Survei Rakuten: Konsumen Indonesia Habiskan $239 untuk Belanja Online dalam Setahun

Baru-baru ini Rakuten sebagai salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia melakukan survei yang melibatkan 5000 responden di 12 negara di dunia, termasuk Indonesia. Difasilitasi oleh Survey Sampling International, survei tersebut menampilkan data bahwa konsumen Indonesia menghabiskan $239 (2,3 juta Rupiah) secara rata-rata di tahun 2012 untuk berbelanja online. Meskipun terlihat besar, angka tersebut adalah yang paling rendah di antara negara-negara yang disurvei.

Sebagai perbandingan, konsumen Malaysia menghabiskan $344 untuk belanja online sementara rata-rata negara yang disurvei menghasilkan konsumsi sebesar $725 dengan konsumen Inggris memiliki kemampuan pembelanjaan terbesar. Menurut survei tersebut, konsumen Indonesia menghargai kepercayaan sebagai faktor tertinggi untuk berbelanja online (69%). Ini membuat konsumen Indonesia memiliki persentase paling tinggi untuk berbagi dan merekomendasikan produk pilihannya di berbagai jejaring sosial (78%). Konsumen Jepang adalah yang paling pelit memberi rekomendasi dengan persentase 8%.

Konsumen Indonesia juga memiliki persentase yang bagus untuk berbelanja online menggunakan perangkat bergerak (smartphone/tablet) (14%), meskipun secara umum konsumen global masih jarang menggunakan smartphone untuk preferensi media belanja online-nya. Meskipun pertumbuhan berbelanja online sepanjang tahun 2012 mencapai 11%, tapi sekitar 28% konsumen Indonesia masih bertahan menggunakan berbelanja secara konvensional di toko (offline).

Seperti dikutip dari Okezone, Presiden Direktur dan CEO PT Rakuten Belanja Online (Rakuten-MNC), Ryota Inaba, menyebutkan, “Bukan masanya lagi memiliki website yang hanya memajang dagangan Anda, namun harus memastikan bahwa mereka menawarkan semua informasi yang dibutuhkan oleh konsumen melalui website atau penawaran lewat mobile. Ini merupakan terobosan penelitian. Platform sosial sedang bersiap untuk tumbuh pada tahun-tahun mendatang. Sebagai industri, kami perlu membangun kepercayaan konsumen dalam platform belanja sosial, juga memberikan kemudahan bagi konsumen untuk berbagi konten lewat channel yang ada.”

[gambar: Flickr/perlengaby]

Leave a Reply

Your email address will not be published.