kemudinya bersama RAM sebesar 6GB dan 8GB. Membalut komponen papan atas ini adalah layar 6,18 inci 1080p dengan rasio aspek 18,7: 9, konfigurasi kamera ganda, dan komponen baterai 4.000mAh.

AS adalah Misi Sebenarnya?

Yang menarik, meskipun Poco sangat mungkin bakal menjalani debut bersama jagoan perdananya di pasar India. Namun beberapa pihak, bahkan sejak rumor pertama bulan Juli lalu, menyakini bahwa Poco akan jadi tiket masuk Xiaomi ke pasar Amerika Serikat.

Xiaomi sendiri menurut laporan Wall Street Journal menyatakan keinginannya untuk segera melantai di pasar mobile Amerika Serikat paling lambat tahun 2019 mendatang. “Kami selalu mempertimbangkan untuk memasuki pasar AS,” kata CEO Xiaomi Lei Jun. “Kami berencana untuk mulai memasuki pasar pada akhir 2018, atau awal 2019.”

Sejauh ini Xiaomi cukup sukses menjual beberapa produknya di Amerika Serikat, antara lain set-top box Android TV, Mi TV, headphone, baterai, kamera 360 derajat, dan robot coding. Namun menjual perangkat teknologi di AS terutama smartphone bukanlah tugas yang mudah. Selain faktor pesaing dan kultur, kebijakan pemerintah setempat juga berpotensi menjadi batu sandungan. ZTE dan Huawei sudah membuktikannya.

Perusahaan terakhir bahkan masih berjuang keras untuk bisa kembali ke lintasan setelah dilarang mengikuti kontrak dengan pemerintah pada tahun 2014 lalu. Sementara ZTE sempat kolaps akibat larangan dagang oleh pemerintah AS, meski akhirnya bisa bernafas lega – untuk sementara waktu – menyusul ditariknya larangan tersebut.

Sumber berita PhoneArena, dan Twitter/IndiaPoco.