Strategi bisnis Mbiz

Mbiz Siapkan Strategi Menuju Profitabilitas di Tahun 2021

Platform e-procurement b2b Mbiz membidik cetak laba pada dua tahun mendatang, seiring optimisme pertumbuhan bisnis perusahaan tiap tahunnya konsisten mencapai dua sampai tiga kali lipat.

CEO Mbiz Rizal Paramarta menjelaskan optimisme timbul karena model bisnis perusahaan adalah b2b, sehingga strategi bakar duit bukan motor utama dalam menggerakkan pertumbuhan bisnisnya.

Disebutkan sekitar 80% dari total pengeluaran perusahaan adalah gaji karyawan. Ini memperlihatkan budget untuk pemasaran tidak signifikan karena perusahaan tidak memberikan subsidi untuk penjual.

Meski tidak memberikan data pendukung, Rizal mengklaim pertumbuhan tahunan di Mbiz cukup konsisten sekitar dua sampai tiga kali lipat dan margin kotor di atas 5%. Momentum tersebut membuat perusahaan optimis bisa cetak laba pada 2021 mendatang, dimulai dengan cetak pertumbuhan bersih arus kas di tahun depan.

Growth kita tidak seperti b2c atau c2c yang 20 kali lipat setahunnya, tapi lebih 2-3x lipat, ini lebih rasional dan sehat. Mungkin penghambat pertumbuhan kita adalah ketersediaan modal kerja karena semuanya rasional, buyer dan seller kita konservatif juga,” ujar Rizal, Jumat (27/12).

Dia menambahkan, “Mungkin dengan momentum pertumbuhan 2-3 kali lipat ini, tahun depan kita bisa cash flow net growth, baru tahun depan lagi sudah net income positif.”

Dalam rangka menuju ambisi tersebut, perusahaan akan mulai rambah segmen hilir dengan bermain di segmen saluran penjualan dan distribusi (sales and distribution channel). Selama ini Mbiz fokus ke bagian hulu, bermain di solusi e-procurement saja.

Dengan saluran distribusi yang efisien dan tepat, maka proses bergeraknya barang atau jasa menuju target konsumen akan berjalan baik pula. Pasalnya tujuan dari distribusi itu sendiri adalah memastikan ketersediaan produk di semua saluran distribusi dapat lebih mudah dijangkau konsumen saat dibutuhkan.

Strategi ini sekaligus melengkapi rangkaian layanan bisnis dalam Mbiz, perusahaan sudah mengembangkan saluran distribusi bersama dengan mitranya. Di samping itu, Rizal mengaku perusahaan akan melengkapi layanan asuransi untuk memastikan layanan yang menyeluruh setiap transaksi yang masuk.

“Ekosistem e-procurement tidak hanya menyangkut buyer dan seller saja, tapi menyangkut seluruh aktor pelaku usaha di dalamnya, yang paling konkret adalah dengan Investree. Untuk asuransi, kita mau lengkapi hingga mencakup asuransi shipping.”

Bersama investornya, Investree, Mbiz akan melengkapi produk pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dia menyebut ada enam atau tujuh produk pembiayaan yang siap ditawarkan pada tahun depan. Untuk tahap awal realisasi produk yang baru disediakan adalah pemberian modal kerja.

Investree sendiri punya beberapa produk pembiayaan, di antaranya invoice financing, buyer financing, online seller financing, dan pembiayaan berlandaskan asas syariah.

“Kita ingin pembiayaan untuk vendor kami berjalan seamless karena data transaksi, akta perusahaan, sudah tercatat, sehingga terlihat size bisnisnya seperti apa. Hopefully dalam waktu singkat proses pencairan dapat lebih cepat karena proses sudah hampir instan.”

Mbiz punya dua produk, yakni Mbiz.co.id dan Mbizmarket. Keduanya menyasar segmen pembeli yang berbeda. Mbiz.co.id lebih diarahkan untuk perusahaan skala besar, sementara satunya lagi untuk segmen UKM dengan skala bisnis lebih kecil.

Per tahun lalu, kinerja Mbiz.co.id sejak diluncurkan tiga tahun lalu, telah menggaet lebih dari 350 konsumen korporat, mayoritas adalah perusahaan blue chip, BUMN, Tbk. dan multi internasional. Ada lebih dari 3400 vendor menyediakan 100 ribu SKU yang terdiri dari 11 kategori.

Platform ini mencatatkan NMV (Net Merchandise Value) lebih dari Rp2 triliun dengan rata-rata purchase order Rp70 juta.

Pada pertengahan tahun ini, perusahaan menjalin kemitraan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk integrasi Mbiz.co.id mendukung penerapan e-procurement.