Gojek mengungkap data teranyar mengenai kinerja layanan pesan-antar makanan GoFood, merespons laporan Momentum Works yang dipaparkan sebelumnya. Gojek menyebut nilai transaksi GoFood Indonesia dan Vietnam berhasil tumbuh lebih dari 2x lipat, lebih tinggi dari rata-rata industri pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang 2022.
Sebelumnya disampaikan dalam laporan Momentum Works, transaksi GrabFood di Asia Tenggara hampir empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan GoFood selama 2022. Diterangkan lebih jauh, nilai GMV GrabFood mencapai $8,8 miliar, sementara Gojek menempati posisi ketiga dengan capaian GMV $2,4 miliar. Atas pencapaian tersebut, GrabFood dinobatkan sebagai pemimpin pasar pesan-antar makanan di Asia Tenggara selama tiga tahun berturut-turut.
Kendati Gojek tidak merinci lebih jauh dengan data spesifik, perseroan mengklaim kinerja positif GoFood ini karena pertumbuhan jumlah pelanggan setia (nilai pesanannya di atas nilai transaksi rata-rata pelanggan lainnya) dan meningkatnya rata-rata nilai transaksi per pelanggan di semester II 2022.
Disebutkan selama satu tahun kemarin disokong oleh peningkatan proporsi pelanggan setia di Indonesia dari 38% menjadi 52% dari total jumlah pelanggan GoFood. Tren positif ini juga diikuti oleh capaian bisnis di Vietnam, yang mana nilai transaksi meningkat lebih dari 2x lipat dibanding tahun 2021.
“Kesuksesan ini merupakan wujud keberhasilan strategi GoFood yang berfokus pada pertumbuhan basis pelanggan setia dan berkualitas melalui inovasi produk,” ucap Director/Head of Food and Indonesia Sales GOTO Catherine Hindra Sutjahyo dalam keterangan resmi, kemarin (19/1).
Catherine melanjutkan perusahaan setiap inovasi di GoFood itu selalu berfokus untuk mengembangkan solusi produk agar pelanggan semakin setia, sebab pada dasarnya, pelanggan memiliki keinginan dan perilaku konsumsi makanan yang berbeda-beda.
“Dengan berbekal pengalaman kami selama delapan tahun menjadi ahli di pasar OFD (online food delivery), kami menganalisis dan memanfaatkan data untuk memetakan kebutuhan setiap pelanggan (personalisasi) agar dapat menghadirkan pilihan yang tepat supaya konsumen semakin loyal terhadap layanan kami.”
Dia melanjutkan, “Tidak hanya di sisi pelanggan, kami pun mampu mengembangkan solusi bagi mitra usaha kuliner agar mereka dapat menargetkan segmen pelanggan dengan lebih efektif. Secara bersamaan, kami juga membantu mitra usaha kuliner GoFood meningkatkan keahlian mengelola bisnis secara berkelanjutan. Tujuannya agar basis pelanggan setia di GoFood dapat tumbuh dan mendukung bisnis yang sehat tanpa ketergantungan pada promosi”.
Catherine juga mengungkap strategi GoFood untuk mempercepat profitabilitas, yakni:
- Memperkuat brand GoFood sebagai layanan OFD yang memberikan pengalaman kuliner paling menyenangkan dengan rekomendasi tepat berbasis teknologi pencarian. Teknologi ini mampu merekomendasikan menu makanan dan pilihan resto yang sesuai dengan selera, histori, dan budget masing-masing pelanggan.
- Mengembangkan teknologi machine learning untuk alokasi promo yang lebih efektif ke calon pelanggan (potential user), pelanggan baru (new user) maupun yang telah menjadi pelanggan GoFood (existing user) yang dapat didorong menjadi pelanggan setia.
- Meningkatkan efisiensi dari promo yang dilakukan secara mandiri oleh mitra usaha GoFood (merchant funded promo) untuk membantu meningkatkan pendapatan mitra usaha sekaligus menekan biaya pemasaran mereka.
Pencapaian GoFood
Berikutnya, sejumlah pencapaian dan inovasi GoFood sepanjang tahun lalu juga tak lupa dipaparkan, di antaranya:
- Menghadirkan Mode Hemat untuk memberikan opsi biaya ongkir yang lebih terjangkau untuk menjaga daya beli pelanggan.
- Meluncurkan menu dengan porsi lebih kecil dengan harga lebih terjangkau.
- Paket berlangganan GoFood PLUS yang diklaim memperoleh animo positif dari masyarakat, jumlah paket langganan naik hampir 60% dibandingkan tahun sebelumnya.
- Jaringan cloud kitchen “Dapur Bersama GoFood” meningkat 170% menjadi 73 lokasi yang tersebar di 12 kota besar, di tengah ramainya pemain sejenis yang gulung tikar sepanjang tahun lalu.
- Jumlah mitra usaha kuliner GoFood Indonesia meningkat 45% sepanjang 2022.
Mengutip dari laporan kinerja GOTO, GTV (Gross Transaction Value) GoFood yang termasuk ke dalam lini bisnis on-demand meliputi mobilitas, pesan-antar makanan dan logistik, mencapai Rp15,7 triliun pada kuartal ketiga 2022, tumbuh 24% year-on-year.
Lini bisnis ini mencatatkan peningkatan signifikan pada margin kontribusi dan EBITDA Grup yang disesuaikan, lebih cepat dari perkiraan. Margin kontribusi mencapai 86% peningkatan quarter-on-quarter atau -0,5% sebagai persentase dari GTV. Dalam panduan resmi manajemen GOTO, pencapaian titik impas kontribusi segmen ini ditargetkan menjadi positif pada kuartal I 2023.
Semakin positif margin kontribusi menjadi salah satu indikator GOTO menuju titik impas kemudian dilanjutkan dengan profitabilitas. Titik impas berarti tidak merugi, tapi juga belum untung.