Pernahkah Anda merasa penasaran mengapa produk handset Xiaomi begitu laku keras di negara asalnya dan mendapatkan permintaan tinggi dari konsumen di negara lain? Karena harganya yang terjangkau, tak sedikit orang berasumsi bahwa Xiaomi mengambil jalan pintas dalam proses produksi. Tapi bukan seperti itu kenyataannya.
Prestasi tersebut tak lain merupakan kombinasi dari berbagai macam strategi – menyangkut proses pemasaran, pengembangan, hingga produksi. Dari penjelasan panjang para representasi Xiaomi, konsumen dan komunitas memiliki andil besar dalam kesuksesan mereka. Xiaomi menerapkan taktik yang bertolak belakang dari para kompetitor seperti Apple dan Samsung.
Dalam peluncuran Redmi 1S di Indonesia, president Xiaomi Lin Bin menyampaikan, “Untuk meningkatkan awareness, mayoritas produsen smartphone (ia menyebutkan beberapa brand) menggunakan metode iklan, beberapa Anda lihat di TV dan mungkin muncul di media lain. Tapi iklan produk Xiaomi sangat jarang muncul.”
Sebaliknya, Xiaomi memanfaatkan jejaring sosial sebagai tempat mereka berkreasi. Bahkan sering kali beberapa posting menunjukkan hal-hal lucu. Lin Bin bercerita, pernah suatu ketika mereka mencoba memberi tahu konsumen bahwa kotak packaging Xiaomi mampu menahan bobot sangat berat. Hal tersebut ditunjukkan oleh foto dua orang founder, seorang menginjak kotak packaging sambil menggendong rekannya. “Mereka adalah dua founder Xiaomi paling berat,” kata Bin.
Info menarik: Hadir di Indonesia, Xiaomi Redmi 1S Bisa Jadi Smartphone yang Selama Ini Anda Nantikan
Lalu foto ini akhirnya disebar, komunitas pun mengedit gambarnya dengan berbagai iterasi, kebanyakan dibuat mirip seperti poster film. Mereka bahkan sama sekali tidak memperlihatkan produk ataupun logo smartphone Xiaomi. Apakah teknik ini berhasil? Hingga kini, produk Xiaomi sudah terjual lebih dari 57 juta unit, dan pengguna MIUI telah mencapai 70 juta orang.
“Saat Anda membeli sebuah produk, uang juga dibayarkan sebagai biaya iklan,” jelas Bin. “Saya yakin ada banyak orang seperti Anda yang telah menyaksikan iklan tersebut, tapi mereka tidak membeli produknya. Dengan begitu, biaya iklan dibebankan ke Anda, para konsumen.”
Metode tak biasa yang Xiaomi ambil memungkinkan mereka meminimalisir biaya iklan dan mengarahkannya sebagai modal untuk menyajikan hardware serta fitur-fitur lebih canggih dengan harga murah. Hasilnya adalah para konsumen yang bahagia.
Tiap satu produk mereka fokuskan dalam waktu jual hingga 18 bulan (produk Samsung hanya memiliki waktu enam bulan demi menciptakan keuntungan dengan harga komponen yang terus merosot). Sebagai tambahan menutupi margin-nya yang tipis, Xiaomi juga menjual langsung aksesori dan pelengkap smartphone seperti cover, lapisan anti-baret serta power bank.
Info menarik: Lazada Akan Jual Xiaomi Redmi 1S Mulai Tanggal 4 September, Registrasi Malam Ini (Updated)
Dan bisa jadi, teknik regristrasi yang biasa Xiaomi terapkan dimaksudkan agar jumlah pasokan produk tidak terlalu jauh dari permintaan konsumen. Sangat cerdas.
Seperti visi sang CEO Lei jun, Xiaomi menggunakan pendekatan langsung demi membangun brand awareness. Para staf menghabiskan banyak waktu di forum, melontarkan komentar dan post. Melalui cara yang sama, MIUI-pun dipublikasikan. Xiaomi tidak menganggap komunitas sebagai sekedar konsumen, tapi juga bagian dari keluarga besar pengembangannya.
Tiap minggu, Xiaomi meluncurkan versi baru MIUI berdasarkan umpan balik dan masukan dari pengguna setia. Para ‘ME fan‘ juga diperkenankan untuk berpartisipasi dalam pengembangan produk, uji coba, marketing, hingga proses PR dan acara gathering. Bukan hanya puas, mereka perlahan-lahan berubah dari sekedar pengguna biasa menjadi konsumen loyal.
Di penghujung acara peluncuran Xiaomi Redmi 1S, seorang jurnalis bertanya apa komentar Xiaomi terhadap orang-orang yang beranggapan bahwa MIUI ialah rip-off dari desain iOS. Hugo Barra hanya menjawab, “Saya sangat ingin memberikan smartphone Xiaomi untuk para fanboy Apple agar mereka mengerti.”
Catatan: Informasi tentang proses pembelian Redmi 1S di Lazada bisa dilihat di akhir artikel ini dan info lebih lanjut tentang tata caranya akan diumumkan di laman Facebook Mi Indonesia dalam beberapa hari mendatang. Dari update terakhir, Hugo Barra menyatakan untuk di Indonesia produk Xiaomi dipasarkan di bawah nama Mi Indonesia.
Sumber tambahan: NextBigWhat dan Wikipedia.