Berita terbaru dari pendanaan atas startup asal Indonesia yang bergerak di bidang Virtual Reality atau VR, hadir. SHINTA VR, perusahaan yang berbasis di Jakarta mendapatkan pendanaan pra seri A dari beberapa investor lokal.
Tidak disebutkan nominal angka investasi, tim Hybrid juga telah mencoba mengontak Founder dan Managing Director SHINTA VR, Andes Rizky. Namun memang angkanya tidak diungkap secara umum. Adapun investor yang terlibat pada pendanaan adalah Tigalapan Investama Group dan Investa Syailendra Nuswantara (INSAN) yang memimpin round seri A kali ini.
SHINTA VR sendiri sebelumnya telah mendapatkan investasi dari Telkomsel Innovation Centre (TINC), Renctracks Co Creation, Ltd (Jepang), dan beberapa angel investor.
Anda yang sering mengikuti berita tentang VR dari ranah lokal mungkin akan mengenal beberapa lini produk dari Shinta VR, yaitu Millealab, SpaceCollab atau IP VTuber milik mereka.
Millealab sendiri merpakan unit bisnis dari SHINTA VR yang memiliki beberapa kegiatan antara lain pembelajaran Virtual Relaity ke sekolah-sekolah di 34 provinsi di Indonesia, dengan menggunakan teknologi berbasis 3D dan Virtual Reality. Program ini berhasil mencetak 5200 guru terlatih dan 120 guru sebagai ambassador VR sejak program dijalankan tahun 2019. Millealab menyediakan software platform khusus untuk membuat konten pembelajaran berbasis VR.
Sedangkan SpaceCollab adalah pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan tersinkronisasi berbasis multi-perangkat (VR, komputer, dan smartphone) yang sudah dipakai di beberapa universitas dan perusahaan.
Untuk yang terakhir, Shinta VR memiliki IP VTuber sendiri serta mendirikan agensi Virtual Youtuber bernama Maha5 yang telah bekerja sama dengan GoPlay, Samsung dan berbagai pihak lain.
Dikutip dari rilis, Andes Rizsky, Founder dan Managing Director SHINTA VR, mengatakan bahwa, “Konsistensi kami di bidang Immersive Technology sejak 2016 lalu adalah sebuah perjalanan yang akan membentuk masa depan industri imersif di Indonesia.” Dengan pendanaan ini, SHINTA VR akan memfokuskan diri menjadi perusahaan metaverse paling berdampak di Indonesia.
Sedangkan Presiden Direktur TigaLapan Investama, Titi Khoiriah, mengatakan bahwa SHINTA VR merupakan portofolio pertama mereka di tahun 2021. Memiliki pengalaman di bidang investasi kontruksi, TigaLapan ingin masuk ke industri digital di Indonesia lewat Shinta VR.
Fahmi Bagus Mahessa dari business dan investment aggregator untuk usaha rintisan (start-up) INSAN menyebutkan bahwa, “SHINTA VR telah membuktikan eksistensinya dalam industri imersif dan secara konsisten bertumbuh dengan sangat baik. Kami percaya mereka bisa menjadi sangat besar.”
Investasi kali ini tentunya menarik di tengah semakin luasnya perkembangan metaverse, yang salah satunya menggunakan virtual reality sebagai sarana dalam mengakses konten atau berinteraksi. Tentunya akan menarik untuk melihat produk atau karya apa lagi yang akan dirilis oleh SHINTA VR, di era metaverse yang akan semakin menjadi umum dalam waktu dekat.
Saya kebetulan berteman baik dengan Andes, dan berencana untuk menggali lebih atas rencana SHINTA VR, setelah pendanaan kali ini. Ikuti terus infonya di Hybrid.co.id.