Bertujuan untuk memudahkan pengguna, startup manajemen indekos RoomMe telah menyematkan teknologi secara menyeluruh di platformnya. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO RoomME Glen Ramersan mengungkapkan, tahun ini layanan yang diusung telah sepenuhnya digital. Di tahun-tahun sebelumnya, RoomMe memanfaatkan teknologi untuk membantu merampingkan pengoperasian harian rumah kos.
“Platform RoomMe membantu pemilik indekos untuk menstandardisasi operasional sehari-hari guna memastikan transparansi dan keandalan, mulai dari manajemen reservasi, proses check-in/out, revenue management, penjadwalan housekeeping, dan banyak lagi,” kata Glen.
RoomMe juga telah memperluas cakupan platformnya, mendigitalkan proses secara end-to-end. Pengguna sekarang dapat memilih kamar sesuai keinginan mereka dan memesannya melalui situs, aplikasi, hingga langsung di tempat. Pengguna akan menikmati pengalaman digital menyeluruh, mulai dari proses check-in, stay extensions, bergabung dengan komunitas, mengirimkan permintaan/pertanyaan, check-out, dan memberikan ulasan unit.
Cara ini yang diklaim membedakan RoomMe dengan platform serupa lainnya. Dalam liputan #DStour, proses tersebut diperlihatkan oleh tim RoomMe saat menggunakan aplikasi. Hanya dengan melakukan proses scan QR Code, kegiatan mencari, melakukan kunjungan, hingga pembayaran semua bisa dilakukan melalui aplikasi. Hingga kini perusahaan telah memiliki hampir 10 ribu unit kamar dan 500 ribu monthly active user (MAU).
Di Indonesia, sudah ada beberapa pemain serupa. Menyajikan daftar indekos di berbagai kota-kota di Indonesia. Salah satunya adalah Mamikos. Startup yang telah berdiri sejak tahun 2015 tersebut, terakhir kali diwawancara DailySocial pada November 2019, mengaku telah mengakomodasi 110 ribu pemilik indekos di berbagai kota di Indonesia dengan 8 juta pengguna. Sama dengan RoomMe, Mamikos juga membantu pemilik properti untuk menstandardisasi unitnya.
Rencana dan target bisnis
Tahun 2019 lalu RoomME telah berhasil mengantongi pendanaan Seri A dengan nilai yang dirahasiakan, dipimpin oleh BAce Capital. Dua investor sebelumnya, Vertex Ventures dan KK Fund turut berpartisipasi dalam putaran ini. Tahun ini RoomMe tidak memiliki rencana untuk melanjutkan tahapan penggalangan dana.
“Untuk rencana penggalangan dana kami belum memiliki rencana yang pasti, mungkin tahun depan, no specific timeline yet,” kata Glen.
Saat ini RoomMe telah memperluas jangkauan wilayah bukan hanya di Jabodetabek, namun juga sudah mencapai ke Karawang, Bandung, dan Yogyakarta. Masih memiliki target yang ingin dicapai, pandemi yang berlangsung telah menghambat rencana mereka dan tentunya mempengaruhi bisnis. Namun perusahaan masih melihat sisi positif agar bisnis bisa terus berjalan.
“Saya pikir situasi pandemi ini telah mempengaruhi semua bisnis, sebagian positif dan sebagian tidak. Untungnya bagi kami, situasi ini telah menyoroti perlu adanya peningkatan standar layanan, seperti yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir. Kami melihat lebih sedikit pertumbuhan penyewa baru, tetapi kami mengalami lonjakan perpanjangan masa inap (stay extensions) dan peningkatan jumlah penyewa yang ingin tinggal lebih lama,” kata Glen.