Tag Archives: 3dr solo

3DR Gandeng Sony dan Autodesk untuk Ciptakan Drone Komersial

Di ranah consumer drone, kita semua tahu bahwa DJI adalah rajanya. Maka dari itu, 3D Robotics (3DR) sebagai salah satu rivalnya tak ingin dominasi tersebut kembali terulang di ranah commercial drone. Belum lama ini, perusahaan yang didirikan oleh jurnalis ternama Chris Anderson tersebut mengumumkan kerja samanya dengan Autodesk dan Sony demi mengembangkan drone baru untuk kebutuhan komersial.

Drone baru ini sebenarnya merupakan varian khusus dari 3DR Solo. Perbedaan utamanya terletak pada komponen kamera, dimana varian ini tak lagi mengandalkan produk buatan GoPro, melainkan kamera besutan Sony yang sanggup menangkap gambar yang lebih mendetail sekaligus mengunggah data-datanya langsung ke cloud.

Varian khusus 3DR Solo ini akan dijual bersama sebuah tablet Sony yang telah diisi oleh software FORGE milik Autodesk. FORGE akan bertanggung jawab mengolah seluruh data yang dikumpulkan sehingga dapat dianalisa dengan mudah oleh para pekerja di lapangan.

Menurut pengakuan Autodesk, kolaborasi ini didasari oleh permintaan yang besar dari perusahaan konstruksi. Hampir semua perusahaan konstruksi yang pernah menjalin kerja sama dengan Autodesk menyatakan keinginannya untuk memanfaatkan drone di lapangan untuk keperluan inspeksi maupun survey yang akan lebih mudah dilakukan dari ketinggian.

Software Autodesk untuk 3DR Solo

Jadi kalau sebelumnya para pekerja harus memanjat menara tinggi guna melakukan inspeksi, nantinya tugas beresiko tersebut akan diserahkan pada 3DR Solo. Drone akan mengambil gambar dan mengunggah semua data yang diperlukan untuk dievaluasi lebih lanjut sebelum memulai tahap konstruksi selanjutnya.

3DR sebenarnya tidak sendirian dalam menarget pasar drone komersial. DJI sendiri sudah lebih dulu meluncurkan drone untuk keperluan agrikultur serta kamera pendeteksi panas untuk drone. Tak hanya DJI, Parrot pun juga belum lama ini memperkenalkan lini aksesori drone untuk bidang pertanian.

3DR akan memasarkan varian khusus Solo dengan bundle kamera dan lensa Sony ini mulai bulan Juni mendatang seharga $4.999, plus biaya berlangganan sebesar $499 per bulan. Ke depannya 3DR juga akan meluncurkan aksesori lain untuk kebutuhan komersial, seperti misalnya kamera multispektrum dan kamera pendeteksi panas, tidak ketinggalan juga seperangkat hardware khusus untuk dipakai di lahan pertanian, pabrik bahan kimia maupun pertambangan minyak.

Sumber: The Verge, 3DR dan Autodesk.

5 Drone Terbaik di Tahun 2015

Demam drone begitu mewabah, bukan cuma di negara-negara luar, tetapi juga di Indonesia. Tidak percaya? Lihat saja keputusan 3D Robotics menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia yang disinggahi drone andalannya.

Maka dari itu, sudah merupakan langkah yang alami apabila Anda kami suguhi dengan daftar drone terbaik di tahun 2015. Kelima quadcopter berikut adalah yang terbaik yang bisa Anda beli saat ini juga, dimulai dari nomor 1.

1. DJI Phantom 3 Professional

DJI Phantom 3 Professional

Tidak mengejutkan melihat nama DJI menduduki posisi teratas. Phantom 3 Professional memang amat fenomenal. Seluruh kebaikan pendahulunya dipertahankan, malahan sistem navigasinya semakin canggih berkat kombinasi GPS, GLONASS, plus sensor ultrasonik untuk di dalam ruangan.

Kemudahan navigasi ini makin terasa setelah menggenggam controller barunya yang mempunyai transmisi sinyal hingga 2 km. Dan tentu saja, kualitas videonya kini meningkat menjadi 4K 30 fps. Kalau Anda masih ragu seberapa bagus hasil rekamannya, segera cari sampel videonya yang banyak tersebar di YouTube – favorit saya ini.

Semuanya semakin lengkap berkat fitur semi-autopilot yang diusungnya. Secara keseluruhan DJI Phantom 3 Professional sangat layak dihargai ± Rp 17 juta sekaligus dinobatkan sebagai drone terbaik tahun 2015.

2. 3D Robotics Solo

3DR Solo

Posisi kedua diduduki oleh drone yang sempat kita bicarakan pada awal artikel tadi. Drone ini sangat lain daripada yang lain. Pertama, ia tak punya kamera. Kualitas videonya bergantung pada action cam GoPro Hero4 yang Anda tancapkan ke gimbal istimewanya. Kedua, ia begitu pintar sampai-sampai Anda tak perlu memegang kendali.

Yup, fitur autopilot yang dimiliki Solo merupakan salah satu yang paling canggih saat ini. Ia bisa bergerak mengikuti jalur lurus, mengorbit maupun mengikuti objek dengan sendirinya. Pengguna tinggal mengendalikan gimbal beserta GoPro yang menancap, termasuk halnya mengubah setelan fps kamera secara real-time.

Kalau saja harganya sedikit lebih manusiawi, mungkin posisi teratas yang diduduki DJI bisa direbutnya dengan mudah. 3DR Solo dibanderol seharga Rp 24 juta, sudah termasuk gimbal – tapi belum termasuk kamera GoPro.

3. Yuneec Typhoon Q500 4K

Yuneec Typhoon Q500 4K

Sama seperti DJI, Yuneec berasal dari Tiongkok dan cukup berpengalaman dalam hal merancang drone yang berkualitas. Salah satu yang pantas masuk dalam daftar ini adalah Typhoon Q500 4K. Dari namanya saja kita sudah tahu kalau drone ini sanggup merekam video dalam resolusi 3840 x 2160 pixel, tapi itu baru sebagian dari ceritanya.

Fitur paling uniknya adalah gimbal-nya yang bisa dilepas-pasang dengan mudah. Saat terlepas, gimbal plus kamera tersebut beralih fungsi menjadi sebuah action cam –sangat mirip seperti DJI Osmo.

Terlepas dari itu, kualitas videonya terbukti jagoan. Menurut sejumlah reviewer, ia disebut sebagai salah satu yang paling mendekati DJI Phantom 3 Professional soal kualitas video 4K. Kekurangannya menurut saya cuma satu: harganya agak mahal di angka ± Rp 20,5 juta.

4. Parrot Bebop 2

Parrot Bebop 2

Berusia paling muda, Bebop 2 layak mendapat tempat di sini karena ia membawa sederet penyempurnaan terhadap Bebop orisinil yang potensial tapi punya beberapa kekurangan. Utamanya adalah masalah stabilitas koneksi dengan smartphone atau tablet sebagai controller, dan masalah itu diklaim sudah teratasi sekarang.

Ia memang belum bisa merekam video 4K seperti tiga drone ‘senior’ di atas. Pun begitu, hasil rekaman 1080p-nya masih tergolong bagus, apalagi untuk kebutuhan non-profesional. Belum lagi daya tahan baterainya kini bisa mencapai sekitar 25 menit, setara dengan drone lain yang ukurannya jauh lebih besar ketimbang ia sendiri.

Soal harga, Bebop 2 dipatok $550. Parrot juga menawarkan bundle Bebop 2 bersama SkyController – bisa memperluas transmisi sinyal hingga 2 kilometer – senilai $800.

5. Lily Camera

Lily Camera

Mungkin masih ada banyak drone lain yang lebih baik darinya, tapi saya tak bisa mengabaikan sisi unik Lily Camera begitu saja. Lihat saja namanya. Pihak pengembangnya menyebutnya sebagai sebuah kamera, padahal ia bisa mengudara dengan bebas seperti keempat drone di atas.

Mengapa demikian? Karena Lily sama sekali tak perlu Anda kendalikan. Ia didampingi sebuah tracking device berwujud ringkas yang bisa Anda simpan dalam saku atau dikaitkan ke pergelangan tangan dengan bantuan sebuah strap. Selanjutnya, Lily akan terbang mengikuti ke mana saja Anda bergerak, dan Anda tinggal menekan tombol pada tracking device tadi untuk memulai perekaman video atau sekedar mengambil selfie.

Lily Camera memang bukan seperti drone pada umumnya, tapi toh fungsinya sama, yakni mengabadikan beragam momen dari udara. Konsep tanpa controller yang diusung sangat cocok bagi pengguna-pengguna awam yang keberatan meluangkan waktu untuk belajar mengendalikan drone. Buat orang-orang seperti itu, Lily Camera bisa digaet dengan modal $499.

Gambar header: DJI Phantom 3 via Shutterstock.