Startup E-Commerce Perhiasan ORORI Peroleh Pendanaan Seri A Senilai Jutaan Dollar

Startup e-commerce perhiasan dan berlian ORORI mengumumkan perolehan pendanaan Seri A dari Indonusa Dwitama, East Ventures, 500 Startups, dan IMJ Investment Partners. Meski tidak disebutkan secara pasti, nilai investasi yang diperoleh di putaran kali ini mencapai 7 digit (dalam dollar) atau antara 13 miliar hingga 130 miliar Rupiah. Indonusa Dwitama, sebagai investor baru ORORI, sebelumnya kita kenal sebagai investor awal Tokopedia. Pendanaan ini akan digunakan untuk biaya pemasaran dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. ORORI menargetkan pencapaian 80 ribu transaksi per tahun dalam beberapa tahun ke depan.

ORORI, yang didirikan oleh George Budi Sumantri pada tahun 2004, bervisi menjadi marketplace perhiasan ritel dengan reputasi terbaik di Indonesia. Untuk mencapai target tersebut, selain jumlah transaksi yang sudah disebutkan per tahunnya, mereka juga berharap mendapatkan Gross Merchandise Volume, atau total nilai penjualan, tahunan sekitar $25 juta (sekitar 331 miliar Rupiah).

Di sektor niche ini ORORI praktis tanpa pesaing berarti. Selain fokus di pasar B2C, ORORI menyebutkan akan berevolusi menjadi pemain C2B (Consumer-to-Business), dan C2C (Consumer-to-Consumer) untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Disebutkan nilai pasar sektor ini di Indonesia mencapai $8 miliar (sekitar 104 triliun Rupiah).

“Visi terbesar kami adalah untuk bisa menyediakan para konsumen tersebut dengan pengalaman mulus untuk ekosistemnya secara menyeluruh. Marketplace ini tidak hanya akan mengubah perilaku pembelian dari konsumen dalam hal perhiasan,” lanjut George, yang keluarganya sudah lama malang melintang di bisnis perhiasan ini.

Mimpi menciptakan marketplace perhiasan sendiri bukanlah mimpi baru. George dalam wawancara dengan DailySocial di akhir tahun 2014 sudah menyuarakan hal yang sama. Hal lain yang nampaknya belum kesampaian adalah pembukaan gadai emas secara online.

Para investor dalam pernyataan tertulisnya menambahkan, “E-commerce untuk perhiasan dan emas masih dalam tahap awal di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya indikasi potensi yang besar untuk pertumbuhan dengan unit ekonomi secara berkelanjutan.”