Tag Archives: 15-inci

[Review] Acer E 15 E5-553G, Notebook ‘All-Rounder’ Terjangkau Buat Beragam Kebutuhan

Diperkenalkan di Indonesia bulan Juni kemarin, tiga model notebook Acer Aspire ‘E 15’ E5-553G menghidangkan sejumlah penawaran atraktif: sisi periferal dan konektivitasnya lengkap, harganya sangat bersaing, dan untuk berbagai kebutuhan, performanya pun diklaim jempolan berkat kehadiran accelerated processing unit generasi ke-7 AMD ber-codename Bristol Ridge.

Saat itu, saya tertarik pada gambar yang Acer dan AMD pajang di tembok serta desktop, yaitu robot Imperial AT-AT dari Star Wars Battlefront garapan DICE. AMD memang sering berkolaborasi dengan developer seri Battlefield itu, dan meskipun produk tidak dibundel bersama Battlefront, tentu saja hal ini memberi kesan bahwa gaming merupakan salah satu spesialisasi E5-553G.

Acer E 15 E5-553G

Beberapa minggu lalu, saya diberi kesempatan oleh AMD untuk menjajal sendiri kemampuan Acer E 15 E5-553G-T2GR. Nama modelnya memang panjang, dan untuk menyederhanakannya, saya persingkat jadi E5-553G saja. Unit review ini ialah tipe paling dasar dari keluarga E5-553G, ditenagai chip AMD A10 dan dan kartu grafis Radeon R5. Betulkah kapabilitasnya sesuai dengan janji produsen? Ayo simak ulasannya:

Design

Ditujukan sebagai produk terjangkau dengan fokus pada fleksibilitas, E5-553G mungkin tidak akan memenangkan kontes kecantikan. Ia bukanlah laptop ultra-thin, tubuhnya didominasi plastik, tak ada backlight LED, dan produsen tidak repot-repot untuk meminimalisir bobotnya. Meski demikian, E5-553G memiliki segala hal yang dibutuhkan konsumen mainstream: keyboard lengkap plus numpad, optical disc drive, bahkan ada port VGA.

Acer E 15 E5-553G 16

Tubuh notebook dihiasi tekstur brushed, mirip guratan kayu, baik pada sisi punggung serta bagian bawah. Lid tampaknya terbuat dari plastik, tetapi dibuat sedemikian rupa agar menyerupai metal. Material logam ‘sungguhan’ berada di area papan ketik. Acer membubuhkan logo di zona kiri punggung serta bawah monitor, terlihat kontras dengan warna obsidian black perangkat ini.

Acer E 15 E5-553G 29

Acer E 15 E5-553G 27

Karena Acer tidak berupaya memadatkan strukturnya, E5-553G memberikan kemudahan upgrade memori dan menggonta-ganti penyimpanan – cukup dengan melepas baut dan membuka panel plastik di bawah.

Acer E 15 E5-553G 28

Acer E 15 E5-553G 22

Notebook dibekali layar dengan ukuran ‘terpopuler’, yakni 15,6-inci, mempunyai dimensi 30,2×381,6x259mm dan berat sektar 2,4-kilogram. Anda dapat menemukan Kensington Lock, port USB type-C, port Gigabit Ethernet, HDMI serta sepasang USB 3.0 di sisi kiri; ada DVD writer, USB 2.0 serta port audio 3.5mm di sisi kanan; dan tersedia pula webcam di atas layar. Mencari tombol power? Ada di pojok kanan atas keyboard.

Acer E 15 E5-553G 25

Acer E 15 E5-553G 24

Build quality

Menggunakan bahan plastik tidak berarti membuat Acer E5-553G jadi ringkih. Pelat aluminium di area palm rest menjaganya dari tekanan vertikal dan sepasang engsel mencengkram layar dengan kokoh – bahkan mungkin terlalu keras sehingga Anda harus menahan tubuhnya ketika mengangkat display. LCD tidak terdistorsi saat frame saya tekan, dan baru mulai distorsi sewaktu terkena dorongan intens dari belakang.

Acer E 15 E5-553G 35

Display

E5-553G mempunyai layar IPS 15,6-inci yang cerah, walaupun seringkali permukaan glossy-nya menangkap bayangan dan kurang bersahabat jika dipakai di bawah sinar matahari langsung. Saya merasa tingkat saturasinya sedikit berlebihan, sehingga memengaruhi keakuratan warna. Sewaktu display berubah gelap, saya melihat distribusi kecerahannya sedikit tidak rata, terfokus di pinggir panel.

Acer E 15 E5-553G 26

Kendala terbesar bagi saya adalah penggunaan resolusi 1366×768-pixel. Karena saya terbiasa pada setting 1080p ke atas, window dan icon di E5-553G jadi tampak lebih besar (saya harus mengutak-atik setting display Windows agar lebih nyaman). Resolusi tersebut juga menyebabkan saya kesulitan mengambil screenshot (untuk artikel DailySocial), dan sudah pasti Anda tidak bisa menikmati video full-HD secara maksimal.

Acer E 15 E5-553G 17

Keyboard, touchpad & palm rest

Acer E 15 E5-553G 20

Tidak banyak hal yang bisa dikeluhkan dari keyboard chiclet-nya. Tuts-nya didesain datar dengan ujung membundar, diposisikan di zona lebih rendah agar tidak tertekan sewaktu layar ditutup. Tombol angka dan abjad mempunyai ukuran 1,5×1,5cm dan gap kira-kira 3,2mm – besarnya pas untuk jari saya. Sisi atas tuts dibuat bertesktur grainy halus, memberi kesan berdebu saat pertama kali menggunakannya. Kemudian kehadiran numpad membuat input data jadi lebih ringkas.

Acer E 15 E5-553G 31

Namun menilai dari preferensi pribadi, saya kurang suka terhadap tombol kursor (terutama atas dan bawah) yang dimampatkan di satu lubang.

Acer E 15 E5-553G 21

Touchpad berukuran 10,6×7,8-sentimeternya menyimpan dua tombol yang empuk, mengeluarkan bunyi ‘tuk’ lembut ketika ditekan. Kualitasnya saya rasa cukup baik untuk dipakai sehari-hari, meskipun belum betul-betul merespons gerakan jari secara presisi. Posisi touchpad sengaja disejajarkan dengan tombol spasi, kemungkinan besar dimaksudkan demi meminimalisir input mouse yang tidak disengaja.

Acer E 15 E5-553G 34

Dampaknya, touchpad jadi terlalu menjorok ke kiri palm rest, hanya menyisakan ruang 9 cm buat tangan kiri Anda, sedangkan masih ada 18 cm lebih untuk tangan kanan.

Hardware

Komposisi hardware Acer E5-553G dapat Anda lihat lewat screenshot software Speccy di bawah ini. Notebook berjalan di sistem operasi Microsoft Windows 10 Home 64-bit.

Acer E 15 E5-553G 1

Acer E 15 E5-553G 2

Acer E 15 E5-553G 3

Benchmark

Beberapa software benchmark yang saya gunakan meliputi PCMark 8, Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0, Monster Hunter Online Benchmark dan Final Fantasy XIV Heavensward. Untuk notebook dengan harga di bawah Rp 7 juta, di beberapa tes, skornya ternyata lebih tinggi dari satu produk premium.

Uji coba saya awali dengan PCMark 8, dan E5-553G memperlihatkan sedikit kelemahan. Benchmark berlangsung cukup lama, menghasilkan nilai 2080 dan keterangan ‘lebih baik dari 24 persen perangkat lain’, namun performanya berada di bawah rata-rata notebook.

Acer E 15 E5-553G 4

Buat kedua software benchmark Unigine, saya sama sekali tidak mengubah setting. Level quality di-set di high dengan resolusi system (768p), lalu efek-efek seperti tessellation serta anti-aliasing juga dimatikan. Skor terbaiknya adalah sebagai berikut:

Acer E 15 E5-553G 15

Acer E 15 E5-553G 6

Di Monster Hunter Online bertenaga Cry Engine, saya memakai setup default dengan resolusi 1280×720, full screen dan MSAA 4x:

Acer E 15 E5-553G 7

Acer E 15 E5-553G 8

Terakhir adalah Final Fantasy XIV Heavensward. Di sini saya sedikit mengubah setting, yaitu memilih kategori ‘high (laptop)’ dan mengaktifkan mode full-screen. Hasilnya ‘fairly high‘.

Acer E 15 E5-553G 5

Pengalaman penggunaan

Menakar dari penyajian produk, E5-553G sejatinya dirancang sebagai notebook all-rounder tanpa spesialisasi khusus. Hiburan multimedia, olah data, serta kegiatan olah grafis via Photoshop merupakan kemahiran utama perangkat ini. Lalu bagaimana dengan gaming? Klaim AMD soal kesanggupan E5-553G menjalankan Dota 2 dan League of Legends dan CS:GO memang tidak perlu diragukan, tetapi mereka ialah permainan-permainan lawas, mampukah notebook ini tangani judul-judul baru?

Acer E 15 E5-553G 9

Acer E 15 E5-553G 10

Acer E 15 E5-553G 11

Untuk mengetahuinya, saya menginstal Overwatch tanpa berharap banyak. Hebatnya, E5-553G dapat mengoperasikannya tanpa problem, walaupun sudah pasti Anda harus berkompromi pada mutu visualnya. Setting default-nya adalah low di 720p, dan ternyata frame rate bisa tetap terjaga sewaktu saya naikkan ke level medium dan high, namun Anda mesti memasang batasan di 30fps.

Acer E 15 E5-553G 12

Acer E 15 E5-553G 14

Acer E 15 E5-553G 13

Tapi bahkan di level high sekali pun, tekstur objek serta karakter terlihat tidak tajam dan jaggy. Sebelum Anda membelinya, satu hal perlu ditekankan: Acer E5-553G memang dapat suguhkan game-game eSport populer tanpa kesulitan, tapi ia jelas-jelas bukanlah laptop gaming. Kemudian ketiadaan SSD – produk memanfaatkan HDD Toshiba 1TB – memberi efek pada lambatnya waktu load, baik saat memasuki Windows hingga membuka aplikasi.

Acer E 15 E5-553G 36

Di sisi positifnya, E5-553G tidak mempunyai masalah panas berlebihan yang umumnya menjangkiti notebook gaming, walaupun penggunaan di waktu lama akan tetap menyebabkan temperatur jadi naik.

Acer E 15 E5-553G 33

Speaker ‘TrueHarmony’ ditempatkan di kiri dan kanan depan-bawah notebook. Layaknya kebanyakan laptop, menyajikan bass membahana bukan keahlian E5-553G, tetapi saya mengapresiasi kejernihan serta kelantangan suaranya – dengan syarat output tidak tertutup.

Battery

Acer E5-553G bukanlah laptop dengan kinerja baterai yang mengesankan. Lewat uji coba langsung melalui streaming video YouTube, E5-553G cuma bisa bertahan selama 3 jam 4 menit, pengaturan di opsi power saver. Kabar baiknya, adaptor laptop ini sangat kecil, jadi tidak menambah beban terlalu besar ketika Anda harus membawanya.

Verdict

Mereka yang terbiasa pada device premium mungkin sulit melirik E5-553G, tetapi bagi saya ia sangat cocok diberikan pada anak-anak sekolah, para mahasiswa baru, serta karyawan-karyawan perusahaan startup. Sekali lagi, Acer E 15 E5-553G-T2GR adalah produk all-rounder, mempunyai banyak ketidaksempurnaan di sana-sini, namun ia sanggup memenuhi mayoritas kebutuhan produktif serta hiburan.

Terlepas dari harganya yang ekonomis – yaitu hanya Rp 6,8 juta, untuk pemakaian pribadi, saya lebih merekomendasikan varian dengan SSD serta jumlah RAM lebih besar. AMD A10 9600P dan Radeon R8 M445 bukanlah kombinasi yang buruk, namun terbatasnya RAM dan absennya SSD sudah pasti memengaruhi kinerja. Buat versi lebih canggihnya, Anda perlu mengeluarkan uang Rp 700 ribu atau Rp 2,2 juta lagi.

[Review] Xenom All-New Hercules HC15S, Jawara Notebook Gaming Lokal

Xenom mewakilkan Indonesia di tengah kencangnya serbuan brand gaming notebook asal Taiwan di pasar lokal. Mereka mencoba mencuri hati konsumen dengan dua aspek yang sulit ditandingi kompetitor luar negeri: keleluasaan kustomisasi hardware, dan tentu saja harga yang masuk akal. Xenom menyediakan lima kategori produk, dan Hercules merupakan tipe paling high-end.

Kemampuan All-New Hercules alias HC15S telah dipamerkan sendiri oleh GM Xenom Rolly Edward di momen pengungkapannya. Di sana, varian baru Hercules dengan mudah menyikat Assassin’s Creed Unity di setting grafis paling tinggi. Anda perlu tahu, Unity ialah contoh game yang tidak dioptimalkan untuk PC. Karena performa Hercules tak jauh dari PC desktop biasa, Xenom tak ragu menyebutnya sebagai ‘desktop PC masa depan‘.

Kurang lebih 10 bulan dari momen itu, akhirnya saya diberikan kesempatan buat menjajalnya secara personal. Dari hasil uji coba selama beberapa minggu, ia memang bukanlah device sempurna – ada kekurangan di sana-sini. Tetapi saya tidak ragu mengatakan bahwa Hercules merupakan produk ideal, dinilai dari konsep dan alasan utama ia dirancang.

Dan di ulasan ini, saya akan menjabarkan alasan mengapa HC15S sanggup menyaingi brand-brand global terkenal.

Design & build quality

Kesederhanaan adalah daya tarik dari Xenom All-New Hercules, dan penampilannya jauh berbeda dari varian Hercules terdahulu. Tidak ada LED menyala di balik panel, hanya ada satu lightbar di sisi bawah-depan. Layer karet matte lembut melapisi lid dan area di sekitar keyboard. Bingkai display dan chassis plastik tampak serasi dengan setup ini, kemudian logo metalik Xenom diletakkan di belakang layar dan bawah display.

Review Xenom HC15S 44

Review Xenom HC15S 42

Dilihat dari belakang, dua heat sink dengan grille horisontal di kanan dan kiri menyerupai bagian supercar. Dan seandainya notebook gaming diibaratkan sebagai kendaraan perang, maka HC15S ialah pesawat siluman.

Review Xenom HC15S 45

Lampu LED juga mengisi backlight keyboard. Tidak ada tombol shortcut kapasitif atau bahkan macro fisik. Tombol power bisa langsung Anda temukan di atas, menyala hijau ketika HC15S aktif. Xenom menjaga produknya tetap simpel, namun saya sangat mengapresiasi penempatan layar sehingga ia tidak membuat Anda bungkuk. Desain ini membuat posisi panel sedikit lebih tinggi.

Review Xenom HC15S 35

Meski ada jarak cukup besar antara layar dan body, engsel mencengkeram dengan mantap. Gap tersebut dimanfaatkan Xenom untuk menempatkan set speaker Onkyo. Karena posisisnya bukan di belakang ataupun di bawah, audio jadi lebih terdengar lebih efektif.

Review Xenom HC15S 30

Penggunaan material logam pada laptop memang dapat memberikan kesan premium, namun build quality HC15S yang dari plastik tak boleh diremehkan. Tubuh All-New Hercules sangat kokoh, tidak ada bagian ‘lunak’ yang mudah menekuk. Saat saya tekan belakang display, LCD tidak terdistorsi. Karena mengedepankan konsep customizable, Anda cuma perlu membuka panel untuk mengakses hardware. Baterai 82Wh-nya juga removable.

Review Xenom HC15S 43

Review Xenom HC15S 41

Notebook 35 persen lebih tipis dibanding model terdahulu, dan berkat tubuh plastik, bobotnya lebih bersahabat dibanding kategori desktop replacement. Menurut saya, HC15S merupakan satu dari sedikit laptop gaming 15-inci ideal dalam penyuguhan faktor mobilitas, walaupun mungkin Anda akan sedikit keberatan jika harus membawanya tiap hari. All-New Hercules mempunyai dimensi 386x262x35,7mm dengan berat 3,4-kilogram sudah termasuk baterai.

Display

Jendala Anda dalam menikmati konten digital adalah sebuah layar IPS LED TrueDisplay 15,6-inci 1920×1080-pixel. Permukaan matte di sana mampu membungkam pantulan sinar yang tidak diinginkan, dan IPS memastikan viewing angle-nya luas – tetap jelas dilihat dari hampir semua sudut. Ia tajam, cerah, kaya warna, dan level saturasinya di atas rata-rata notebook gaming.

Review Xenom HC15S 36

Sedikit mengutak-atik display settings, saya menemukan bahwa Anda bisa memanfaatkan Dynamic Super Resolution di HC15S. Fitur tersebut me-render game di resolusi lebih tinggi (2715×1527), kemudian mengecilkannya kembali supaya sesuai dengan monitor. Alhasil, kita mendapatkan grafis berkualitas 4K di panel full-HD.

Review Xenom HC15S 27

Sayangnya ada masalah di display. Ketika layar menyala dalam keadaan gelap (misalnya saat peralihan sebelum loading screen), distribusi warna terlihat tidak merata. Warna lebih terang di zona-zona pinggir.

Review Xenom HC15S 32

Keyboard, touchpad & palm rest

Hercules menyajikan keyboard lengkap, tanpa ada pengecilan ukuran pada numpad. Meskipun Xenom tidak menggandeng tim spesialis periferal gaming, papan ketik ini terbilang fleksibel. Mengejutkannya, keyboard anti-ghosting itu terasa nyaman baik waktu digunakan buat bermain ataupun mengetik. Sebetulnya jarak antar tuts sangat berdekatan, tapi karena rongga gap sulit dijamah jari, peletakan tuts (huruf, angka dan kursor) 0,9×0,9mm-nya cocok di tangan saya.

Review Xenom HC15S 38

Review Xenom HC15S 25

Sisi kiri touchpad 6,2×10,65cm sejajar dengan sisi kiri tombol spasi. Posisinya memang timpang sebelah, menyisakan ruang palm rest yang lapang di area tangan kanan. Touchpad-nya multi-gesture dipadu fungsi scrolling. Teksur halusnya menjaga gerakan kursor mouse akurat, lalu kedua tombol juga empuk.

Review Xenom HC15S 37

Tatakan telapak tangan terasa lembut dan sedikit hangat (akan kita bahas lebih detail di gaming experience). Tapi saya sedikit cemas minyak dan keringat akan menggerus permukaan karet doff-nya.

Review Xenom HC15S 26

Connectivity

Dengan membeli All-New Hercules, Anda harus bersedia merangkul sistem distribusi digital. Notebook tidak mempunyai optical disk drive, kompensasinya adalah segi konektivitas yang luas: terdapat dua port USB 3.0, sebuah port USB 3.1 Thunderbolt 3.0, 6-in-1 card reader, eSATA dan LAN di kiri; headphone jack, microphone jack, line-in jack, S/PDIF output jack dan satu lagi USB 3.0 di kanan; serta satu port HDMI 1.4a dan sepasang DisplayPort 1.2.

Gaming experience

Selama pemakaian, All-New Hercules jarang sekali mengecewakan. Xenom sengaja meminimalisir overlay software sehingga tidak mengganggu gamer – sebuah janji anti-bloatware dari produsen. Sisi negatifnya, tanpa petunjuk tertulis, saya hampir tidak sadar kita bisa membuka app Flexikey via kombinasi tombol ‘Fn’ dan ‘/’.

Di sana Anda bisa mengkustomisasi macro, mengaktifkan fitur Statisitcs (merekam frekuensi tekanan pada tombol, serta mengatur warna dan pola cahaya backlight (breath, cycle, flash, tempo, dance, dan lain-lain) dan lightbar. Setup bisa disimpan terpisah di profile berbeda.

Review Xenom HC15S 24

Kendala-kendala ‘standar’ notebook gaming turut muncul di HC15S. Sewaktu digunakan di waktu lama di ruang terbuka tanpa AC, temperatur akan naik. Berdasarkan pemantauan saya, panas berpusat di wilayah keyboard ke atas, merambat ke palm rest. Namun temperatur tidak melewati batasan-batasan yang mengkhawatirkan.

Seperti laptop gaming lain, unit baterai (8-cell smart Lithium-Ion 82Wh) hanyalah komponen ‘wajib’. Anda direkomendasikan buat selalu menyambungkan HC15S ke sumber listrik agar permainan berjalan maksimal.

Review Xenom HC15S 28

Kehadiran sepasang speaker Onkyo 2-watt plus Sound Blaster X-Fi 5 ialah kejutan menyenangkan. Karena diarahkan ke wajah pengguna, output terdengar jelas dan lantang. Kekurangannya bisa ditebak: terletak pada bass yang kurang menendang. Jika Anda sangat kompetitif dan selalu ingin mendengar suara langkah lawan di game multiplayer, menggunakan headphone gaming tambahan sangat disarankan.

Review Xenom HC15S 34

Review Xenom HC15S 39

Oh satu lagi, saat bermain game, touchpad harus dimatikan. Seringkali gerakan tangan kiri teregistrasi sebagai input. Awalnya saya memaklumkan hal ini, hingga suatu ketika di Fallout 4 secara tidak sengaja saya menembakkan nuklir portable tepat di bawah kaki sendiri.

Hardware

Inilah spesifikasi dan susunan hardware berdasarkan Speccy dan PC Mark 8:

Review Xenom HC15S 03

Review Xenom HC15S 08

Gaming performance

Sebelum menganalisis video game, ada baiknya Anda melihat hasil benchmark All-New Hercules. Saya memakai software 3D Mark 8, Unigine Valley 1.0 dan Heaven 4.0.

Di bawah adalah setting yang saya gunakan dan hasil terbaik di Valley:

Review Xenom HC15S 04

Review Xenom HC15S 05

Dan ini nilai di Heaven:

Review Xenom HC15S 06

Review Xenom HC15S 07

Terakhir ialah skor di 3D Mark 8:

Review Xenom HC15S 09

Hasil di atas menunjukkan angka istimewa, tapi apa artinya teori tanpa praktek? Buat tes gaming, saya memanfaatkan empat permainan: Dragon’s Dogma Dark Arisen, The Witness, Rainbow Six: Siege dan Fallout 4, dibantu Fraps. Pembahasan saya mulai dari judul yang paling ‘ringan’ terlebih dahulu.

HC15S sama sekali tidak kesulitan menyikat Dragon’s Dogma Dark Arisen. Slider grafis saya tempatkan semuanya di sebelah kanan, kemudian saya tambahkan file modifikasi ENB Series supaya visualnya tampil lebih baik lagi. Walau demikian, frame rate tidak pernah bergeming dari 60. Semua efek tersuguh seperti yang diinginkan developer-nya, lalu perputaran siang dan malam tidak memengaruhi performa. Nikmati screenshot-nya di bawah:

Review Xenom HC15S 10

Review Xenom HC15S 11

Review Xenom HC15S 13

Review Xenom HC15S 12

Sejujurnya, Dragon’s Dogma merupakan game port berusia tiga tahun. Bagaimana kesanggupan All-New Hercules menghadapi paling baru? Saya beralih ke The Witness, dan game hanya ada tiga pilihan kualitas grafis. Lagi-lagi, di tingkat paling tinggi, The Witness selalu tersaji di 60 frame rate per detik.

Review Xenom HC15S 14

Review Xenom HC15S 15

Review Xenom HC15S 16

Rainbow Six Siege adalah wakil dari genre shooter kompetitif blockbuster, dan saya gunakan setting grafis default di resolusi 1080p. Baik di singleplayer ataupun multiplayer, Xenom HC15S mengangani Siege semulus sutra, di 60 fps – di luar ekspektasi saya sebelumnya.

Sedikit catatan: ada kendala ketika saya memasang resolusi 2715×1527 di Windows, menyebabkan cursor mouse tidak sinkron di dalam permainan. Mengembalikan resolusi ke full-HD menyelesaikan problem ini.

Review Xenom HC15S 17

Review Xenom HC15S 18

Review Xenom HC15S 19

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan peminjaman unit review HC15S, dan memakainya untuk menikmati Fallout 4 selama beberapa belas jam. Di tingkatan ultra 1080p (anti-aliasing TAA, anisotropic filtering 16-samples, depth of field bokeh, ambient occlusion SSAO, dan godrays high), angka 60 selalu muncul di pinggir layar, menunjukkan frame rate yang saya dapatkan. Ia baru bergeser ke 59 ketika kamera digerakkan, lalu kembali ke 60.

Review Xenom HC15S 20

Review Xenom HC15S 21

Review Xenom HC15S 22

Review Xenom HC15S 23

Satu hal yang sangat terasa di permainan open-world ini: loading screen berjalan singkat, jauh meninggalkan ROG G752VT.

Verdict

HC15S memang bukanlah notebook gaming paling cantik, paling canggih, ataupun menyodorkan inovasi baru; namun ia berhasil merepresentasikan visi Xenom, yaitu menawarkan produk paling ideal bagi gamer PC ‘nomaden’. Produsen menyingkirkan gimmick, dan fokus pada faktor terpenting dan tujuan utama laptop diciptakan: gaming.

Dari perspektif performa versus harga, ia merupakan salah satu notebook 15-inci terbaik. Uang yang Anda keluarkan benar-benar hanya dialokasikan ke hobi tersebut, dan pengguna tidak juga digerecoki oleh software-software tambahan. Dan jika kita tanya pada diri sendiri, pernak-pernik semisal warna-warni lampu LED sebenarnya tidak akan membuat kita bermain lebih baik.

Meski saya berkata demikian, tidak semata-mata All-New Hercules HC15S ialah produk yang murah. Xenom membanderolnya di kisaran Rp 40 jutaan, tergantung dari hardware pilihan Anda.

Review Xenom HC15S 33