Populix bantu pengguna dapatkan data riset atau survey

Solusi Populix Hadirkan Kemudahan untuk Kelola Riset dan Survei

Di saat teknologi mulai merambah ke semua aspek kehidupan manusia, solusi-solusi unik berbasis teknologi semakin banyak bermunculan. Termasuk salah satunya Populix, startup yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan responden survei dan riset.

Populix juga menawarkan jasa untuk mendesain kuesioner riset dan menganalisis data dari hasil riset. Pihak Populix menceritakan bahwa layanan mereka merupakan end-to-end service bagi mereka yang ingin belanja riset dan menggunakan teknologi untuk membuat semua proses lebih sederhana.

Di sisi lain, di sisi responden Populix membuka kesempatan bagi mereka yang ingin bergabung di sistem Populix. Mereka diwajibkan menjawab beberapa pertanyaan dasar seperti umur, domisili, industri, pekerjaan dan lain-lain. Setelah itu pihak Populix akan melakukan verifikasi data dengan berbagai cara, salah satunya dengan mencocokan data melalui media sosial.

Ketika data sudah selesai dihimpun dan diverifikasi. Tahap selanjutnya jika ada periset yang ingin mendapatkan data riset atau survei pihak Populix akan memilah data sesuai kriteria yang diinginkan dan menghubungi responden yang masuk dalam kriteria via email. Mereka yang mengikuti survei selanjutnya akan diganjar dengan reward yang sesuai.

“Kalau dari segi periset, periset dapat langsung berdiskusi dengan tim Business Development Populix.  Setelah menerima research brief-nya, kami akan langsung memberikan proposal beserta quotation. Setelah disetujui, klien tinggal menunggu hingga hasil riset tersebut selesai,” terang Founder Populix Eileen Kamtawijoyo.

 Masalah utama yang coba diselesaikan

Populix memang belum lama diluncurkan. Dari keterangan Eileen mereka baru meluncurkan Populix 5 bulan silam. Ada permasalahan mendasar yang coba dijawab dengan solusi yang mereka sediakan yakni soal kualitas, biaya, dan waktu. Populix tidak mengubah konsep keseluruhan riset, tapi lebih ke mempersingkat proses riset dengan menggunakan teknologi. Memangkas waktu, biaya namun dengan kualitas yang terjaga.

“Populix tentunya bisa diterima di masyarakat, walaupun memang industri riset ini pemainnya sudah senior-senior dan klien yang sudah terbiasa dengan ‘the status quo’ jadi memerlukan waktu untuk mengedukasi layanan ataupun produk seperti Populix. Saat ini, kami menjalankan proyek-proyek yang nantinya dapat digunakan sebagai ‘case study‘ yang dibawa untuk menarik klien lainnya,” ungkap Eileen.

Populix memang masih harus bergelut dengan edukasi masyarakat dan terus mensosialisasikan layanan mereka ke khalayak untuk menambah database responden mereka. Namun mereka tetap optimis. Tahun ini mereka menargetkan untuk terus bisa mengembangkan portofolio klien mereka untuk bisa lebih dipercaya oleh pengguna riset di Indonesia.