Survei dan Focus Group Discussion Untuk Tech Startup

Sering kali saya mendapatkan pertanyaan dari relasi tentang bagaimana langkah awal ketika akan meluncurkan layanan atau aplikasi dari sebuah tech startup yang mereka dirikan atau fasilitas tambahan dari apa yang telah ada. Pertanyaan seputar, kapan harus dirilis? Seperti apa layanan atau fitur yang harus diluncurkan? Apa yang harus ditambahkan? Sampai kekhawatiran bagaimana nanti jika pengguna tidak suka.

Jawaban singkat saya adalah: Riset.

Riset jika merujuk pada pengertiannya memang membutuhkan berbagai metode yang terkadang tidak sederhana, sistematik dan harus dilakukan secara lengkap. Namun bagi saya, riset bisa juga dijalankan secara sederhana, yang terpenting adalah pola pikir serta metode yang digunakan. Tidak harus lengkap yang penting memiliki acuan yang jelas serta merujuk pada metode riset secara lengkap. Tentunya proses riset yang sederhana ini tidak bisa menjadi satu-satunya rujukan ilmiah lengkap dan mungkin juga menjadi berbeda dari pengertian dasarnya, namun bisa menjadi sumber tambahan informasi dalam mengambil keputusan.

Ada beberapa ‘riset sederhana’ yang saya pikir bisa diterapkan bagi para startup atau penyedia layanan berbasis web/internet/mobile sebagai informasi tambahan sebelum, setelah atau dalam masa penerapan layanan.

Yang pertama adalah survei. Ada banyak cara yang bisa digunakan dalam melakukan survei (dengan menyebarkan kuesioner), internet juga membuka fasilitas dalam menjalankan survei dengan format digital yang lebih mudah, baik untuk disebarkan maupun diiisi. Beberapa fasilitas yang bisa digunakan, Google Docs, SurveyMonkey, Survs.

Intinya adalah mendapatkan informasi dari layanan atau aplikasi yang sedang serta akan dikembangkan, berbagai jenis pertanyaan (terbuka maupun tertutup) bisa diajukan untuk mengetahui pendapat para penguna. Responden yang dipilih bisa yang telah menggunakan layanan/aplikasi, yang belum pernah atau yang menggunakan layanan/aplikasi dari pesaing.

Informasi yang didapat, bisa diolah sebagai sumber tambahan informasi untuk memperbaiki layanan, mengembangkan layanan baru atau bisa jadi merombak/menghilangkan fitur dan fasilitas yang sudah ada.

Yang kedua adalah FGD. Focus Group Discussion yang dijalankan di sini tentu dengan jumlah responden yang tidak usah terlalu banyak, toh namanya juga ‘riset sederhana’. Bisa 3-5 orang tetapi yang sudah mewakili dari tujuan FGD. Siapa yang diundang? Seperti halnya survei ditambah dengan orang yang memiliki keahlian, misalnya layanan mobile maka mereka yang diundang adalah salah satu praktisi berpengalaman yang sudah dikenal.

Diskusi yang dijalankan juga saya pikir tidak perlu rigid, cair yang penting tercatat, untuk memudahkan proses, bisa jadi mereka yang diundang adalah kenalan yang ahli di bidang masing-masing, jadi semacam ngopi bareng dengan sebuah tema khusus.

Dari dua cara di atas, bisa kemudian dilengkapi dengan data statistik yang dimiliki startup selama layanan telah dijalankan, jika layanan belum rilis, bisa menggunakan data selama versi beta, jika produk belum ada bisa menggunakan layanan sejenis dari pesaing (atau yang mendekati) sebagai acuan.

Cara di atas tentunya jauh dari sempurna, namun minimal, jika dijalankan, bisa memberikan gambaran dan memberikan masukan informasi atas strategi yang akan dilakukan pada fasilitas tambahan atau fasilitas baru yang akan diluncurkan, intinya memiliki data sebagai acuan, baik data kualitatif maupun kuantitatif. Bisa jadi ada juga startup yang mengandalkan sisi intuisi dalam menjalankan strateginya, sebuah hal wajar dalam bisnis, namun data (kualitatif atau kuantitatif) adalah hal lain yang bagaimanapun akan tetap berguna dalam mengambil keputusan.

[Gambar]

2 thoughts on “Survei dan Focus Group Discussion Untuk Tech Startup

Leave a Reply

Your email address will not be published.