Strategi Pemerintah Denmark untuk Wujudkan Ekosistem Esports yang Sustainable

Pemerintah Denmark baru-baru ini mengumumkan dukungan mereka yang lebih serius terhadap perkembangan esports dalam negeri. Di tahun 2019 ini, Denmark akan memiliki suatu seminar esports atau Esports Panel yang bertugas merancang ekosistem esports berkesinambungan di Denmark. Esports Panel ini tidak hanya akan mendorong unsur-unsur positif dalam dunia esports, tapi juga menangani aspek-aspek negatif yang ada di dalamnya.

Dilansir dari Esports Insider, Kementerian Kebudayaan Denmark menyatakan bahwa mereka mengincar beberapa tujuan penting dalam program ini, antara lain:

  • Pembangunan struktur esports yang sustainable.
  • Penguatan pengembangan talenta nasional.
  • Pembentukan visi umum seputar integritas esports, termasuk mengatasi sikap komunitas toxic, kecurangan, dan perjudian.
  • Pengembangan komunitas, asosiasi, serta peran mereka dalam kehidupan para atlet.
  • Peningkatan partisipasi perempuan.
  • Pengembangan oportunitas komersial, kewirausahaan, dan pembukaan lapangan kerja yang baik di esports.
  • Bidang-bidang lainnya yang mendukung pengembangan esports, seperti perubahan undang-undang, regulasi, dan lain-lain.
IEM Katowice 2019 - Astralis
Astralis saat menjuarai IEM Katowice 2019 | Sumber: IEM

Dukungan pemerintah Denmark pada esports sama sekali bukan hal baru. Perdana Menteri Denmark, Lars Loekke Rasmussen, bahkan pernah hadir dalam acara pembukaan turnamen Counter-Strike: Global Offensive Blast Pro Series di Copenhagen, bulan November 2018 lalu. Beliau juga telah mengadakan kunjungan ke markas Astralis, tim CS:GO papan atas yang memenangkan ESL Pro League Season 8. Rasmussen bahkan sempat bermain CS:GO bersama pemain-pemain Astralis.

Esports adalah olahraga. Memang benar olahraga,” demikian kata Rasmussen dalam kunjungannya waktu itu. Tidak hanya bermain, Rasmussen datang ke Astralis untuk berbincang seputar strategi esports, figur teladan di dunia esports, serta segala pengalaman stakeholder dari level akar rumput hingga institusi.

Kementerian Kebudayaan Denmark menyatakan dalam siaran pers bahwa 96% dari remaja pria di Denmark suka memainkan video game, bahkan setengah dari mereka bermain video game setiap hari. Sementara itu hampir 50% dari semua penduduk dewasa Denmark bermain game, baik di PC, mobile, atau console. Denmark juga merupakan rumah dari perusahaan gaming peripheral ternama SteelSeries, serta sejumlah tim dan pemain esports terbaik dunia termasuk Astralis, OG, dan Fnatic.

Mengingat bahwa jumlah penduduk Denmark relatif kecil, yaitu sekitar 5,8 juta jiwa, munculnya talenta-talenta hebat seperti ini merupakan pencapaian tersendiri. Ada banyak faktor yang terkait, mulai dari sistem pendidikan yang sangat memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler, exposure media yang tinggi terhadap esports, serta dukungan pemerintah.

Pembentukan Esports Panel ini hanyalah salah satu dari sekian banyak wujud dukungan pemerintah Denmark terhadap iklim esports negaranya. Mereka juga getol menggenjot pembangunan infrastruktur yang memadai, mendanai program-program serta fasilitas esports di berbagai sekolah, bahkan pemberian fasilitas kesehatan dan fitness pada talenta-talenta tersebut. Dukungan ini juga datang dari berbagai level pemerintahan, dari pusat hingga pemerintah daerah.

Dengan dukungan serta pengakuan begitu kuat, Denmark kini telah berhasil menjadikan esports sebuah profesi yang dihormati, jauh dari stigma-stigma negatif yang mungkin masih banyak melekat di negara lain. Tentunya kita berharap kemajuan serupa juga bisa terjadi di Indonesia. Pertanyaannya, kapan hal itu akan terjadi?

Sumber: Esports Insider, The Esports Observer