Pengalaman Startup Indonesia yang Mengikuti Google Launchpad Accelerator Batch Kedua

Bersamaan dengan digelarnya Google for Indonesia kemarin, Google juga membawa kembali enam startup Indonesia yang mengikuti bootcamp Google Launchpad Accelerator batch kedua. Selain mendapat dana “gratis” $ 50 ribu, enam startup Indonesia ini juga berkesempatan menimba ilmu dari sejumlah orang-orang brilian pilihan Google, baik dari luar maupun dalam negeri. Di sisi lain, hari ini (10/8) angkatan pertama Google Launchpad Accelerator juga melakukan Graduation Ceremony.

Google Launchpad Accelerator batch kedua kali ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan batch pertama. Perbedaan yang ada hanya terdapat dari sisi jumlah peserta dan negara yang mengikuti batch kedua. Di batch kedua ini ada enam negara yang berpartisipasi dan masing-masing diwakili oleh enam startup.

Indonesia sendiri di batch kedua diwakili oleh Jarvis Store, Talenta, Ruangguru, IDNtimes, Codapay, dan Hijup yang menjadi satu-satunya startup di bidang e-commerce dan juga pendiri wanita. Masing-masing pendiri memiliki pengalaman pelatihan yang tidak jauh berbeda, mulai dari UI/UX, cara akuisisi pengguna dan juga talenta, hingga penempatan investasi di channel yang tepat.

President CodaPay Paul Leisshman mengatakan, “Hal yang paling menantang adalah menyeimbangkan semua informasi yang kami terima dan teknologi baru yang kami pelajari, memilih mana yang relevan, dan apa yang akan kami lakukan dengan bisnis kami berikutnya. […] Ini sedikit banyak mengubah rencana kami ke depannya. Paling dekat, kami ingin segera mengimplementasikan teknologi progressive web app dalam platform kami.”

Lain Paul, lain lagi pengalaman yang diperoleh CEO Talenta Joshua Kevin. Bagi Joshua pelajaran yang paling berharga adalah materi UI/UX. Joshua sendiri berencana untuk segera mengoptimasi UI/UX mereka lebih baik lagi, apalagi Talenta sendiri baru-baru ini telah mendapatkan pendanaan.

Sementara itu CEO Hijup Diajeng Lestari menjelaskan, “Kami mendapatkan ilmu mengenai bagaimana mengoptimalisasi funnel. Mulai acquisition cost-nya sampai si customer itu sudah masuk dalam customer base kami. […] Istilahnya performance analysis, jadi [kami bisa] invest di kanal-kanal yang terbaik saja untuk akusisi pengguna.”

Developer Relationship Program Manager Google Erica Hanson menyampaikan bahwa di batch kedua ini Hijup dan Ruangguru sendiri cukup menarik perhatian. Hijup sebagai startup e-commerce dinilai mampu menciptakan emotional connection dengan penggunanya. Sedangkan Ruangguru dari model bisnisnya yang baru pertama kali ini ada di program Launchpad Accelerator.

Di sisi lain, pada batch pertama, eFishery dinilai memiliki model bisnis paling unik bersama dengan Kerjabilitas. Erica juga berjanji bahwa ke depannya Google akan terus mencari startup yang mampu memecahkan masalah dengan cara yang unik lewat teknologi di Indonesia.

Sebagi informasi, di batch kedua ini ada beberapa peserta dari batch pertama yang menjadi mentor untuk peserta batch kedua. Contohnya Razi Thalib dari Setipe yang menjadi mentor untuk Hijup.

Graduation Ceremony Google Launchpad Accelerator angkatan pertama

Google Launchpad Accelerator angkatan pertama, mentor dan Googlers di Graduation Ceremony / DailySocial
Google Launchpad Accelerator angkatan pertama, mentor dan Googlers di Graduation Ceremony / DailySocial

Dengan kembalinya enam startup batch kedua, program Google Launchpad Accelerator batch pertama pun berakhir. Hari ini, delapan startup yang menjadi angkatan pertama pun mengadakan Graduation Ceremony mereka di Hotel Mulia, Jakarta dan menyampaikan pelajaran apa saja yang telah mereka ambil selama mengikuti program bimbingan dari Google tersebut. Mereka adalah Kerjabilitas, Setipe, Jojonomic, eFishery, Seekmi, HarukaEdu, dan Kakatu.

CEO HarukaEdu Novistar Rustandi menyampaikan bahwa pelajaran paling berharga yang didapatnya adalah mengenai pemahaman user experience. Berangkat dari sana, kini pihaknya telah membangun versi baru dari sistem yang sudah ada dan disebut sudah melalui uji coba hingga dua kali saat ini. Versi baru ini pun disebut Novistar memiliki UI/UX yang benar-benar berbeda dari yang sebelumnya.

CEO Kibar Yansen Kamto yang turut hadir dan juga menjadi salah satu mentor dalam program Launchpad Accelerator mengatakan, “Tidak mudah menjadi entrepreneur di Indonesia, tetapi sekarang kita bisa melihat para pendiri startup hebat […] yang mampu memecahkan masalah. […] Ini [lewat Launchpad Accelerator] sebenarnya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk belajar dari mentor dan startup lain di dunia. […] Kita harus bisa menjaga momentum ini agar ekosistem startup di Indonesia terus tumbuh.”

Selain pendanaan bebas ekuitas sebesar $ 50 ribu dan pelatihan gratis selama dua minggu langsung di kantor pusat Google, perusahaan­-perusahaan startup yang ikut di batch kedua tersebut akan mendapat mentoring selama enam bulan sekembalinya ke Indonesia sekaligus akses ke alat dan sumber daya Google. Google juga berencana akan membuka pendaftaran untuk kelas Launchpad Accelerator ke­-3 pada 2017. Namun, detail berapa jumlah peserta yang bisa berangkat dan detail-detail lainnya masih belum bisa diungkap saat ini.