Tag Archives: 500 Global

500 Global Tutup Dana Kelolaan Tahap Awal untuk Startup Asia Tenggara Rp2,1 Triliun

500 Global mengumumkan penutupan dana kelolaan tahap awal ketiga 500 SEA III untuk kawasan Asia Tenggara dengan nilai sebesar $143 juta (sekitar Rp2,1 triliun). Dana kelolaan ini ditargetkan untuk mendukung founder startup Asia Tenggara dari tahap pra-awal hingga pra-IPO.

500 SEA III adalah dana kelolaan putaran ketiga yang berfokus pada investasi tahap awal di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. 500 SEA III menargetkan investasi ke sebanyak 100 startup pra-awal hingga seri A dengan kisaran awal $250 ribu-$500 ribu.

Dana kelolaan tahap awal hingga lanjutan ini melibatkan berbagai LP, yakni sovereign wealth fund, dana pensiun publik dan swasta–termasuk Khazanah Nasional Berhad, Kumpulan Wang Persaraan (KWAP), dan Employees Provident Fund (EPF)–hingga dana abadi universitas, kantor keluarga dari firma investasi global terkemuka, dan perusahaan bernilai lebih dari $1 miliar yang merupakan portofolio dana tahap awal pertama 500 Global di Asia Tenggara.

“Dengan portofolio global lebih dari 2.800 perusahaan di lebih dari 80 negara, kami yakin founder di Asia Tenggara akan mendapatkan manfaat dari salah satu dari keahlian mendalam kami di pasar. Kami yakin akses terhadap wawasan, koneksi, dan modal dapat membantu generasi founder selanjutnya di Asia Tenggara berikutnya untuk membangun raksasa teknologi global,” ujar Founding Partner dan CEO 500 Global Christine Tsai dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut, dana ini akan difokuskan pada investasi di sektor bisnis dan teknologi berbasis AI dengan tujuan mengakselerasi digitalisasi di pedesaan, kota, produktivitas manusia, layanan kesehatan, ketahanan pangan, hingga inklusi keuangan.

“Kami yakin raksasa teknologi berikutnya tengah dibangun saat ini. Setelah berinvestasi di Asia Tenggara selama lebih dari satu dekade, kami belajar satu atau dua hal dalam mendukung para founder dan perusahaan untuk maju 10 tahun ke depan dan menghasilkan imbal hasil yang sangat kompetitif bagi investor institusi dan perusahaan portofolio kami.” Tutup Managing Partner 500 Global Khailee Ng.

Memperkuat kawasan Asia Tenggara

500 Global tercatat telah berinvestasi ke lebih dari 340 startup di Asia Tenggara selama satu dekade terakhir, termasuk Grab dan Bukalapak. Dalam beberapa tahun terakhir, 500 Global telah mengguyurkan investasi ke kawasan ini sebesar $5 juta-$20 juta untuk pendanaan seri C dan D, seperti Carsome (2021) dan eFishery (2023).

Untuk memperkuat cakupan investasi dan pertumbuhannya, 500 Global baru-baru ini menunjuk sejumlah mitra di Asia Tenggara, yakni Saemin Ahn, Shahril Ibrahim, dan Martin Cu. Ketiganya diketahui tengah memimpin pemerataan pertumbuhan 500 Global dan membina portofolio startup di seluruh wilayah.

Pada April 2023, 500 SEA III menggaet PT Bukalapak.com Tbk sebagai salah satu LP di Indonesia. Melalui kesepakatan ini, Bukalapak mengalokasikan dana sebesar $7,5 juta (sekitar Rp110 miliar) untuk berinvestasi ke startup tahap pra-awal hingga tahap awal (early stage) dengan memiliki ekuitas dan/atau sekuritas yang berorientasi ekuitas dari perusahaan swasta yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Asia Tenggara.

Founding Partner First Move: Joel Neoh dan Audra Pakalnyte / First Move

Mantan Eksekutif Fave Dirikan First Move, VC untuk Startup Pra-Awal

Berangkat dari pengalaman kedua pendirinya sebagai entrepreneur, First Move resmi didirikan sebagau pemodal ventura yang akan turut berinvestasi ke startup Asia Tenggara. Didukung oleh 500 Global dan Consumer Tech Angel Syndicate, First Move menyediakan pendanaan pra-awal dengan tiket hingga $100 ribu dan mentoring untuk para pendiri startup.

Beri dukungan pendanaan dan mentoring

Joel Neoh (mantan pendiri Fave) dan Audra Pakalnyte, keduanya bukan orang baru di industri startup. Berkat pengalamannya, mereka mengklaim memahami tantangan menjadi seorang pendiri, sehingga selain berinvestasi juga ingin memberikan mentorship dan dukungan lainnya untuk menyukseskan founder startup tahap awal.

“Setelah memulai perjalanan sebagai pengusaha, saya merasa sangat terbantu dengan dukungan dari ekosistem startup. Sekarang, dengan First Move, kami berkomitmen untuk memberikan dukungan yang sama kepada para founder di Asia Tenggara, sehingga First Move mampu menjadi rekan pendukung dalam perjalanan mereka, khususnya pada tahap awal yang krusial,” kata Joel.

Selain menyediakan pendanaan langsung kepada startup tahap awal, First Move menganut pendekatan kolaboratif dengan bermitra bersama perusahaan modal ventura lainnya. Salah satu kolaborator dan pendukung awal inisiatif ini adalah 500 Global. Saat ini, First Move sendiri memiliki tujuh portofolio perusahaan yang tersebar di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

“Asia Tenggara adalah pusat inovasi teknologi konsumen yang dinamis, serta memiliki ekosistem dan infrastruktur yang siap untuk bertumbuh. Maka dari itu, First Move sangat senang dapat bermitra dengan berbagai pengusaha yang baru memulai perjalanan mereka untuk mendorong terciptanya perusahaan teknologi konsumen masa depan,” kata Audra.

Terkait dengan timeline pendanaan yang akan diberikan, disebutkan First Move bergerak cukup cepat dalam melakukan investasi dan penyaluran dana. Hal tersebut dilakukan karena mereka ingin memastikan para pendiri fokus pada operasional bisnis daripada menghabiskan berbulan-bulan dalam penggalangan dana. Penandatanganan persyaratan dan penyaluran modal dilakukan dalam waktu beberapa hari saja.

Kategori bisnis startup pilihan

Sebagai salah satu negara yang menjadi fokus, FirstMove mengklaim ingin menghadirkan solusi yang relevan melalui startup asal Indonesia. Bukan hanya di Jakarta saja, mereka  juga ingin mengatasi kebutuhan konsumen di luar wilayah metropolitan, karena pasar tersebut masih kurang dilayani oleh sebagian besar bisnis.

Adapun fokus vertikal yang dilirik di antaranya health tech, femtech, sustainability, dan inclusive fintech.

First Move juga telah mendirikan Consumer Tech Angel Syndicate, sebuah komunitas yang terdiri dari para pendiri dan eksekutif berpengalaman di bidang konsumen. Anggota Angel Syndicate, di antaranya pendiri dan eksekutif senior dari D2C, e-commerce, mobilitas, dan teknologi finansial di seluruh Asia Tenggara, akan berinvestasi bersama di berbagai kesepakatan First Move.

Selain itu, para pemimpin berpengalaman ini akan memberikan dukungan dan nasihat langsung kepada para perusahaan rintisan tahap awal.

“Kami melihat dari pengalaman para pendiri, ukuran pasar dan peluang untuk mengatasinya, ekonomi unit yang berkelanjutan, jalur menuju profitabilitas, dan strategi pemasaran.”

Startup akuakultur eFishery mengumumkan perolehan pendanaan Seri D senilai $200 juta, sekaligus jadi unicorn ke-15 dari Indonesia

eFishery Umumkan Pendanaan Seri D Senilai 3 Triliun Rupiah

Startup akuakultur eFishery mengumumkan perolehan pendanaan seri D senilai $200 juta (sekitar 3 triliun Rupiah). Nominal yang diterima lebih besar dari pemberitaan sebelumnya pada Mei 2023. Pengumuman ini sekaligus mengonfirmasi status eFishery sebagai unicorn ke-15 dari Indonesia, karena disampaikan bahwa valuasinya sudah melebihi $1 miliar.

Perusahaan akan memanfaatkan dana segar ini untuk mengakselerasi targetnya dalam pengembangan komunitas pembudidayaan di Indonesia, serta meningkatkan transaksi pakan ikan dan ikan segar.

Putaran ini dipimpin oleh 42XFund, perusahaan manajemen investasi asal UAE, didukung oleh Kumpulan Wang Persaraan (Diperbadankan) (KAWP) yang merupakan perusahaan dana pensiun asal Malaysia, responsAbility Investments AG (Swiss), 500 Global, dan beberapa investor lainnya.

Investor awal seperti Northstar, Temasek, dan Softbank juga turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini. Sementara itu, Goldman Saschs bertindak sebagai penasihat pendanaan secara eksklusif. Disebutkan investasi terbaru ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekosistem akuakultur terintegrasi yang dimiliki eFishery.

“Saat ini perikanan budidaya adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri perikanan global. Dukungan strategis yang kami terima dari para investor akan membantu eFishery merevolusi seluruh industri, melalui integrasi pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan ekosistem eFishery yang mencakup seluruh value chain bisnis budidaya perikanan,” ucap Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangan resmi, Jumat (7/7).

Ekosistem terintegrasi dari eFishery yang meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara B2B, serta akses keuangan bagi pembudidaya ikan, telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di lebih dari 280 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Berdasarkan riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sepanjang 2022 eFishery mampu menyumbang Rp3,4 triliun atau setara 1,55% terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.

Gibran juga mengatakan dana dalam putaran ini akan digunakan untuk pengembangan komunitas pembudidaya ikan serta petambak udang dari eFishery yang menargetkan lebih dari 1 juta kolam budidaya di Indonesia pada 2025. Juga, untuk meningkatkan transaksi pakan ikan dan produk akuakultur segar di platform.

Pengembangan komunitas petambak sejalan dengan upaya eFishery untuk meningkatkan ekspor produk udang dalam negeri yang bebas kimia dan antibiotik, serta dapat ditelusuri sepenuhnya (traceable) ke pasar internasional, sekaligus mendekatkan konsumen dan petambak.

Para investor yang berpartisipasi dalam putaran ini turut menyampaikan pernyataannya. Salah satunya adalah Principal 42XFund Iman Adiwibowo menuturkan kepercayaannya dengan visi eFishery dan ketertarikannya untuk menjadi mitra kunci yang memberikan nilai tambah dan berkontribusi bagi pertumbuhan perusahaan.

“Kami percaya bahwa eFishery dapat terus berkontribusi mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus berperan dalam melestarikan lingkungan di Indonesia, bahkan dunia,” kata Iman.

Didirikan di Bandung, Jawa Barat pada 2013, eFishery telah mendisrupsi industri akuakultur dengan menghadirkan solusi digital auto feeder berbasis Internet of Things (IoT) yang di desain untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, serta kenyamanan dari bisnis budidaya ikan.

Pendekatan teknologi eFishery yang berbasis data menggunakan sensor untuk mengukur pergerakan ikan dan akustik dari udang, mengoptimalkan pemberian makanan, serta kesehatan ikan dan kualitas air, sembari mengurangi limbah.

Selain eFishery sejumlah startup aquatech lain di Indonesia termasuk Fishlog, JALA, DELOS, dan FisTx. Mereka juga telah mendapatkan dukungan pendanaan dari pemodal untuk melancarkan penetrasi bisnisnya di industri perikanan/pertambakan di tanah air.

Application Information Will Show Up Here

Startup Web3 Gaspack Dapat Pendanaan Pra-Awal Dipimpin eMerge

Startup Web3 Gaspack mengumumkan pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh eMerge, jaringan angel investor di bawah naungan MDI Ventures dan Arise. 500 Global dan Tokoin juga ikut berpartisipasi dalam pendanaan ini.

CEO Gaspack Novrizal Pratama mengatakan ingin mendobrak batasan tradisional antara industri kreatif dengan para kreator.

“Gaspack punya komitmen tinggi untuk memberdayakan dan memaksimalkan potensi para kreator. Dengan menempatkan mereka sebagai pusat dari segala inovasi, kami membuka akses mereka untuk berkarya dan memberikan peluang monetisasi karya lewat jaringan dan teknologi Web3,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Pada kesempatan ini, Gaspack sekaligus meluncurkan platform penerbitan komik digital berbasis Web3 Kometh sebagai wadah untuk memberdayakan para kreator dan brand dalam ekonomi berbasis Web3. Kometh dibangun di atas blockchain yang memungkinkan pengguna untuk jual-beli, mengoleksi, hingga menghadiahkan komik digital.

Selain itu, Kometh memungkinkan pemanfaatan NFT untuk mengakses komik yang bersifat token-gated. Pemilik NFT juga dapat mengakses komik yang merupakan turunan dari proyek NFT yang didukung untuk mendapat berbagai benefit, dari potongan harga, informasi rilisan terbaru, dan berlangganan. Adapun, Komik digital dapat dibeli melalui dompet penyimpanan aset kripto non-custodial dalam mata uang Ethereum (ETH).

Gaspack mengklaim telah mendukung proyek NFT dari delapan kreator dengan total Gross Transaction Volume (GTV) sebesar $12 juta dalam kurun satu tahun. Salah satu komik perdana berjudul “Garden Point” yang dirilis eksklusif di Kometh disebut terjual sebanyak 17.000 salinan dalam 1,5 jam. Pengguna Gaspack berasal dari Singapura, Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat (AS).

Melalui platform Kometh, pihaknya menargetkan dapat mengakuisisi kreator-kreator kelas dunia sehingga dapat memperkuat pengembangan kekayaan intelektual secara terdesentralisasi.

Pengusaha sekaligus angel investor di eMerge Reino Barack mengatakan, Kometh membuka banyak pintu bagi kreator, seperti penulis yang baru merintis dan belum pernah meluncurkan karya mereka sendiri, atau penulis berpengalaman yang ingin bereksperimen dengan ide-ide baru.

“Platform ini menguntungkan kolektor komik dengan digitalisasi karena mereka tidak perlu memikirkan perawatan kondisi komik yang biasanya diperlukan untuk komik fisik.”

Kometh memanfaatkan NFT untuk melindungi kekayaan intelektual, mengedepankan kepemilikan karya, dan membangun komunitas penggemar yang lebih erat dengan cara baru bagi komunitas Web3 untuk berkarya.

Web3 dan kesempatan kreator

Mengacu laporan Antler “The New Creator Economy Report” bersama Speedinvest, teknologi Web3 memungkinkan kreator untuk memonetisasi karyanya sendiri dengan memanfaatkan basis komunitas. Teknologi ini membentuk cara baru lewat hubungan interaktif antara kreator dan penggemar. Siapapun kini dapat menjadi kreator di masa depan

Ruang eksplorasi konten juga semakin berkembang dengan kemunculan kripto, NFT, dan metaverse. Saat ini bahkan banyak kreator bermigrasi ke metaverse di mana mereka dapat memonetisasi karyanya, seperti digital art dan game.

Founder dan CEO Antler Magnus Grimeland mengatakan, kreator menjadi lebih menarik secara finansial karena platform yang ada saat ini memungkinkan mereka untuk memonetisasi karya berbasis komunitas. “Creator economy tidak hanya akan mengubah cara produksi konten, tetapi juga membuka dunia teknologi baru dan peluang monetisasi yang tidak mungkin dilakukan dengan di era Web2,” tambahnya.

Indonesia telah memiliki sejumlah platform NFT yang bermain di berbagai kategori, mulai dari platform penggalangan dana sosial, konten sepak bola, hingga karya seni. Beberapa di antaranya adalah Trinvi, Bolafy, Artpedia, dan BeKind.

sermorpheus nft

SerMorpheus Raih Pendanaan 37 Miliar Rupiah, Jembatani Brand Lokal Masuk ke Ekosistem Web3

SerMorpheus, platform web3 enabler lokal, mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $2,5 juta atau lebih dari 37 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin Intudo Ventures, diikuti oleh 500 Global, Febe Ventures, AlphaLab Capital, BRI Ventures, dan Caballeros Capital.

Dengan putaran pendanaan ini, SerMorpheus akan fokus pada pengembangan infrastruktur teknologi agar dapat menjembatani kesenjangan antara web3 dan kebutuhan merek/konsumen Indonesia; dan merekrut talenta terbaik di semua fungsi.

Diluncurkan pada Januari 2022, SerMorpheus adalah platform yang fokus menjembatani brand dan peritel ke ekonomi digital baru. Perusahaan mengembangkan NFT dan mengelola utilitas yang memungkinkan mereka terhubung langsung dengan pengguna dan komunitas. Serta menciptakan nilai melalui pengalaman belanja yang dipersonalisasi.

Melalui mekanisme onlinetooffline yang disediakan, pemegang NFT bisa menikmati keuntungan secara nyata melalui acara yang diadakan oleh brand dan peritel. Pengguna bisa mengklaim NFT bermerek tertentu untuk mengikuti berbagai aktivitas offline, seperti konser, permutaran film, dan acara lainnya.

Saat ini perusahaan tengah membangun infrastruktur untuk brand dan kreator konten  yang menghubungkan produk dan layanan web3 dengan pengguna web2, menghilangkan hambatan teknis dan mengurangi gesekan.

Co-Founder SerMorpheus Kenneth Tali mengungkapkan, “Kami membayangkan web3 akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kami di masa depan dan NFT memiliki potensi besar untuk menjangkau audiens yang lebih besar daripada yang dimiliki kripto.”

Ia turut menambahkan bahwa Web3 telah memperoleh daya tarik yang signifikan di Indonesia. “Kami sangat antusias untuk membawa NFT ke pasar massal Indonesia sebagai pintu gerbang ke dunia web3 yang lebih besar.” tegasnya.

“Web3 menjadi wujud iterasi terbaru dari penggunaan internet yang menjanjikan—sebuah dunia di mana pengguna dapat menjadi kreator dan pemilik secara bersamaan. Namun, di antara lima miliar pengguna internet di dunia, hanya sekitar 400 juta orang yang merupakan pengguna kripto, dengan proyeksi miliaran lainnya akan online dalam beberapa tahun ke depan. Karena SerMorpheus melayani Indonesia, apa yang mereka bangun juga merupakan kunci untuk internet yang benar-benar inklusif, di luar Indonesia,” ungkap Managing Partner 500 Global Khailee Ng.

Tentang SerMorpheus

SerMorpheus didirikan oleh Kenneth Tali dan Budi Sukmana. Keduanya sudah cukup aktif di industri blockchain dan aset kripto sejak 2016; serta terlibat sebagai anggota pendiri dan pejabat Jaringan Blockchain Indonesia. Sebelumnya, Kenneth juga pernah mendirikan platform crowdfunding Likuid, yang telah rebranding menjadi ekuid. Saat ini ia menempati posisi komisaris di perusahaan.

Timnya menyadari bahwa ada permintaan cukup besar dari brand dan kreator untuk NFT dan aset digital lainnya, agar bisa terlibat langsung dengan pengguna dan basis penggemar mereka. Selain itu ada kebutuhan akan mitra lokal yang tidak hanya memahami aspek teknis web3, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam terkait preferensi dan kebiasaan konsumen Indonesia.

Salah satu proposisi nilai yang ditawarkan SerMorpheus adalah menghilangkan gesekan onboarding dengan menghubungkan kreator langsung dengan pasar NFT global atas nama mereka sendiri, serta memungkinkan transaksi dilakukan dalam Rupiah (IDR) hanya dengan alamat email dan nomor telepon. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan proses dalam memasuki ekonomi digital baru.

Perusahaan membangun permintaan yang kuat oleh brand untuk terlibat dengan pemirsa Indonesia, SerMorpheus akan mempercepat upaya untuk memasukkan lebih banyak merek ke dalam ekonomi digital baru, termasuk NFT yang menyertai pembelian tiket film, kehadiran acara, dan kampanye aktivasi online-ke-offline lainnya.

SerMorpheus debut dengan proyek penjualan tiket Jazz Goes to Campus (JGTC) bekerja sama dengan Tokocrypto. Dengan tiket berbasis NFT, pengguna bisa menikmati pengalaman yang meneluruh mulai dari sebelum, selama, hingga setelah acara berakhir. Tiket tersebut juga dapat diperdagangkan dengan transparan di pasar sekunder, yang memungkinkan promotor untuk tetap mendapatkan royalti.

Selain itu, beberapa klien yang sudah mempercayai SerMorpheus untuk mengembangkan dan mendistribusikan NFT yang disesuaikan seperti Indonesia Comic Con, klub sepak bola profesional PERSITA Tangerang, festival musik Jogjarockarta, aktris dan penyanyi Indonesia Prilly Latuconsina, serta film yang diproduksi Visinema Pictures Mencuri Raden Saleh.

Rencana ke depan

Saat ini, perusahaan tengah mengembangkan platform untuk kreator, termasuk penciptaan NFT mandiri, yang memungkinkan pengguna untuk mencetak dan mengeluarkan NFT dengan ringkas tanpa memerlukan pengetahuan teknis. SerMorpheus juga berencana menyediakan fitur analisis untuk membantu kreator konten melacak koleksi dan basis pengguna mereka.

Disinggung mengenai proses kurasi, Kenneth menjelaskan dalam wawancara terpisah dengan DailySocial.id bahwa tidak ada kriteria spesifik untuk kreator atau IP yang ingin meluncurkan NFT-nya. Namun, timnya menyaring secara kualitatif dan sangat selektif. “Harus benar-benar serius dan memiliki value,” tegasnya.

Olivier Raussin, Co-founder & Managing Partner Febe Ventures mengungkapkan, “Teknologi blockchain menciptakan cara baru bagi kreator dan brand untuk berinteraksi langsung dengan penggemar dan konsumen mereka, termasuk kasus di dunia nyata seperti menghargai loyalitas pelanggan. SerMorpheus adalah pilihan mitra teknis untuk bisnis Indonesia yang ingin mendorong keterlibatan dalam ekonomi digital baru.”

Di tengah maraknya kiprah NFT di Indonesia, terdapat beberapa platform yang menawarkan layanan serupa. Salah satunya adalah Bolafy yang fokus menawarkan koleksi digital resmi dari kolaborasinya dengan partner di bidang sepak bola lokal. Selain itu juga ada platform marketplace NFT seperti Kolektibel, Artpedia serta Tokomall milik Tokocrypto.

Application Information Will Show Up Here

Mapan Announces 223 Billion Rupiah Series A Funding Led by Patamar Capital and Astra Digital

Mapan announced a series A funding worth $15 million or around 223 billion Rupiah. This round was led by Patamar Capital and PT Astra Digital Internasional, with the participation of BRI Ventures, SMDV, Blibli, Prasetia Dwidharma, Flourish Ventures, and 500 Global.

Previously, Mapan’s majority stake (45.53%) was acquired by Gojek through its subsidiary PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay). At that time, Mapan was involved in GoPayLater initiative, a BNPL service that becomes main feature in the Gojek and Tokopedia ecosystems.

Founded in 2009 by Aldi Haryopratomo, Mapan (PT Ruma) has reached more than 3 million users in Java, Bali, Sumatra, Nusa Tenggara, and Sulawesi. Its core service is digitizing the ‘arisan’ concept that community groups are familiar with, then inserting financial services into it.

The fresh funds will be used to further develop digital arisan services through expanding product range and partnering with the best suppliers; targeting to expand Mapan coverage accessible to 10 million Indonesian families by 2026.

Mapan’s mission is to improve the life quality of  the Indonesian people by removing barriers to financial access for all levels of society. The lower-middle economic group can take advantage of Arisan Mapan’s products to increase household purchasing power for items such as kitchen utensils, electronics, and furniture.

In addition, they now also provide other products and services such as Mapan Pulsa (a bill payment application) and Mapan Mart (a consumer goods resale platform).

“We are interested in the approach that Mapan uses to strengthen women’s empowerment in their community. The concept of social gathering has long been a part of Indonesian culture and with digitalization, Mapan has succeeded in bringing scalability to this long-standing cultural practice,” Dondi Hananto, Partner at Patamar Capital said.

Future plans

According to a trusted source, this funding will also help Mapan become a more independent company under the GoTo Group — therefore, it is on par with other digital subsidiaries such as GoPlay and others.

In terms of leadership, Mapan recently appointed Ardelia Apti as the CEO, replacing Hendra Tjanaka. She has experience in fintech and deep tech. For 5 years, Ardelia has held various positions at Gojek and helped build Swadaya, a benefit program for Gojek driver-partners that helps them save on their daily expenses.

In addition, Ardelia also heads GoPay’s Offline Payment business, encouraging the use of QR payments for consumers, businesses, and SMEs. Previously, Ardelia worked as Country Director at Element, Inc., and consultant at McKinsey & Company.

Founder & Commissioner of Mapan, Aldi Haryopratomo said, “This funding round supported by strong Indonesian and global investors makes us even more excited to embark on Mapan’s new phase that is about to begin. This is a support for Ardelia’s vision of building a women’s community and ensuring Indonesian families become financially independent.”

Meanwhile, Ardelia added, “In Indonesia, women play an important role in managing family finances, including managing arisan as a form of savings and financial management that has been known for a long time in Indonesian culture. We are proud that Arisan Mapan products can empower women to be able to help increase purchasing power and improve the quality of life in their communities. We are committed to working with them so that we can continue to develop financial solutions broadly.”

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Mapan Ruma Arisan

Mapan Umumkan Pendanaan Seri A 223 Miliar Rupiah Dipimpin Patamar Capital dan Astra Digital

Mapan mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $15 juta atau setara 223 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin Patamar Capital dan PT Astra Digital Internasional, dengan partisipasi BRI Ventures, SMDV, Blibli, Prasetia Dwidharma, Flourish Ventures, dan 500 Global.

Sebelumnya saham mayoritas Mapan (sebanyak 45,53%) telah diakuisisi oleh Gojek lewat anak perusahaannya PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay). Kala itu Mapan dilibatkan dalam menginisiasi GoPayLater, layanan BNPL yang kini menjadi andalan di ekosistem Gojek dan Tokopedia.

Didirikan sejak tahun 2009 oleh Aldi Haryopratomo, Mapan (PT Ruma) telah menjangkau lebih dari 3 juta pengguna di area Jawa, Bali, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Layanan utama mereka mendigitalkan konsep arisan yang sudah familiar dilakukan kelompok masyarakat, kemudian di dalamnya disisipkan layanan finansial.

Dana segar akan digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut layanan arisan digital melalui perluasan jangkauan produk dan bermitra dengan pemasok terbaik; dengan target membuat layanan Mapan dapat diakses oleh 10 juta keluarga Indonesia di tahun 2026.

Mapan juga memiliki misi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menghilangkan hambatan pada akses finansial bagi seluruh lapisan masyarakat. Kelompok ekonomi menengah ke bawah dapat memanfaatkan produk Arisan Mapan untuk meningkatkan daya beli rumah tangga untuk barang-barang seperti peralatan dapur, elektronik, dan furnitur.

Selain itu, mereka kini juga menyediakan produk dan layanan lain seperti Mapan Pulsa (aplikasi pembayaran tagihan) dan Mapan Mart (platform resale barang-barang konsumen).

“Kami tertarik dengan pendekatan yang Mapan gunakan untuk memperkuat pemberdayaan perempuan di komunitasnya. Konsep arisan sudah lama menjadi budaya Indonesia dan dengan digitalisasi, Mapan berhasil membawa skalabilitas terhadap praktik budaya yang sudah lama ini,” ucap Dondi Hananto selaku Partner di Patamar Capital.

Rencana selanjutnya

Menurut pemaparan sumber terpercaya, pendanaan ini juga akan turut membawa Mapan menjadi perusahaan yang lebih mandiri di bawah GoTo Group — sehingga setara anak usaha digital lain seperti GoPlay dan lainnya.

Di sisi kepemimpinan, belum lama ini Mapan mengumumkan penunjukan Ardelia Apti sebagai CEO, menggantikan Hendra Tjanaka. Ia memiliki pengalaman panjang di bidang fintech dan deep tech. Selama 5 tahun, Ardelia memegang berbagai posisi di Gojek dan turut membangun Swadaya, yakni program benefit untuk mitra pengemudi Gojek yang membantu mereka menghemat pengeluaran sehari-hari.

Selain itu, Ardelia juga mengepalai bagian bisnis Offline Payment GoPay, mendorong penggunaan pembayaran melalui QR bagi konsumen, bisnis dan juga UKM. Sebelumnya, Ardelia bekerja sebagai Country Director di Element, Inc. dan konsultan di McKinsey & Company.

Founder & Komisaris Mapan Aldi Haryopratomo mengatakan, “Putaran pendanaan yang didukung oleh investor Indonesia dan global yang kuat membuat kami semakin bersemangat untuk memulai fase baru Mapan yang akan dimulai. Ini merupakan dukungan untuk visi Ardelia dalam membangun komunitas perempuan dan memastikan keluarga Indonesia menjadi mandiri secara finansial.”

Sementara itu Ardelia menambahkan, “Di Indonesia, perempuan berperan penting dalam mengelola keuangan keluarga termasuk mengelola arisan sebagai salah satu bentuk tabungan dan pengelolaan keuangan yang sudah dikenal lama di budaya masyarakat Indonesia. Kami bangga bahwa produk Arisan Mapan dapat memberdayakan para perempuan untuk dapat membantu meningkatkan daya beli dan meningkatkan kualitas hidup di komunitas mereka. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mereka agar kami dapat terus mengembangkan solusi-solusi keuangan secara luas.”

Application Information Will Show Up Here