Stagflasi

Apa itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya Terhadap Ekonomi

Pada pertengahan tahun ini, Presiden Bank Dunia, David Malpass menghimbau seluruh negara di dunia untuk mewaspadai risiko stagflasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dia memaparkan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang tengah memanas serta pembatasan kegiatan masyarakat akibat COVID-19 di Cina yang mengganggu rantai pasokan.

Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan stagflasi dan bagaimana dampak yang ditimbulkan? Berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian Stagflasi

Stagflasi berasal dari kata stagnan dan inflasi. Stagflasi dapat diartikan sebagai sebuah kondisi ekonomi yang melambat (stagnan) dan diikuti oleh kenaikan harga barang-barang pokok (inflasi).

Istilah stagflasi pertama kali dicetuskan pada tahun 1965 oleh politisi Inggris, Macleod. Dalam pidatonya di Dewan Perwakilan Rakyat Britania saat itu, ia menggambarkan kondisi inflasi dan stagnansi di Inggris sebagai bentuk stagflasi.

Istilah stagflasi kemudian mulai sering digunakan pada tahun 1970an ketika banyak negara maju yang mengalami inflasi dan permasalahan pengangguran yang tinggi. Pada saat itu, terjadi resesi seiring dengan krisis bahan bakar yang terjadi ketika Amerika Serikat mengalami pertumbuhan PDB negatif selama lima kuartal berturut-turut.

Penyebab Stagflasi

Stagflasi sering disebut lebih berbahaya bagi perekonomian jika dibandingkan dengan resesi. Stagflasi disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat, diikuti oleh angka pengangguran yang tinggi dan harga kebutuhan pokok yang meningkat tajam. Selain itu, stagflasi biasanya juga terjadi ketika jumlah uang yang beredar mengalami peningkatan sementara pasokan kebutuhan terbatas.

Dalam hal ini, peningkatan pengangguran sangat berpengaruh terhadap melemahnya daya beli. Hal tersebut berpotensi menimbulkan kenaikan harga barang akibat pasokan kebutuhan yang terbatas. Faktor-faktor itulah yang kemudian akan menyebabkan inflasi.

Dampak Stagflasi

Melemahnya kondisi perekonomian yang diiringi dengan peningkatan pengangguran yang tinggi tentunya akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi. Apabila kondisi ini tidak segera diatasi, tentunya akan membuat kondisi semakin memburuk dan menimbulkan dampak negatif bagi suatu negara.

Berikut adalah beberapa dampak yang disebabkan oleh stagflasi.

1. Menurunnya Daya Beli

Stagflasi ditandai dengan terjadinya inflasi yang mengakibatkan meningkatnya harga berbagai kebutuhan pokok. Apabila kondisi terus terjadi tentunya akan membuat daya beli semakin menurun hingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi semakin melambat.

2. Menurunnya Pendapatan Perusahaan

Ketika daya beli masyarakat semakin menurun, perusahaan terpaksa harus ikut menurunkan harga agar dapat tetap bersaing dengan produsen lain. Hal ini tentunya akan membuat banyak perusahaan di berbagai bidang mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan, bahkan hingga mengalami kerugian.

3. Anjloknya Nilai Investasi

Banyaknya perusahaan yang mengalami kerugian tentunya akan berdampak pada nilai saham yang ikut merosot tajam. Ketika harga saham di suatu negara anjlok, maka tidak ada pilihan lain bagi investor selain menjual sahamnya dan mengalihkannya ke aset keuangan lainnya.

Demikian penjelasan lengkap mengenai stagflasi beserta penyebab dan dampaknya. Stagflasi bisa dialami oleh semua negara, termasuk Indonesia. Namun, potensi stagflasi di Indonesia sebenarnya masih relatif rendah meskipun realisasi inflasi terus merangkak naik. Hal ini disebabkan karena indikator konsumen Indonesia masih terjaga.