Startup penyedia solusi untuk bengkel UMKM, Bengkel Mania, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasikan. Sejumlah angel investor dan institusi terlibat dalam pendanaan ini di antaranya Alexander Rusli (Eks Dirut Indosat), Ahmad Zaky Amiruddin Kalla (PT Kalla Kakao Industri), Joseph Lumban Gaol, dan PT Reksa Jasa Adika.
Dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis dan mengembangkan produk, demi mewujudkan visi perusahaan sebagai one stop solution untuk pelaku UMKM otomotif di Indonesia.
Bengkel Mania didirikan pada November 2021, memiliki tujuan ingin mendigitalkan dan penyedia solusi menyeluruh bagi pelaku bengkel yang berada di skala UMKM, sehingga tercipta inklusi ekonomi bagi pemilik bengkel dan keluarganya.
Startup ini hadir dari masalah dan keresahan yang dirasakan oleh Rizky Jonathan Lumban Gaol sebagai seorang anak pemilik bengkel motor. Seiring berjalannya waktu menjalani bisnis tersebut, ia dan pemilik bengkel lainnya menemukan masalah yang belum ada solusi pastinya.
Padahal, jumlah sepeda motor di Indonesia terus membludak, sekitar 140 juta unit. Makanya, tidak heran kalau kemacetan lalu lintas didominasi oleh kendaraan tersebut. Namun pertumbuhan motor ini tidak diimbangi dengan jumlah bengkel. “Itu kenapa mostly kalau ke bengkel pasti antre,” ucap Rizky kepada DailySocial.id.
Ditambah lagi, saat ini berbagai sektor industri di Indonesia mengalami digitalisasi. Hanya saja perbengkelan ini belum terproses dengan maksimal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya literasi dan juga perhatian dari pemerintah maupun swasta di sektor tersebut.
“Melalui riset permasalahan yang kami pelajari, kami justru melihat peluang dan potensi market yang sangat besar di industri ini, dan itulah mengapa kami optimistis dengan market ini. Di 2021, melalui data yang kami himpun dari Gaikindo, ada Rp325 triliun nilai perdagangan jasa bengkel dan komponen otomotif di Indonesia.”
Khusus bengkel motor sendiri yang menjadi target sasaran Bengkel Mania, dikatakan jumlah bengkel yang terdata oleh BPS ada 400 ribu dan 95% di antaranya adalah UMKM. Angka tersebut masih tertinggal jauh dengan jumlah sepeda motor sebanyak 140 juta unit.
Solusi Bengkel Mania
Adapun latar belakang Bengkel mania berdiri dimulai dengan masalah pertama, yaitu rantai pasok. Bagaimana sulitnya bengkel memenuhi kebutuhan stok bengkel dan mencari barang/suku cadang dengan kualitas baik dan harga kompetitif. Bahkan tak jarang bengkel harus tutup hanya sekadar untuk belanja.
Masalah kedua, soal akses finansial yang terbatas. Permodalan sudah pasti menjadi faktor penting untuk para pelaku usaha. Sayangnya, sulit bagi pemilik bengkel mendapatkan akses pembiayaan yang sifatnya modal kerja atau investasi. Ketiga, soal digitalisasi, dan terakhir, minimnya literasi manajemen pemasaran, pembukuan, dan teknologi bagi para pelaku bisnis bengkel.
“Kalau kita ke warteg atau warung kelontong, sudah banyak pelaku bisnis UMKM yang menikmati proses digitalisasi, entah sifatnya operasional maupun service. Di bengkel UMKM, adopsi teknologi masih sangat minim. Contoh sederhana, pembayaran cashless di bengkel masih sangat jarang ditemui.”
Dari masalah tersebut, Bengkel mania menawarkan tiga solusi utama. Pertama, Etalase Bengkel, solusi rantai pasok bagi pelaku bisnis untuk berbelanja kebutuhan stok bengkelnya lewat aplikasi. Para bos bengkel (sebutan untuk mitra bengkel di Bengkel Mania) dapat memesan barang secara online. Setelah pembayaran, pesanan akan diproses oleh Bengkel Mania. Mereka pun tidak perlu tutup bengkel. Barang atau suku cadang akan dikirim ke alamat bos bengkel menggunakan rekanan logistik perusahaan.
Kedua, Modal Bengkel, yakni fasilitas pinjaman untuk modal kerja bagi para bos bengkel sehingga dapat mempermudah mereka memenuhi kebutuhan bengkelnya. Tenor yang ditawarkan biasanya antara 1-2 minggu dan dapat diperpanjang 3-6 bulan. Perusahaan bekerja sama dengan lembaga keuangan yang berizin dan resmi dari OJK.
Terakhir, Bengkel Ekstra, yakni solusi para bos bengkel untuk melakukan pembukuan sederhana, menyediakan pembayaran dengan QRIS. “Saat ini produk Bengkel Ekstra sedang dikembangkan lebih jauh lagi utamanya untuk menunjang operasional bisnis para bos bengkel.”
Perusahaan mengadopsi model bsisni B2B, menjadi jembatan yang menghubungkan suplai (prinsipal, distributor, grosir, dan vendor) dan demand (bengkel UMKM), yang tertarik masuk ke dalam ekosistem.
Terhitung, perusahaan telah bermitra dengan lebih dari 750 bengkel aktif yang sudah bergabung sejak launching pada Desember 2021. Saat ini, lokasinya masih terpusat di area Jabodetabek. Rizky mengklaim, perusahaan telah membantu menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp7 miliar melalui Modal Bengkel.
“Para bos bengkel sudah merasakaan manfaatnya dari Modal Bengkel ini. Para pengguna kami merupakan bengkel UMKM dan seller suku cadang yang bekerja sama dengan Bengkel Mania.”
Ditargetkan pada tahun depan, perusahaan menargetkan pertumbuhan sepuluh kali lipat dari 2022 untuk kemitraan bengkel UMKM. Tak hanya itu, pengembangan produk dan penyempurnaan fitur Bengkel Ekstra untuk mini ERP dan CRM juga akan segera tersedia. Lalu, masuk ke edukasi dan enabling motor listrik (EV) bagi para pelaku bengkel UMKM.
“Saat ini, kami tengah melakukan penjajakan kerja sama dengan pihak swasta maupun pemerintah terkait kendaraan listrik. Bengkel Mania melihat potensi pasar motor listrik di indonesia dalam waktu 2-3 tahun kedepan sangat besar. Sedangkan, untuk jangka panjang, kami memiliki visi sebagai one stop solution service for MSME automotive industry in Indonesia dalam hal supply chain, financing, kendaraan listrik, carbon emission, dan solusi SDM.” Tutupnya.